FIX YOU!

5.9K 130 5
                                    

Tadi, aku iseng aja sii buat prolog ini. kebayang aja gimana nanti cerita Rizal dan JO.

aku mau minta pendapat kalian. menurut kalian, haruskah kutulis?

Prolog.

Lima belas tahun yang lalu.

Rizal duduk manis di barisan kursi penonton, menunggu ayahnya mendiskusikan sesuatu dengan seseorang. Sejak sepuluh menit yang lalu, ayahnya berdiri di sudut ruangan. Seorang pria lagi datang, pria yang usianya tidak terpaut jauh dari ayah Rizal. Pria itu ikut berdiri dan berbincang dengan ayahnya. Rizal mendesah pelan. Ia mulai bosan.

Tiba-tiba, seorang gadis kecil berambut pirang menghampirinya. Gadis kecil itu duduk tepat di sebelah Rizal. Gadis itu meletakkan beberapa bungkus makanan ringan dan sebuah botol air mineral di dekat kakinya. Rizal mengamati gerak-gerik gadis kecil itu. Menurutnya, anak perempuan itu sangat aneh.

Gadis berambut pirang itu memiliki postur yang sangat tinggi, rambut yang terlalu pirang untuk seorang anak dan juga tubuh yang lebih berisi daripada dirinya. Rizal mendengus, apakah anak itu pemakan segalanya? Pantas saja dia sedikit gemuk. Gerutu Rizal dalam hati.

"Kau mau?" anak perempuan itu menyodorkan satu porsi hot dog kepadanya. Awalnya, Rizal enggan menerima pemberian dari gadis itu. Namun, ia sangat lapar saat ini. Ayahnya berjanji akan membeli makanan setelah pulang dari sini, tapi Rizal tidak bisa menahan rasa laparnya selama itu. "Ambillah, mereka akan terus berbicara sampai kau mati kelaparan."

Rizal akhirnya menerima pemberian gadis itu. Ia mengunyahnya perlahan. Sedikit takut jika anak perempuan itu memasukkan racun ke dalam makanannya.

"Kau akan bosan jika menunggu mereka berbicara. Habiskan makananmu, setelah itu minum ini." Gadis itu menyodorkan botol minuman yang belum dibuka. Rizal lagi-lagi menerimanya. Selain haus, dia juga merasa mulutnnya terbakar karena hot dog pemberian gadis itu. "Aku sudah menduganya. Anak laki-laki seusiamu pasti tidak suka pedas." Gadis kecil itu terkekeh senang.

Rizal mengembalikan air mineral kepada gadis itu. Tak lama kemudian gadis itu meminumnya hingga tandas. "Oh, aku sudah sangat kenyang sekarang. Kau datang dengan siapa?" tanya Gadis itu.

"Ayahku," gumam Rizal. Ini pertama kalinya ia datang ke London. Tempat di mana ayahnya lahir dan dibesarkan. Ayahnya, Sam memang sengaja mengajaknya kemari minggu lalu.

"Sebelumnya aku tidak pernah melihatmu di sini. Apa kau asli penduduk sini?"

"Tidak," untuk pertama kalinya Rizal menatap Gadis itu. "Aku dari Indonesia. Aku hanya menghabiskan liburanku di sini. Dan aku akan segera kembali ke Indonesia setelah liburan usai."

"Kau akan menyukai tempat ini. Di sini sangat inidah."

"Aku sudah berkeliling ke beberapa tempat bersama ayahku. Kau benar, kota ini indah." Tanpa Rizal sadari, ia mulai menyukai gadis aneh itu. Meskipun tubuhnya sedikit berisi, dan terlalu tinggi untuk anak seusianya, gadis itu ramah dan sangat baik.

"Kau harus tinggal di sini, dan melihatnya lebih banyak."

"Ya. Pasti menarik." Sahut Rizal antusian. Namun ingatannya terlempar pada rumah panti di mana ada Gadis dan Kayla. "Tapi aku tidak bisa tinggal."

"Oh, ya? Kenapa?"

"Ada yang menungguku di Indonesia," gumam Rizal.

"Oh," gadis itu tampak kecewa. "Semoga kita bisa bertemu lagi."

"Aku akan datang kemari setiap liburan. Aku akan menemuimu," Rizal menyunggingkan senyum. Pun dengan gadis itu.

Gadis itu beranjak dari duduknya melihat seorang pria melambaikan tangan padanya. "Ikut aku!" ujar gadis itu seraya menggandeng tangan Rizal.

My Delicious Cinderella (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang