“Aku rindu padamu..”
Seokjin tertegun-membeku tidak tahu harus berbuat apa, tubuhnya seakan menolak bergerak begitu pelukan itu semakin erat saja. Bahkan sebuah dagu mendarat di bahunya membuat dirinya merasa merinding geli begitu terpaan nafas mendarat di ceruk lehernya. Pipinya memanas seakan suhu yang mengandung AC di rungan itu sama sekali tidak berpengaruh padanya. Rasa-rasanya dirinya ingin mati terjun saja dari tempat ini dari pada merasakan pelukan yang sialnya nyaman ini diterima olehnya. Apalagi debaran jantung yang seolah berpacu tak karuan karena merasakan perasaan aneh yang tidak pernah ia rasakan selama ini.
Jeon Jungkook--bos barunya yang seenak jidatnya memeluknya erat menjadikan dirinya was-was. Takut jika bos barunya melakukan hal tak senonoh padanya bahkan sampai melupakan kata rindu yang diucapkannya barusan padanya.
“A-apa--yang kau lakukan?” Seokjin memberanikan diri bersuara dengan perasaan gugup.
Namja tampan itu tidak menjawab membuat Seokjin menoleh ke kanannya melihat bosnya malah mengecup bahunya sensual.
Tunggu--apa!?
Matanya menyipit begitu Jungkook mulai merambat mengecupi lehernya yang tidak tertutup kain, merasakan sensasi aneh kala dua belah bibir lembut itu menguasai lehernya. Seokjin berusaha melepaskan diri begitu tubuhnya mulai protes karena sentuhan asing. Melepas belenggu kedua tangan bosnya dengan sekuat tenaga, tapi anehnya semuanya sia-sia. Malahan Jungkook membalikkan tubuh Seokjin hingga berhadapan dengannya, mengangkat tubuh itu untuk ia dudukan ke atas meja.
Seokjin berontak tentu saja, tidak terima tubuhnya dilecehkan lebih jauh. Namun sialnya, Jungkook kembali mengukung dirinya dengan kedua tangan memeluk erat pinggangnya dan melebarkan kedua pahanya supaya Jungkook bisa masuk diantaranya. Dan saat itu juga, benda kenyal itu malah mendarat tepat di bibirnya cukup kasar. Membuat kedua bola matanya melebar dan jantungnya berhenti berdetak selama dua detik. Terkejut bukan main, bosnya dengan berani mencium bibirnya--mencumbu ranum yang merona merah; menghisapnya, melumatnya, menjilatnya sampai di mana lidah itu memaksa untuk bertarung di dalam rongga mulut. Dan kembali Seokjin membrontak ingin melepas diri.
Tangan nakal itu menggerayami setiap inci tubuh indah Seokjin yang terbalut pakaian formal. Membebelainya sensual membuat Seokjin merasakan hal aneh, tangannya pun di arahkan ke bagian bawah tepat kedua bongkahan milik Seokjin berada. Meremasnya sesekali jari-jarinya menusuk-nusuk area tengah.
“Ahh..”
Desahan laknat keluar dari mulut si cantik membuat si tampan malah semangat menggerayangi seluruh tubuh lawannya masih sambil mencumbu bibir candu itu--tidak peduli jika salah satu di antara mereka kehabisan nafas karena terlalu lama berciuman.
Namja tampan itu menggeram kala kaki lawannya tak sengaja mengenai bagian selatannya, matanya yang seakan gelap akan kabut nafsu menatap penuh hasrat sosok yang ia kungkung. Seokjin tentu ketakutan bukan main, tubuhnya bergetar melihatnya. Dia yakin jika bosnya ingin tubuhnya. Matanya berkaca-kaca siap melepaskan air mata, dan benar saja dirinya menangis dengan tubuh bergetar.
Jungkook, Namja tampan itu terkejut begitu tersadar akan apa yang ia lakukan barusan. Merutuki kebodohannya yang membuat Namja yang ia sayangi malah menangis karenanya. Langsung saja, tubuh bergetar itu ia peluk sambil berguman kata maaf beribu kali.
“Maaf, maaf, maafkan aku.. Aku bodoh, maafkan aku Seokjin.”
Seokjin menangis cukup kencang, kepalanya ia sandarkan ke bahu sambil memukul keras dada bidang Jungkook, “Aku takut..Kenapa kau lakukan hal itu..?”
Dan kembali Jungkook bergumam kata maaf--benar-benar merasa bersalah dan merutuki kebodohannya--sambil memeluknya dan tangan yang senantiasa mengelus surai hitam nan lembut milik Seokjin.
KAMU SEDANG MEMBACA
BLOODY BABY [KOOKJIN]
FanfictionJK si Sang Pembunuh Bayaran harus membunuh si Putra Sulung Keluarga Bangsawan Kim yang Terhormat. KOOKJIN Story 🔞!!WARNING!!🔞 !!YAOI AREA!! Adegan dewasa, dll..