A Brand New Day

11 3 16
                                    

7th January 2019

Libur natal dan tahun baru telah usai. Kini semua orang kembali ke kegiatan rutinitas mereka.

Aera telah bersiap - siap dengan seragam sekolahnya. Kemudian turun ke lantai bawah untuk ikut sarapan bersama kedua orang tua nya.

"Aera-ya ayah akan segera berangkat jadi cepat habiskan sarapanmu."

Aera menelan makanannya sebelum menjawab pertanyaan sang ayah. "Ayah duluan saja, Renjun menjempuku hari ini. Eumm... mungkin di hari - hari selanjutnya juga."

"Dasar anak muda jaman sekarang. Ya sudah ayah berangkat dulu, kau belajarlah yang rajin sayang." Tn. Park mengusap rambut Aera dan berpamitan kepada istrinya.

"Kau cepat habiskan sarapanmu, sepertinya Renjun akan segera datang."

Memang benar. Tak lama bel rumah berbunyi, bibi Choi membukakan pintu untuknya dan Renjun tersenyum memberi salam kemudian menunggu Aera di ruang tamu setelah di persilahkan duduk.

Tak lama setelah Aera menyelesaikan sarapannya dia menemui Renjun yang kini terlihat lebih tampan dari biasannya. Tatanan rambutnya pun kini sedikit berubah. Yang biasanya menutupi dahi kini sedikit memerlihatkan dahinya. Yang tentu saja membuat Aera tidak bisa menahan senyumnya.

Aera menghela napas kemudian mengajak Renjun untuk segera berangkat.

"Ayo berangkat." Renjun mengangguk.

Keduanya berangkat setelah berpamitan dengan Ny. Park.

Sesampainya disekolah mereka harus berpisah karena kelas mereka berbeda.

Renjun mengusak rambut Aera. "Kau belajar yang rajin."

Aera mengangguk dan tersenyum. "Kau juga."

Kemudian Aera memasuki kelasnya begitu juga dengan Renjun.

Hal pertama yang Aera dapati ketika telah sampai di tempat duduknya adalah menemukan Hyori yang sedng tersenyum - senyum sendiri sambil memandang ponselnya. Aera tau Hyori pasti tengah saling mengirim pesan dengan Jeno kekasihnya.

'Untung saja kelas mereka terpisah. Jika tidak, mereka pasti akan berpacaran sepanjang pelajaran berlangsung.'

Aera menatap Hyori datar dan menggelengkan kepalanya pelan melihat kelakuan sahabatnya itu.

Menyadari dirinya diperhatikan, Hyori menoleh dan mendapati Aera yang masih berdiri di samping tempat duduknya dan menatapnya.

"Kenapa kau menatapku seperti itu?"

Aera duduk di bangkunya. "Tak apa kau ini, untung saja kelas kalian terpisah. Jika tidak, aku yakin kau pasti akan sering di panggil oleh guru karena sepanjang jam pelajaran kalian hanya sibuk menghabiskan waktu untuk berpacaran."

Hyori memutar bola matanya malas menanggapi perkataan panjang lebar Aera.

"Kau juga pasti akan mengalaminya. Jadi jangan salahkan diriku jika nanti Renjun mengirim mu pesan dan kau membacanya sambil tersenyum."

Tak lama ponsel Aera berbunyi menandakan pesan masuk. Kemudian Aera membuka nya.

NJUN♡

Belajar yang rajin
konsentrasi jika gurumu menerangkan
06.45

Tentu
Kau juga belajarlah dengan serius
06.45

Tapi aku tidak bisa serius dengan pelajaran
06.46

Kenapa?
06.46

Karna aku terlalu serius memikirkan mu jadi aku tidak bisa serius dengan pelajaran
Aku tidak ingin menduakan mu dengan pelajaran - pelajaran membosankan itu.
06.47

Masih pagi jangan gombal
06.47

Kenapa? Kau tidak menyukainya?
Aku hanya berkata apa adanya
06.48

Bukan seperti itu
Ah sudahlah sebentar lagi bel berbunyi
Jangan bermain ponsel terus
06.49

Masih ada 10 menit lagi sayang
06.49

Ya sudah terserah mu saja
06.50

Kembali ke topik semula. Kini Hyori menatap Aera dengan tatapan seolah - olah berkata, 'sekarang siapa yang tersenyum - senyum tidak jelas sendiri di depan ponsel.'

Kemudian memutar bola matanya malas dan kembali sibuk dengan ponselnya.

.

.

.

Setelah sekolah berakhir, Renjun tidak langsung mengantar Aera pulang. Mereka mampir ke sebuah mall untuk sekedar jalan - jalan dan makan siang.

Setelah memesan makanan dan minuman, mereka mencari tempat yang kosong. Kemudian menikmati makan siang mereka.

"Bagaimana pelajaranmu?" Renjun memulai pembicaraan memecah keheningan diantara mereka.

"Lumayan. Bagaimana denganmu?"

"Song saem memberikan banyak tugas hari ini, dan Kim saem tiba - tiba mengadakan ulangan harian mendadak. Jadi aku seharian berada di kelas."

"Pantas saja aku tidak melihatmu di kantin dan keluar dari kelas." Renjun memang tidak kelua kelas selama di sekolah. Mungkin keluar kelas hanya unuk pergi ke kama kecil kemudian kembali lagi ke kelasnya.

Maka dari itu untuk mengisi kekosongan perutnya dia memutuskan mengajak Aera untuk makan siang bersama.

"Maafkan aku."

"Tidak apa - apa."

Renjun tersenyum begiu juga dengan Aera. Kemudian Renjun menatap Aera yang sedang menghabiskan makanannya.

"Kau tidak berniat memberikan ciuman mu hari ini?" Renjun menaikan sebelah alisnya dan tersenyum jahil.

"Yak! Kau ini, sekarang kita berada di tempat umum. Kau tak malu dilihat oleh orang?" Protes Aera.

"Jadi kalau hanya kita berdua kau mau memberikannya?"

"Tentu tidak."

"Kenapa?"

"Kau ini banyak-"

Renjun memajukan badannya dan mengecup bibir Aera singkat sebelum kekasihnya yang bawel itu kembali protes.

Aera tentu saja terkejut dan pipinya merona menandakan dia tersipu malu sekarang karena perlakuan tiba - tiba Renjun padanya.

"Sudahlah Nona Park cepat habiskan makan siang mu dan kita pergi ke play zone setelah ini."

Aera hanya mengguk lalu menghabiskan makan siangnya.

Setelah makan siang, seperti apa yang dikatakan oleh Renjun. Mereka menghabiskan waktu sore mereka di tempat bermain. Keduanya tampak ceria bermain bersama dan hingga waktu menjukan pukul 16.30 Renjun segera mengantar Aera pulang. Tak lupa Aera berterima kasih kepada Renjun untuk hari ini dan juga boneka panda yang mereka dapatkan di mesin japit boneka.

"Terima kasih untuk hari ini. Aku berharap kau akan seterusnya begini dan tidak akan pernah berubah baik sifat maupun perasaanmu padaku. Karena aku mencintaimu Huang Renjun. Dan itu akan terus terjadi selamanya."

-Park Aera

For You  •Huang RenjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang