"Ini kan...." Ucap seorang pria berambut hitam acak - acakan sambil melihat sekelilingnya nya yang merupakan hutan belantara. Kedua pupil matanya yang berwarna merah cerah layaknya darah segar itu melihat lurus kedepan, melihat sesosok gadis berambut perak panjang yang sedang berlari dengan Rapier ditangan kanannya menuju sekelompok orang berjubah putih.
"Hentikan!!!!!" Pria tersebut hanya dapat berteriak saat melihat gadis itu langsung di tusuk oleh salah seorang pria dari kelompok tersebut menggunakan pedang. Perlahan darah di muntahkan dari mulut mungil gadis itu yang kemudian berbalik sambil tersenyum.
"Tetaplah hidup...." Dan gadis itu langsung terjatuh ketanah dengan sebuah pedang yang masih menancap di dadanya.
Pria yang dari tadi melihat hanya dapat terdiam sambil mengeluarkan air matanya. Kedua lututnya terasa lemas dan kini dia hanya dapat bertekuk lutut dihadapan kelompok berjubah putih itu. Ucapan sang gadis yang menyuruhnya tetap hidup masih terngiang - ngiang di kepalanya.
Dalam sekejap mata, pemandangan di depannya berubah menjadi hitam layaknya malam tanpa bulan, perlahan sebuah cahaya muncul dan memperlihatkan hal lain.
Sebuah kawah besar dengan diameter sekitar 500 meter yang disana terlihat hamparan ribuan mayat yang mati dalam keadaan tercerai berai, ribuan wajah yang nyaris tak di kenali, dan seorang pria berambut putih yang berdiri tepat ditengah tumpukan mayat tersebut.
Perlahan pria berambut putih itu berbalik menatap kearah pria berambut hitam sambil menunjukkan seringai yang lebar. Kedua tangan beserta wajahnya nampak merah terselimuti darah. Kemudian perlahan dia membuka mulutnya.
"Ini semua salahmu"
~~~
"HAH!!!" Di saat mendengar ucapan pria berambut putih tadi, pria berambut hitam itu kini nampak duduk diatas kasur dengan balutan selimut yang masih menutupi kakinya. Keringat dingin mengucur deras dari dahi pria tersebut yang kemudian langsung menoleh kearah jendela dan melihat mentari yang sudah memunculkan wujudnya dari ufuk timur dan mencoba menerobos jendela kamarnya dengan cahayanya yang hangat.
"Apa - apaan mimpi itu..." Batin pria bermata merah itu sambil mengacak - ngacak rambut hitamnya menggunakan kedua tangannya.
Namun perlahan dia berhenti dan nampak menatap sosok seorang pria berambut pirang yang terlihat berumur sekitar 30 tahun sedang duduk diatas kursi dekat kasurnya sambil tersenyum dan meneguk secangkir teh hangat yang ada ditangan kanannya.
"Sudah sadar?" Pria berambut pirang itu hanya tersenyum dan kemudian meletakkan cangkir teh nya di atas meja yang ada di dekat kasur. Perlahan dia menyisir rambutnya yang agak panjang tersebut hingga telinga runcing nya terlihat. Pria tersebut adalah seorang ras Elf.
"Sedang apa kau disini, Rodwell-san?" Pria berambut hitam itu hanya menyahut pertanyaan Elf yang dia panggil Rodwell tersebut dengan sebuah pertanyaan. Dan perlahan dia membenarkan posisi duduknya hingga kini dia berhadapan dengan pemuda ras Elf tersebut.
"Baiklah. Tanpa basa basi, Yoshida Takeru. Apa kau mau menjadi guru di akademi sihir ku?" Sesuai ucapannya, tanpa basa basi Rodwell langsung memberitahukan niatnya pada pria dihadapannya yang dia panggil dengan nama Yoshida Takeru. Yaitu menjadikan dia sebagai seorang guru di akademi sihir yang dia kelola.
"Kau bercanda kan? Aku tak ingin melakukannya" Dengan sigap Takeru menolak permintaan Elf tersebut dan turun dari kasurnya, kemudian dia berjalan menuju pintu keluar kamarnya.
"Kau yakin akan menolaknya? Aku bisa memberikan informasi tentang 'Dia' jika kau mau bekerja sama" Ucap Rodwell dengan menekan kata 'Dia'. Hal tersebut sukses membuat langkah Takeru terhenti tepat saat dia mau membuka pintu kamarnya, dan dia pun perlahan berbalik dengan tatapan dingin.
"Kau tak berbohong kan?" Takeru kemudian perlahan berjalan dan duduk kembali diatas kasurnya. Tatapannya masih nampak dingin, tersirat kebencian yang mendalam saat mendengar ucapan Rodwell barusan sehingga membuatnya berubah pikiran.
Perlahan sebuah senyuman terukir diwajah Rodwell. Bukan sebuah senyuman senang yang dia tunjukkan. Melainkan sebuah senyuman dengan sejuta arti dan maksud tertentu dibaliknya.
"Kau hanya perlu menandatangani surat kontrak ini" Ucap Rodwell sambil mengeluarkan selembar kertas berwarna putih dari sakunya beserta dengan pena dan menyerahkan nya pada Takeru.
Tanpa pikir panjang, Takeru langsung mengambil kertas tersebut beserta penanya dan menandatangani kontrak tersebut.
"Baiklah! Dengan ini kau resmi menjadi pengajar di akademi sihir ku mulai besok. Selamat datang pada Yoshida Takeru, pengajar Kelas F di akademi Asgard!" Dengan cepat Rodwell berdiri dan mengambil kertas beserta pena tersebut dari tangan Takeru sambil tersenyum. Dan saat itu juga Elf tersebut lenyap layaknya sebuah fatamorgana dari hadapan Takeru yang masih duduk diam diatas kasurnya sambil mengepalkan kedua tangannya.
"Apapun akan ku lakukan... Jika itu demi mendapat informasi untuk menghabisi 'Dia' " Kemudian Takeru segera berdiri dan membuka laci meja yang ada di dekat kasurnya tersebut. Perlahan dia mengulurkan tangannya dan mengambil kalung Dog Tag dari sana, dan nampak jelas terukir angka 1604 di kalung tersebut.
"Nampaknya, hari damai ku akan berakhir hari ini"
=================================

KAMU SEDANG MEMBACA
My Teacher Is An Assassin
Teen FictionStory by : TakeSensei Cover by : NakuNakuNaku Bercerita tentang seorang pemuda bernama Yoshida Takeru. Suatu hari, dia datangi oleh seseorang yang memintanya untuk menjadi pengajar di akademi sihir miliknya. Dan dimulai lah cerita dimana seorang ma...