Dian melanjutkan sahutan dari Sonya lewat telepon yang dari tadi terus mengoceh dan ingin membalaskan dendam kepada Jane.
"Gue gak bisa mikir ke arah otal lu lagi Ian, kenapa lu bisa terus memihak si Jane padahal lu tahu sendiri kan apa yang sudah dia perbuat sampai saat ini? apa lu di ancam? atau mungkin di iming-imingi?" tanya Sonya yang terus mendesak Dian agar membantu nya membalaskan dendam terhadap Jane.
"Udah ya Son, gue ga mau denger ucapan lu lagi, terserah lu mau ngelakuin apapun itu hak lu yang terpenting sekarang gue mau merubah sikap Jane dan men-support nya, BYEE!" mengakhiri telepon dari Sonya.
*Sonya*
Andai semua sama seperti dulu hidup gue pasti jauh lebih tenang, cinta pertama ku, Justin, kenapa dia yang menjadi target si Jane, why? bukan nya ini cinta bertepuk sebelah tangan? atau cinta yang ditikung teman? gue bukan mau memisahkan kalian, tapi memang sejak awal kalian bukan lah siapa-siapa. Hubungan yang dibina dengan keterpaksaan tak mungkin menjadi kenyataan, gue bakal balas semua perbuatan lu Jane, tunggu aja siapa yang bakal menang di adegan ini, cerita lu atau cerita punya ku.
"Melihat mu sekarang dalam keadaab terpuruk menjadi kesempatan emas buat gue untuk menambah keterpurukan itu sedikit lebih sakit lagi"
*
Sonya pergi ke rumah Jane dan menggedor-gedor pintu rumah nya dengan keras.
"Dok..dok..dok..Jane!" suara gebrakan pintu
"Siapa disana? kenapa sangat keras mengetuk nya?"
(Jangan-jangan maling) pikir Jane, memutar arah dari pintu menuju jendela dan mengintip siapa di depan rumah nya."Keluar lu, gue punya kejutan buat lu"
"Nggak gue tahu itu lu Son, lu pasti mau nyakitin gue kan? jangan macem-macem, atau gue panggil polisi nih" balas Jane dengan panik pergi ke dapur lalu membawa pisau tajam.
"Kalo lu ga buka pintu nya, gue bakalan dobrak nih pintu"
"Dobrak aja kalo kuat, gue ga takut"
"BRUAKkk" Pintu Jane terbuka
"Haa.. Son lu mau apa sih, jauhin gue, plis jangan aneh-aneh disini!" jawab Jane dengan sangat khawatir dan ketakutan.
"Hahaha.. Sini lu Jane, hidup lu bakal singkat dari cerita yang lu buat, gue bakal mengganti tokoh utama dalam cerita ini, so gue bakal bunuh lu sekarang juga! Hyaatt.." Sonya mengeluarkan pistol dari dalam kantung celana nya lalu menembakkan tepat ke arah Jane.
"Tungguuuu Sonnnn JANGANNN"
"DOORRRR!!..." suara lesatan peluru pistol Sonya mengenai dada Jane dan langsung berlumuran darah.
"Arghh,,So..sonn, saki..kit,argh" rintihan suara Jane dengan nafas berdenyut cepat tak beraturan
"Di dunia ini tak ada yang abadi, begitu pula dengan cerita yang kau miliki, disini tepat di rumah ini, aku mengganti seluruh alur cerita dari awal, kau akan tenang disana dan sambil ku lanjut bagian ini, semoga kau senang dengan Ending cerita mu"
Sonya mengusap pipi Jane dengan darah yang berada di dada nya tadi."Maaf.." kata terakhir yang terucap di mulut Jane sebelum ia menghembuskan nafas terakhir nya.
"Semua sudah berakhir, ini menjadi titik balik dari sebuah karma, kini alur nya akan sedikit berubah. Namun tokoh pendamping nya tetaplah sama, pangeran Justin"
Kata Sonya yang sedang memandang ke arah langit gelap.*
Justin tiba di rumah asal nya, ia mengambil hp lalu mencoba menelepon nomor Jane, sempat bimbang, ia sesegera mungkin ingin menelepon untuk terakhir kali nya, berharap Jane dapat berubah karena nya. Tapi Justin belum tahu bahwa seseorang yang masih ia harapkan itu sudah tiada tuk selamanya.
"Tut...tut..tut.." bunyi dering telpon Justin.
"Jane angkat dong, gue gamau gara-gara gue pergi ninggalin lu, dan membuat lu tambah sedih" ungkap Justin yang terus menekan nomor telepon Jane.
"Tut..tut..-----menghubungkan-----, Halo Jane kamu dimana sekarang? sudah makan belum? aku minta maaf atas perbuatan ku yang meninggalkan mu begitu saja kemarin, aku ingin kamu berubah Jane"
"Hai, kamu ga perlu minta maaf, kita bakal lanjutin hubungan ini, dia sudah meninggal, dan kini dia sudah berubah menjadi diriku, ku harap kita tetap bisa bertemu, Justin I Love You So Much" seketika telepon nya ditutup.
Justin bingung dengan perkataan Jane, beberapa kali menggunakan kata 'dia' yang membuat otak Justin berpikir dua kali lebih cepat, kata ambigu yang memilih Justin untuk pergi menghampiri Jane langsung ke rumah nya dan mencari tahu apa yang sebenar nya sudah terjadi.
Ditengah perjalanannya, entah kenapa ia terus terpikir dan kebingungan dengan kata-kata Jane di telepon tadi, membuat nya tak fokus saat mengendarai mobil nya.
Justin hilang kendali dan membanting stir nya kemudian mobil nya terperosok jatuh ke jurang."Aaa,,Jane, maaf kan aku" Justin berteriak dengan kencang sambil jatuh ke dalam jurang bersama mobil nya.
Bersambung nih teman-teman. Pantengin terus cerita WP ku ya:)
oh ya kemungkinan beberapa hari lagi aku bakalan UP cerita terbaru lo, hmm gimana adegan cerita episode ini? menarik?meneganggakan? atau menyedihkan lagi?:(
Stay tune...!
KAMU SEDANG MEMBACA
Love U Forever ✓
Romance[Selesai] Seperti halnya cinta jaman sekarang, mereka merajut kasih guna menjalin hubungan lebih lanjut. Rintangan kehidupan telah mereka arungi, hingga sekarang tiba di titik akhir sebuah penantian. - Akankah cinta mereka abadi? Atau mungkin malah...