Lesley

160 10 8
                                    

NB: Jika ada kalimat atau pengejaan yang tidak sempurna, mohon diberikan kritik dan saran di kolom komentar ini ya? Terima kasih

Cr pic : Yopsiiel

🥑🥑🥑🥑🥑

Ini adalah kali pertamanya aku mendatangi ke kerajaan Moniyan. Aku dan temanku, Miya, mendapat sebuah surat dari seorang putri kerajaan Moniyan. Seingatku namanya adalah Silvanna. Aku memang sebelumnya tidak pernah bertemu dengan beliau, bahkan Miya juga.

Keadaan kerajaan Moniyan benar-benar sangat ramai. Banyak penduduk yang berlalu lalang, menjual sayur-sayuran, dan menjual pakaian-pakaian. Mereka sangat sibuk dengan pekerjaan masing-masing.

Tidak hanya keadaannya yang sangat padat, dari kejauhan ada beberapa bangunan tinggi yang kemungkinan adalah bangunan kerajaan Moniyan.

"Kita mau ke mana?" Tanya miya sembari menyenggol lenganku.

"Hmm, Apa kita akan pergi ke bangunan tinggi itu? Aku rasa kita akan menuju ke sana untuk bertemu dengan putri Silvanna." Kataku sembari menunjuk bangunan tinggi itu.

Miya mengikuti arah tunjukku dan mengernyit. "Kau yakin itu adalah bangunan yang kita akan bertemu dengan putri Silvanna?"

Aku hanya mengendikkan bahuku. "Entahlah, tapi mungkin saja. Menurutku itu salah satu bangunan yang tertinggi di antara bangunan lainnya. Sebaiknya kita pergi ke sana dahulu dan bertanya jika ada penjaga di sana."

"Baiklah." Miya mengangguk.

———————————————————————

Aku dan Miya berjalan mendekati bangunan tinggi itu. Dari kejauhan aku dapat melihat beberapa penjaga bangunan sedang berjalan mondar-mandir.

"Nah kan, sudah ku duga." Tebakku.

"Kita tanya dulu!" Protes Miya.

"Kekekeke, iya ya."

Kita mendekati dan bertanya langsung kepada para penjaga itu. Para penjaga itu tiba-tiba berhenti berjalan. Menatap kami penuh dengan curiga.

"Ehmm, maaf permisi. Kami ingin bertemu dengan putri Silvanna. Apakah bisa?" Tanyaku tanpa basa basi.

"Apa maksud kalian? Kalian siapa?" Tanya salah satu penjaga dengan nada ketus.

"Mohon maaf, maksud kami, kami ingin bertemu dengan tuan Putri Silvanna, karena kami menerima surat langsung dari beliau. Aku akan menunjukkan suratnya." Jawab Miya sembari mencari surat dari putri Silvanna di tas kecilnya. Aku melihat Miya yang sedang mencari suratnya. Aku berharap suratnya tidak hilang.

Tak lama kemudian Miya menemukannya dan menarik surat itu. Menunjukkannya ke penjaga itu.

"Ini pak!"

Penjaga itu menerimanya. Aku dan Miya saling menatap, saling memberikan sebuah kode. Berharap mereka benar-benar percaya dengan pernyataan Miya dan surat itu.

Penjaga itu membacanya yang terlihat teliti. "Ah, baiklah, kalian boleh masuk!" Kata penjaga itu.

Aku bernafas lega. Aku pikir mereka akan menolak karena mereka mengira ini adalah surat palsu. Astaga, kenapa berpikir negatif sih?

"Tapi kalian tetap di sini dahulu." Terang penjaga itu.

"Baik pak." Sahut kami berdua.

Cold EyesWhere stories live. Discover now