Kang Seulgi menghela napas, memandangi jam yang masih menunjukan pukul empat. Mengapa waktu terasa begitu lambat ketika ia menantikan jam pulang kantor.
"Seulgi saya tunggu laporan keuangan untuk bulan Maret sekarang," Yunho –sang manajer keuangan, mengatakannya tanpa basa basi dan kembali berlalu ke ruangannya.
Seulgi mengumpat dalam hati, kenapa Yunho harus meminta hasil pekerjaannya di detik terakhir sebelum jam pulang tiba. Ia kembali menyalakan komputer di mejanya yang sudah dimatikan sejak sepuluh menit sebelumnya.
"Ini pak laporan keuangan untuk bulan Maret, saya lampirkan juga rencana anggaran di bulan yang sama sebagai perbandingan," Seulgi meletakan dokumen di meja Yunho.
"Oke, kamu boleh duduk," ucap Yunho yang kemudian membulak-balik dokumen yang tadi diberikan Seulgi.
Setelah beberapa saat Yunho mengalihkan pandangannya pada anak buah dihadapannya, "Laba kita bulan ini meningkat sekitar 5% dibandingkan bulan Februari walaupun masih meleset 0,5% dari perencanaan." ingin rasanya Seulgi mengutuki bosnya itu yang begitu gila kerja dan memiliki ambisi besar pada targetnya.
"Oh iya bos, akan saya bicarakan dengan tim," Seulgi melirik jam di dinding yang kini sudah menunjukan pukul setengah lima –waktunya pulang, "Besok," tambahnya.
"Oke, apa kamu ada rencana untuk malam ini Seul?"
"Tidak Pak, memangnya kenapa?"
"Gak perlu manggil saya Bapak, sekarang sudah jam pulang kantor jadi panggil Yunho saja." Yunho memang sering menyuruh seluruh anak buah dan rekan kerjanya untuk memanggil nama belakangnya di luar jam kerja, kecuali pada acara kantor.
"Tapi karena kita masih ada di lingkungan kantor dan membicarakan urusan kerja alangkah baiknya saya masih memanggil Anda bapak," ucap Seulgi sambil tersenyum sopan.
Padahal ia sangat kesal.
Yunho hanya tertawa, "Memang beruntung saya ini punya anak buah yang profesional dan dapat diandalkan seperti kamu. Untung saya tolak berkali-kali surat pengunduran diri yang kamu kirim."
Kalimat tersebut membuat Seulgi kesal. Jika saja Seulgi sudah kehilangan akal sehatnya, saat ini ia sudah berdiri dan berteriak-teriak pada atasannya yang gila kerja ini.
Sayangnya ia tidak cukup hilang akal untuk melakukan itu.
"Kamu mau menemani saya makan malam dengan Changmin, tidak?" lanjut Yunho. Changmin merupakan sabahat Yunho yang juga merupakan Manajer Operasional di perusahaan tersebut.
Seulgi mengerahkan sisa tenaga terakhirnya untuk tersenyum, ia sungguh-sungguh ingin pulang, "Tidak Pak, saya ingin segera pulang dan tidur".
-
Bekerja di bidang yang kita cintai tentu impian bagi nyaris setiap orang. Banyak orang yang memberikan usaha mati matian untuk menggapai hal tersebut. Seulgi selalu berharap menjadi salah satu diantaranya.
KAMU SEDANG MEMBACA
vintage • seulgi
Fanfiction"Gue sama dia udah putus bertahun-tahun yang lalu." "Kita gak ada apa-apa lagi, kecuali cuma kenangan." "Eh gak ada kita. Maksudnya gue sama dia." "Tapi gila....kenapa dulu gue bisa putus sama dia ya?"