Volume 1 - Chapter 1 - Prolog

373 5 0
                                    

( kenapa aku tolak ajakannya ya.. Ah kacau..  Padahal mumpung di ajak Saori..)

Kazuya berbaring meringkuk di kasur kamarnya. Di layar ponsel di tangannya tampak tiga sosok perempuan berbusana yukata.

" Baju yukata Bagus kan.?  Kasian deh gak bisa liat.!! " begitulah tulisan caption foto itu.

Sosok yang ada di tengah itu adalah teman satu SMA sekaligus teman sejak masa SD Manabe Saori.

Karena menurutnya sangat memalukan datang ke festival kembang api bersama tiga orang wanita, ia pun terlanjur menolaknya.  Shina Kazuya ( kelas 2 SMA 16th) berbaring di kamarnya sambil mendengar suara kembang api dari kejauhan, hanya ia sendiri.

Kedua orang tuanya meninggal dunia akibat kecelakaan sewaktu ia masih kecil.
Setelah itu ia hidup dan tumbuh bersama kakeknya, lalu kakeknya pun akhirnya tahun lalu menutup usianya.

Ia tak punya saudara, dengan warisan orang tuanya dan kakeknya, ia dapat hidup dengan tenang sampai lulus kuliah tanpa bekerja.

Tanpa kerja sambilan, hanya menghabiskan hidup sempurna di rumah dan di sekolah.

Di SMA prestasinya menengah ke atas, wajahnya pun biasa saja.

" Kembang api tahun ini selesai ya..
Ya udahlah ngapain juga dipikirin..
Makan es aja ah.. "

Kazuya pun keluar dari kamarnya lalu menuruni tangga dan menuju ke dapur.

" Hari ini enaknya yang mana yah.? Kayaknya es serut gitu enak nih.. "

Begitu ia membuka kulkas dan melihat kedalam, ia tak mendapatkan satupun ice cream di dalamnya.

" Alah serius nih.? Gak ada satupun es.? Yaudahlah sekalian jalan-jalan beli es aja.. "

Ia pun bergegas menaiki tangga kembali ke kamarnya, mengambil hp dan dompetnya lalu berangkat ke minimarket.

Menatap langit, tanpa adanya awan yang menghalangi.  Sungguh pemandangan langit malam yang sangat Indah. Terlihat kepulan asap sisa kembang api yang samar-samar menutupi bintang-bintang. Karena festival kembang api telah selesai, terlihat banyak keluarga maupun kelompok tertentu berbusana yukata berjalan pulang. Mereka berbincang-bincang tentang festival kembang api di hiasi dengan senyuman.

" Ada es keluaran baru gak ya..? "

Kazuya tetap berjalan maju menuju minimarket tanpa memperdulikan kerumunan orang di sekitarnya sambil memikirkan ice cream macam apa yang akan di belinya.

Ketika hampir sampai di minimarket, tiba-tiba dari arah pintu masuk minimarket terlihat orang-orang keluar sambil berteriak.

" Kyaaa... "

" Lariiii... "

Banyak pasangan maupun keluarga berbusana yukata yang berlarian. Di belakangnya terlihat seorang pria yang keluar dari minimarket sambil mengayunkan pisau yang ada di tangannya.

" Mati lu pada..!! "

Sambil memegang pisau di tangan kanannya, ia menengok ke sekitar, mengarahkan mata merah membelalaknya ke setiap orang yang berlari kabur.

Sambil terus berteriak, pria itu mengayunkan pisaunya dan berlari menuju arah Kazuya.

" Busett beneran nih..  Lari ah.. "

Begitu berbalik memutar badannya, tampak dua orang perempuan seusia SMP saling berpegangan tangan dan lemas akibat ketakutan.

" Kalian berdua cepat lari..!! "

Kazuya berteriak ke arah dua perempuan itu yang hampir terkulai lemas, tetapi dalam keadaan segenting ini, kondisi mereka hampir tak memungkinkan bagi kedua perempuan itu untuk langsung bangun dan kabur.

" Ah lurusin niat ah.. Huh.. "

Setelah menghela nafas, Kazuya berbalik ke arah pria berpisau itu.

Memasang kuda-kuda dan mengumpulkan kekuatan, sambil menunggu kesempatan.

" Maajuuu... "

Dengan segenap kekuatannya ia mengarahkan tackle nya ke arah lutut pria berpisau itu, keduanya berguling di tanah.

" Siapa saja.. Tolong ambil pisau nih orang..!! "

Sesaat setelah ia berkata begitu, ia merasakan sensasi hangat di sekitar perutnya dan mulai menyebar ke seluruh tubuh.

" Bangsatt lu... "

Kazuya terus menghantam pukulannya ke arah pria itu, karena terus di pukuli, pria itu pun melepaskan pisaunya.

Pisau yang tak lagi di pegang pun terjatuh ke tanah. Melihat pisau itu di lepaskan, beberapa orang di sekitar mendekati dan menahan pria itu. Akibat adrenalin yang sedang meluap, rasa hangat di sekitar perutnya tak terasa. Namun jika di perhatikan, dari luka akibat tusukan itu darah terus mengalir merembes ke bajunya. 

Tanpa kekuatan dan tak bisa bangkit lagi, Kazuya pun terbaring menghadap langit. Mendongak kan kepalanya, ia dapat melihat didekatnya beberapa orang berdiri memegang hp untuk menelpon ambulans.

Beberapa orang mengambil banyak handuk dari minimarket dan berusaha untuk menahan darah yang terus mengalir dari perut Kazuya. Lalu dua orang gadis SMP yang sedari tadi terkulai lemas mendekati Kazuya.

" Kazuya nii san kan.? "

Wajah gadis yang ber make up tipis itu agak familiar.

" Ah adeknya Saori..  Manami chan yah.?  Lama gak ketemu.. "

" Iya bener aku Manami..  Makasih dah nyelamatin kita.. Coba aja kalau kazuya nii~san gak ngelindungin kita.. "

Manami mengucapkan terima kasihnya sambil berlinangan air mata. Darah yang susah payah di tekan tak kunjung berhenti mengalir.

Perlahan kesadaran Kazuya pun mulai menjauh dan terasa dingin seperti seluruh tubuh membeku.

" Tapi yah..  Untung aja kalian berdua gak apa-apa kayaknya kesadaranku mulai menipis nih.. "

" Kazuya nii san..!!  Jangan sampe merem..!! "

Manami menggoncang bahu Kazuya. Namun kondisinya makin melemas.

" Duh kayaknya agak susah nih...  "

" Kazuya nii saaannn.... "

Bersamaan dengan kata terakhirnya itu. Kazuya kehilangan kesadarannya.




BERSAMBUNG

Tensei Kizoku No Isekai BoukenrokuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang