Kringgg... kringgg...Pukul 8 tepat jam bekerku kembali berbunyi sangat keras. Menandakan aku sudah seharusnya bangun. Tapi lagi-lagi aku tetap menutup mataku rapat-rapat. Yang mengingat bahwa kuliahku hari ini dimulai pukul 10 pagi dan ini masih pukul 8. Aku bisa tertidur kembali dengan waktu 1 jam.
Saat aku mulai terlelap, aku teringat bahwa ujianku dimulai tanggal 21. Aku membuka mata dan mengambil handphone yang berada di meja sebelah kasurku. Aku melihat tanggal pada handphoneku. Menepuk jidatku. Sungguh mengapa tanggal begitu cepat berganti. Dan sekarang tanggal 21. Ujian dimulai hari ini.
Aku melihat group chat kelas. Banyak sekali notif yang muncul.
'Kenapa harus Yeon songsaengnim terlebih dahulu.'
'Mengapa jadwalnya sangat mendadak.'
'Tugasku yang terakhir belum kuselesaikan semua.'
'Kalian jangan sampai terlambat.. jika itu terjadi tamatlah riwayat kalian.'
Aku terus melihat isi chat group kelas. Aku lupa ujianku hari ini. Sial. Semalam aku terlalu mabuk dengan Jae Mi dan lupa jika besok kita ujian.
'Jam 08.30 kalian sudah harus di kelas. Ujian kali ini lebih pagi.'
Sial, ini lebih buruk dari perkiraanku. Niatku untuk bersantai lebih tapi aku harus bangun jam ini juga. Aku langsung melihat jam diniding, kulihat jam menunjukan pukul 8 lebih 5 menit.
Aku langsung bangun dari kasur dan berlari menuju kamar mandi hanya untuk menggosok gigi dan mencuci muka saja, kemudian berlari mengganti baju. Aku merapikan rambutku dan berdandan dengan singkat cukup dengan bedak dan lipbalm.
Aku mengambil tas, memasukan beberapa buku dan laptop. Aku berlari keluar dan berjalan menuruni tangga dengan tergesah.
"Kenapa kau sudah bangun?" Appa yang sedang menyiapkan sarapan pagi terkejut melihatku dengan tergesah menuruni tangga.
Aku meminum susu yang sudah disiapkan appa dengan cepat aku menghabiskannya dan mengambil beberapa potongan roti memasukkannya pada mulutku hingga penuh.
"Hari ini ujianku jam 08.30 pagi appa." Rengekku dengan mulut yang penuh dengan roti.
Aku menundukkan badanku pada appa. Setelah itu aku berjalan dengan cepat kearah pintu depan."Appa aku pergi dulu." Dengan mulut yang masih mengunyah.
"Kau pergi naik bus?"
Langkahku terhenti. Aku kembali teringat sesuatu. Mobilku.
"Mobilmu masih dalam perbaikan. Jika kau naik bus akan terlambat. Maaf hari ini appa tidak bisa mengantarmu. Appa harus kepemakaman teman appa. Bagaimana jika kau naik taksi?"
Jika naik taksi sama saja seperti naik bus. Jika aku menunggu taksi aku harus menungguh hingga 30 menit dan itu pun aku harus memesan dengan kedai toko terdekat. Ya sepertinya aku harus berlari kedepan menuju halte bus.
"Ya sudah tidak apa-apa appa. Aku akan naik bus saja."
Aku kembali berjalan tergesa dengan membuka pintu rumah, aku dikagetkan oleh seseorang yang berdiri tepat di depan pintu ruamahku.
Uhuk! Uhuk!
Aku tersendak dengan makanan yang ada di mulutku. Aku menepuk-nepuk dadaku.
"Aigoo!! Joshua Oppa!!"
Seruku dengan masih menepuk-nepuk dadaku.
Dahinya mengkerut. "Kenapa kau makan dengan terburu-buru? Kau akan kemana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
MISTAKES [SEVENTEEN IMAGINE] REPUBLISH
Short StoryMenurutku kasus pertamaku di angkat sebagai detektif itu berjalan dengan sangat rapi dan lancar. Pelaku sudah tertangkap dan korban selamat. Tapi, entah bagaimana aku mencari barang bukti danbsetibanya untuk dilapor pada kejaksaan. Tertera korban me...