Aku berada di sebuah ruang hampa ketika aku membuka kedua kelopak mataku. Gelap langsung memenuhi seluruh lingkup cangkupanku.
Aku mencari Keith dan menemukan mimpinya yang_wait a minute, kok bisa ada aku di sana?!
Kayaknya aku ga usah susah-susah masuk ke mimpi dan menanyakan pendapatnya deh, semuanya udah kejawab dari mimpinya.
Liat aja mimpinya, ngeracau soal kulitku yang lebih lembut plus mulus ketimbang Rosetta. Pantes tadi dia ngelus-ngelus Rosetta.
"Valerie, lo mulus banget, uhhh" ujar Keith di dalam mimpinya. Dan setelah itu sisanya mimpi basah.
"Dasar cowok" gumamku pelan.
Aku menarikan tarian yang membangkitkan semangat dan tak sengaja berhenti ketika melihat mimpi Nathan.
"Kapan dia tobat" aku melihat mimpinya yang tengah bermesraan dengan seorang laki-laki. Bisa dibilang dia gay. Jodohnya tetap perempuan dan itu adalah aku.
Tapi berhubungan dia jodohku, aku ga bisa melihat kronologis kami baaimana bisa jadian atau menikah, tidak seperti aku melihat kronologis cerita cinta orang lain.
Well, pada akhirnya semua juga akan terungkap. Buat apa membesarkan masalah yang tidak penting.
Sebuah masalah tidak usah terlalu dipikirkan. Memang kita harus menghadapi masalah itu dan mencari solusinya, namun kita juga harus ingat bahwa suatu masalah tidak akan selesai jika kita membawanya dengan rasa stress. Dinginkan kepala dan hadapi masalahmu dengan sukacita.
Aku menarikan tarian pengantar tidur yang membuat para bintang harapan menari dengan amat lembut, seakan ternina bobo dengan tarianku.
Aku terus menari hingga jam 05.00 pagi dan segera kembali ke dunia manusia untuk tidur sampai jam 06.00 dan kemudian kesekolah tanpa kacamata, dengan hanya memberikan jerawat dan bibir kering saja mengunakan make up serta Aku tetap mengepang kedua rambutku.Aku menuju mobil yang telah menungguku plus sopir yang akan mengantarku ke sekolah. Tentu saja aku sudah mandi dan sarapan terlebih dahulu!
Aku tertidur sampai aku berada di sekolah.
Segera aku bergegas keluar dari mobil dan menuju kelas ku.
Saat anak-anak melihat aku tidak berkacamata, semua langsung dan tetap cekikikan.
"Pakai, ga pakai tetap aja gitu wkwkwk"
Aku mendengar banyak cercaan padaku.
Aku tetap berjalan ke kelas dengan mantap dan duduk di kursi biasa tempatku duduk sembari menunggu ketiga cewek serta Nathan yang akan mengerjaiku.
"Iyuh, lihat si Valerie, dia ga pakai kacamata mentang-mentang ditolong sama Keith" tiba-tiba Cloudy meledekku.
"Mana nih buku yang sering kuambil?" Mandy memandang rendah diriku.
"Lo kira lo cakep kalo lepas kacamata? Lo masih kalah cakep dari kita bertiga!" Ujar Rosetta.
"Gemana kalo kita sirem dia pake air keran?" Usul Nathan dengan senyum usilnya.
Oke, bagian sirem pake air keran tak pernah terpikir olehku. Mungkin hari ini menjadi hari dimana indetitas ku terkuak.
Secara ajaib Rosetta sudah membawa seember air keran (syukur bukan air pel) dan langsung menguyurnya ke atas kepala serta ke mukaku.
Aku mengusap mukaku dengan kedua tanganku dan langsung saja mukaku yang bersih terlihat dan membuat anak-anak seisi kelas kaget.
Aku tak hanya tinggal diam. Aku segera menelephone satpam sekolah dan dengan sigap mereka langsung datang ke lokasi kejadian.
Keith yang kala itu melihat wajah asliku langsung melongo. Mungkin dia kaget banget setelah melihat muka asliku yang bisa dibilang cantik melebihi snow white.
"Aku sudah muak dengan keusilan kalian dan ini akan menjadi yang terakhir kalinya. Aku anak dari sekolah ini sekaligus pemilik dari PT azureyanala group" ujar ku dengan lantang.
Seisi kelas bergeming tidak percaya dengan apa yang ku katakan. Tapi semua bukti yang ku berikan membuat mereka mau tidak mau harus menerima kenyataan yang ada bahwa anak yang sering mereka bully adalah anak yang memiliki koneksi yanh tinggi juga berbahaya jika dijadikan musuh tapi sayangnya mereka sudah menjadikanku sebagai bahan bully an.
"Bagamana ini? Kita sudah terlalu sering menggangunya"
"Aduh sial, gemana nasip kita nanti?"
Berbagai desas desus terdengar di telingaku, aku hanya menatap mereka, wah sifat manusia emang gitu ya, setelah tau ada posisi seseorang yang lebih tinggi dari mereka, langsunglah mereka berubah menjadi lembek seperti bubur.
Nasi sudah menjadi bubur, apa lagi yang akan kalian perbuat.
"Valerie, maafkan kami ya? Kami seperti ini hanya bercanda kok" ujar Rosetta tiba-tiba. Itulah manusia, munafik.
"Aku hanya mengikuti Rosetta" ujar Cloudy. Matanya tampak berkaca-kaca.
"Aku juga hanya mengikuti Rosetta!" Mandy merengek, dia sudah menangis tidak karuan.
"Aku tidak menggangumu kan? Aku hanya jalan dengan ketiga perempuan ini" Nathan tampak merasa terancam, dia takut dikeluarkan dari agensi azure model, tempatnya bernaung.
"Tenang, aku tidak memiliki dendam dengan kalian" ujarku santai. "Pak, tolong ambilkan baju ganti untukku" aku menyuruh sopir pribadiku untuk mengambilkan pakaian ganti yang ada di mobilku.
Segera saja aku menganti seragamku dengan seragam yang baru, membuka kepanganku dan memakai makeup.
Tapi kali ini aku memakai makeup untuk mempercantik diri, bukan memperjelek diri.Pertama aku menggunakan cream, setelah itu fondation, lalu bedak, serta eyeshadow, dan yang terakhir sedikit lipthint supaya warnanya tidak mencolok. Di sekolah ini memang diperbolehkan mengunakan makeup, namun harus makeup yang natural.
Aku berjalan keluar kembali dengan tampilan yang lebih baik ketimbang yang sebelumnya, semua mata tertuju padaku.
Ada yang bersyukur karena tidak pernah ikut mengganguku, ada pula yang mengagumi kecantikanku, serta ada yang pucat pasi takut padaku.
"Pak, nanti jemput aku menggunakan mobil ku yang nomor 3 ya" aku berujar kembali pada supirku, dan segera saja ia kembali ke rumahku untuk menganti mobil yang tadi dibawanya. Biasanya sopirku akan menunggu sampai jam pulang.
"Ngomong-ngomong Nathan, aku model yang akan berfoto denganmu di brend baru keluargaku" ucapku dengan senyum manis. Tampak gigiku yang putih menghiasi senyuman manisku. "Semoga kita bisa bekerja sama dengan baik" ucapku lagi.
Brend baru keluargaku resmi dirancang oleh ku sendiri, secara aku pernah menjadi seorang disainer sebanyak 1000 kali di beberapa masa kehidupanku.
"I iya" jawab Nathan sambil menyambut uluran tanganku, kayaknya dia masih sedikit terkejut.
Terdengar bell berbunyi dan kami pun segera masuk ke ruang kelas kami masing-masing.
Sekarang ulangan sejarah dimulai. Karena indetitasku ketahuan(padahal aku ingin mengungkapnya sebulan lagi) aku pun mengerjakan sejarah ith dengan jawaban yang benar, aku tidak butuh berfikir keras karena aku jelas sudah hafal luar kepala semua sejarah di dunia(secara aku sudah hidup sebelum sejarah manusia mulai ditulis).
Aku bersenandung kecil saat mengerjakan ulangan sejarah dan saat mengumpulkannya kulihat ketua kelas yang mengambil kertas ulanganku tampak sedikit gugup, itu memang sudah pasti sih.
Biasanya ulangan akan segera diumumkan hasilnya hari ini juga setelah pengumpulan tugas, secara ulangannya di periksa oleh komputer.
Aku mendapat peringkat pertama dengan point nilai 100. Biasanya aku membuat nilai ulanganku paling tinggi 90 paling rendah 80, namun sekarang akan kubuat semua nilai ulanganku 100. Di sekolah ini semuanya adalah anak jenius, jadi nilai 80 masih dianggap nilai terendah bagi mereka.
Setelah berbagai pelajaran lainnya, akhirnya jam pulang berdentang. Aku berjalan ke mobil mercedes benz ku.
Aku hanya melewati orang orang yang diam-diam menatapku. Aku memasuku mobilku.
Selama di perjalanan pulang aku hanya memejamkan mataku dan menunggu sampai mobilku tiba di rumah.

KAMU SEDANG MEMBACA
sweet dream
FantasySejuta mimpi manis menanti untuk bangkit. Tarian indah terus bergulir tanpa henti seolah menjadi bagian dari mimpi-mimpi tersebut. Jadilah anak baik untuk mendapat mimpi dan bintang harapan yang sempurna jikalau tidak, itu semua akan menghilang dan...