Two

20 3 0
                                    

Aku berjalan menuju bangku kelasku dan duduk di sana. Aku mengeluarkan buku bacaanku dan mulai membaca novel tebal yang langsung memenuhi otakku.

Kisah tentang seorang putri kecil yang tersesat di hutan belantara, lumayan untuk mengisi waktu luang.

Satu, dua, tiga. Dan yak, Mandy menarik bukuku. Mendadak Rosetta
menarik kedua kepangku ke atas dan Claudy meledekiku serta Nathan yang hanya menunjuk-nunjukku sambil tertawa terbahak-bahak.

Aku hanya diam, mebiarkan mereka melakukan ini semua padaku. Aku penasaran pada mereka, apakah mereka masih seperti ini setelah tau aku yang anak pemilik dari sekolah ini? Apa Nathan juga akan ciut ketika tau tempatnya berfoto modelnya adalah milikku? Dan apakah ketiga cewek ini akan malu ketika tau aku bisa membuat nama mereka tercoreng dan segera keluar dari sekolah ini? Biasa jika ada anak yang di drop out dari sekolah elite no 1 ini, tidak akan ada sekolah elite lain yang ingin menerimanya apalagi jika mereka dikeluarkan dengan pernyataan yang amat memalukan (jika tidak ya mungkin sekolah elite lain masih mau menerima mereka?) Paling hanya sekolah lebel kecil yang ingin menerima mereka dan itu merupakan penghinaan besar untuk anak-anak di sini yang didominasi oleh kesombongan.

Kesombongan merupakan hal yang harus di buang dari setiap manusia, sebab dengan kesombongan di diri kita, kita tidak akan mau melihat keindahan yang ada, dan merasa diri sendiri adalah pusat dunia. Kita akan terjerumus ke dosa lainnya juga akibat kesombongan dan kita akan berakhir di Doom (doom merupakan tempat untuk menghukum orang yang berdosa, disiksa tepatnya).

Aku pun berhitung lagi sampai lima dan yak! Mereka pergi dengan tawa yang membuatku hanya bisa memohon supaya mereka bisa tobat dan kembali ke jalan yang baik dan tidak termakan hasutan yang jahat yang ada di dalam diri mereka.

Sebab semua orang pada dasarnya adalah orang baik, semua orang berasal dari bayi mungil tak berdosa dan aku berharap semua orang bisa menjadi lebih baik karena itulah jati diri dari setiap manusia. Setiap manusia diperlengkapi dengan perbuatan-perbuatan baik.

Aku mengamati seseorang yang tengah mendekati ku, tenang, dia temanku.

Seorang perempuan yang mengikat rambutnya model kuncir kuda dihiasi dengan kacamata dan jerawat ini mendekat dan duduk di sampingku. Namanya Luciana Samareyna.
"Maaf Valerie, aku tidak pernah berani membantumu" ucap gadis itu dengan sedih.

"Gapapa kok Lucia" aku tersenyum lembut pada gadis yang menjadi temanku itu. "Semoga mereka bisa tobat ya" aku hanya tersenyum ke arah Luciana, sontak Luciana segera memelukku.

"Maaf, sebagai teman aku tak bisa membantumu" ujar Luciana lagi padaku.

Sejujurnya Luciana anaknya akan terlihat cantik jika tidak berjerawat dan tidak memakai kacamata, dan alasan dia tidak di bully karena dia anak pendonasi utama sekolah ini.

Bel berdering dan aku harus mendengarkan pelajaran yang sudah aku dengar ribuan ratusan bahkan bermiliyaran kali dalam setiap hidupku. Hari ini kami latihan soal dan aku sengaja membuat nilai latihan soalku pas-pas an.

Aku menghela nafas panjang, soal-soal ini sangatlah mudah. Sudah ribuan kali aku membaca dan menjawab soal ini. Aku hanya bisa tersenyum saat melihat anak-anak yang berusaha mengerjakan soal ini dengan sekuat tenaga, bagiku mereka ini kelihatan cute.

Aku mengumpulkan soal tersebut pada ketua kelas yang berkeliling untuk mengambil kertas jawaban. Kulihat ia sedikit mendengus kala mengambil kertas soal itu dari tanganku. Kuyakin dia berfikir tentang betapa jeleknya nilaiku ketimbang nilainya yang bagaikan bumi dan langit.

Aku menunggu dengan sabar sampai jam istirahat berbunyi. Aku ingin segera menabrak Keith dan melaksanakan rencana yang kususun sejak kemarin malam. Buat apa aku merencanakannya dari jauh-jauh hari? Aku pasti tau resiko dari menabrak Keith. Pasti banyak fans Keith yang akan murka dan mengerjaiku, but its not a problem. Terlalu santai malah lebih membosankan! Aku tau bisa saja aku langsung berubah tanpa harus menabrak Keith, but yang kucarikan kesenangan? apa salahnya kalau begitu?

Aku berpura-pura berlari kencang ke arah seorang pemuda yang lumayan tinggi serta membawa semangkuk sop. Aku menabraknya dan akhirnya sop itu pun tumpah ke bajuku. Dan sesuai dugaan ku, Keith menolongku dan segera saja banyak anak-anak perempuan memandang tidak suka padaku dan para anak laki-laki yang cekikikan ga jelas serta menyebalkan sekali di mataku.

Aku berusaha terlihat tersipu malu penuh muslihat. "tri..trimakasih" cicitku pelan. Aku memandang ke arah kiriku dan melihat Rosetta mendekatiku. Hoho, ini menarik.

"Berani sekali kau menyentuh Keith!" Rosetta menjambak kedua kuncir rambutku dia pun juga mendorongku hingga terjerembab. Wajar sih Rosetta marah, secara Keith pacarnya. Keith memang baik, tapi ga suci-suci amat. Dia memacari Rosetta karena Rosetta terlihat seksi jika memakai bikini plus, biar bisa meluk-meluk sesuka hati sambil di elus-elus. Kalau bosan biasanya dia langsung mencampakkan dengan seribu satu cara agar image baiknya ga tercoreng (aku tau lewat mimpinya).

Sebagai hadiah dari pengabdianku selama ini untuk menjaga mimpi para manusia, aku bisa melihat benang merah yang terjalin antar umat manusia dan Keith ini memiliki jodoh yang agak gendut dan ga body goals, tapi di perjalanan kisah cinta mereka nanti, saat Keith dan jodohnya menikah, sang gadis pun akan berusaha kelihatan lebih seksi setelah Keith menceritakan tentang masa lalunya.

"cukup hentikan Rosetta, aku rasa aku yang salah karena membiarkan dia tertabrak olehku" ujar Keith, nah ini ekting kelas atasnya.

"Jelas-jelas dia yang lari gaje sampai ketabrak kamu honey" ucap Rosetta tidak suka dan Keith hanya mengelus-elus kulit Rosetta yang lembut.

"Ma..maaf aku akan pergi" aku langsung lari terbirit-birit sambil cekikikan dalam hati. Pertama aku ingin melihat mimpi Keith dan tanggapanya mengenaiku. Aku akan langsung masuk ke mimpinya dan bertanya padanya.

bel kembali berdentang menandakan sekolah telah usai setelah berbagai pelajaran yang telah kupelajari berkali-kali.

Aku menaiki mobil yang menjemputku. Aku memang segaja membeli mobil yang tidak mewah untuk mengantar jemputku ke sekolah. Aku membuka ponselku dan segera memainkan saham suatu perusahaan yang telah kubeli, untuk mengisi waktu luang.

Aku berhenti di sebuah rumah modern yang hampir setengahnya terbiuat dari kaca. Rumah ku ini adalah rumah pintar. Namun, khusus kamarku saja aku membuatnya klasic dan pink.

Aku segera menuju ke dalam kamarku dan menutup pintu. Aku segera melakukan kegiatan rutinku. Aku segera mandi dan perawatan. Walau aku bukan manusia, aku tetap layaknya manusia yang harus merawat dan menjaga tubuh.

Setelah perawatan yang memakan waktu berjam-jam, aku segera berolahraga untuk menjaga tubuhku agar tetap langsing.

Beratku sekitar 45.6 dan dengan perut rata dan kaki jejang plus tangan yang tidak bergelambir membuatku memiliki body yang ideal.

Segera setelah berolahraga aku mandi kembali dan setelah itu aku pun mengerjakan pr yang diberikan oleh guru kimia ku. Besok juga ada ulangan sejarah, tapi buat apa aku belajar? Toh semua sejarah di belahan dunia sudah kukuasai.

Aku tiduran selama dua jam. Aku memutuskan untuk berjalan ke arah dapur dan makan sop iga sapi dengan nasi tiga sendok makan. Tapi aku makan 2 mangkuk, mungkin 3 mangkuk dari sop iga sapi itu.

Aku menunggu jam berlalu dengan tiduran dan olahraga Serta mandi sore dan makan malam.

Waktunya kerja.

Aku membuka pintu kamarku perlahan.

Aku duduk di atas tempat tidur dan memulai nyanyianku.

Muncullah sebuah keajaiban
Layaknya metafora yang begitu indah
Mimpi kecil nan manis
Siap dikeluarkan
Menari dan tersenyum
Jiwa muda yang baik dan yang merana
Aku datang untuk menghancurkan
Semua mimpi-mimpi buruk
Mu...

sweet dreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang