lockdown [bae joohyun-song minho]

97 11 3
                                    





:: cast ::




mino [winner]
&
irene [red velvet]




:::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::


Bulan ini merupakan masa yang cukup berat bagi para mahasiswa tingkat akhir. Bagaimana tidak, wabah penyakit mendunia berupa virus yang begitu cepat menular dari insan ke insan lain itu membuat hampir beberapa negara menerapkan sistem lockdown untuk daerah-daerah tertentu sehingga siswa maupun mahasiswa diwajibkan Work from Home atau belajar secara online-entah itu di rumah maupun indekos yang kira-kira aman.

Bagi Irene, itu tidak masalah sebab dia memang tipikal orang yang betah di kamar. Kampung halamannya yang jauh disana pun tidak dapat disambanginya berhubungan dengan aturan pemerintah yang melarang rakyatnya untuk bepergian kemanapun. Irene terlambat dan sudah terlanjur terjebak disini.

"Rene!" suara teman satu kosnya itu tidak membuat Irene berminat untuk menyahut. Dia tetap sibuk dengan hasil karyanya; semangkuk pasta yang dia buat sendiri barusan.

"Woy!" nada dari suara itu semakin meninggi begitu dia berdiri di depan kamar cewek tersebut sambil mengintip dari jendela.

Irene yang terkejut dengan penampakan dari balik jendelanya langsung memberi lemparan toples kosong kesana-membuat cewek itu bergidik ngeri secara hanya dia satu-satunya wanita tersisa di kos campuran tersebut.

Sosok itu tertawa jahil. Berani-beraninya dia.

"Mau apa, sih?!" bentak Irene dengan mulut yang masih penuh dengan makanannya.

"Bagi hotspot," kata temannya itu. "Aku kan nggak mungkin keluar kos kalua lagi zona merah begini. Hehe."

Sambil membuka ponselnya, Irene berdecak kesal. Dia tidak suka saat tenangnya diganggu oleh manusia satu ini-yang kerjanya hampir setiap hari mengganggu saja. Apalagi dia ini adik tingkat, kalau seandainya Irene merupakan kakak tingkat berlagak preman, mana bisa cowok satu itu mengganggunya terus.

Mino, mahasiswa tingkat II sejurusannya. Cowok paling jahil terhadap semua cewek, namun sangat friendly terhadap siapa saja. Mungkin dipikiran banyak orang dia pasti sudah punya banyak 'gebetan'.

Hal itulah yang membuat Irene tidak ada minat apapun pada awalnya terhadap Mino, baik untuk berinteraksi bahkan berteman. Namun dia sadar, tidak ada yang tidak bisa Mino lakukan untuk mendapatkan hati siapa saja-bahkan untuk seseorang yang sulit didekati semacam Irene.

"Kamu tuh, cari pacar kek biar nggak gangguin orang melulu," kata Irene memecah kesunyian sore hari itu.

Mino hanya terkekeh sebentar. Dia kembali fokus pada ponselnya.

"Kalau di kelas kamu juga sering ya ngisengin orang?" lanjut Irene.

Mino hanya diam-entah pura-pura tidak dengar atau tidak mau menjawabnya. Sudah beberapa kali Irene mempertanyakan hal serupa, namun Mino tidak bereaksi apapun.

Irene memutar bola matanya begitu tahu dia diabaikan lagi karena pertanyaan itu. Maka dia juga lebih baik melanjutkan konsentrasinya pada skripsinya.

Saat itupun, diam-diam Mino meliriknya-

-kemudian dia tersenyum tersipu.

.

Kedua matanya begitu berat untuk dibuka. Seharusnya libur begini, dia tidak lagi mendengar suara alarm pagi dari ponsel tetangga yang begitu keras. Maka mau tidak mau, Mino harus bangun dari mimpinya indahnya tadi. Mimpi yang terasa nyata dan menyenangkan. Rasanya dia jadi semakin semangat untuk memulai hari ini di dalam kos saja.

Timeline [k-idols]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang