...
"Lo nggak ngerti apa-apa tentang hidup gue," balas Prisha dingin.
"Buat gue ngerti tentang semuanya dan gue akan jadi yang terbaik buat lo, Sha."
Ada rasa sesak yang tiba-tiba saja menyerang dadanya. Kala teringat pada kejadian dua tahun yang lalu.
Flashback on:
"Hmm, aku mau ngomong sesuatu sama Prisha.
"Kamu mau ngomong apa? 'kan sekarang kita lagi ngomong," jawab Prisha dengan wajah polosnya.
"Aku mau janji untuk nggak akan pernah ninggalin kamu. Prisha juga harus janji ya?"
"Kok kamu tiba-tiba ngomong kayak gini?"
"Aku nggak tau apa yang akan terjadi nantinya, tapi aku sayang Prisha selamanya."
"Prisha juga sayang kamu selamanya."
"Janji dulu?"
"Prisha janji."
Flashback off.
"Gue nggak percaya sama siapapun lagi bahkan Tuhan sekalipun," lirih gadis itu parau.
"...."
Prisha tersenyum getir. "Suatu saat nanti lo juga akan ninggalin gue 'kan?"
'Gue gak mau kecewa untuk yang kedua kalinya.'
"Gue janji akan selalu ada di samping lo, Sha. Gue akan jadi pelangi yang mewarnai kehidupan lo. Gue akan jadi apapun yang lo mau."
"Janji? Dengan mudahnya seseorang mengucapkan janji. Lalu mengingkarinya? Lo nggak tau gimana rasanya jadi gue. Lo nggak tau gimana rasanya menunggu seseorang—" Prisha menghela nafasnya sebentar, memejamkan matanya. "Karena kata janji sialan itu!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
A Smile that Hurts
Teen Fiction... "Lo nggak ngerti apa-apa tentang hidup gue," balas Prisha dingin. "Buat gue ngerti tentang semuanya dan gue akan jadi yang terbaik buat lo, Sha." Ada rasa sesak yang tiba-tiba saja menyerang dadanya. Kala teringat pada kejadian dua tahun yang la...