Hujan sore ini, menandakan sudah seminggu ini Felysia kembali ke Bandung. Banyak hal yang berubah, namun keadaan dalam kamar kostnya masih begitu sama.
Bahkan, kenangan lama pun masih ia simpan, tertata rapih dalam hati tanpa ada niat untuk menghapusnya.
Ia begitu ingat, bagaimana dulu Daniel berjanji akan mengunjungi Felysia kala gadis itu mulai merindu.
Bagaimana Daniel mengucap kata-kata melankolisnya yang bersajak indah didengar.
Bagaimana Daniel mengingatkannya untuk menyelesaikan tugas hanya sekedar meminta waktu berbincang via telepon. Dan—masih banyak lagi.
‘Apakah serindu itu?’
Di waktu menjelang senja itu, hujan deras mulai berganti menjadi gerimis kecil. Felysia memegang kantung plastik berisi bahan makanan untuk bulan ini, kebiasaan lama.
Langkahnya terhenti, seekor kucing di pinggir jalan membuat perhatiannya teralihkan. Gadis itu berjongkok, lantas memberikan sedikit makanan kucing dari kantungnya. Membiarkan kucing liar itu makan di tangannya.
“Papuh,”
Senyuman di bibir Felysia terukir, ia jadi mengingat bagaimana dirinya begitu menyukai kucing hingga dapat membuat Daniel cemburu. Walaupun sebenarnya sang pemuda bahkan tak menunjukan hal itu, tapi setidaknya Felysia tahu.
Yang tidak Felysia tahu adalah, bahwa ada pemuda di dekatnya. Pada jarak yang tak jauh dan tak pula dekat dari tempatnya sekarang. Memandang Felysia, entah sedang atau untuk apa?
Daniel Pov
Memang memalukan, tapi Daniel yang sekarang adalah keberadaan yang tidak memahami bagaimana cara yang benar bagi seorang manusia untuk hidup. Dia tidak memahami konsep mengandalkan, mencintai, dan berbagai macam konsep yang mendasari perkataan jika manusia adalah ‘mahluk sosial’ sebagaimana itu adalah apa yang digembor-gemborkan sebagai pembeda manusia dengan para hewan.
Secara ironis, dia menjalani kehidupannya penuh akan kesendirian, dia memang masih berhubungan dengan orang lain tapi pada dasarnya, berada dalam keadaan dimana kedua orang tua hampir tidak pernah berada di sisinya dan diiringi dengan nihilnya hubungan pertemanan yang dia miliki, bahkan jumlah kenalan saja bisa dihitung oleh jari.
“Dia benar-benar membuktikan, bahwa roda dunia itu berputar.”
Dia bahkan tidak pernah lagi merasakan yang namanya jatuh cinta, pandangannya akan cinta dahulu amatlah rendah, sampai berada di titik dimana dia melihat cinta hanyalah alasan agar bisa melakukan hubungan intim. Dia memandang jijik segalanya, seorang Daniel merasa bahwa dirinya jauh lebih baik dibandingkan orang-orang yang berada di hadapan matanya, bahkan sekitarnya secara keseluruhan.
Setidaknya sampai dia bertemu dengan Felysia, gadis yang berbeda di antara gadis lainnya yang dia temui. Daniel tak bisa mengingkari kalau gadis tersebut memiliki kualitas yang membuatnya secara penampilan sama dengan gadis lain, tapi secara sifat, gadis tersebut sangat berbeda.
Pada saat mereka saling bertatapan untuk pertama kali, apa yang bisa dirasakan oleh Daniel adalah gadis ini merupakan kebalikan darinya. Seseorang yang benar-benar bisa menjadi keberadaan fungsional di dalam suatu hubungan.
Membuat Daniel penasaran dan memutuskan untuk menerima pernyataan sang gadis.
Daniel tidak pernah mengakuinya, tapi dia mungkin dahulu bukan mencintai Felysia pada pandangan pertama. Ia hanya sekadar memiliki ketertarikan dengan gadis tersebut pada pandangan pertama dan itu adalah karena dia benar-benar berbanding terbalik dengan Daniel.
Kalimat seperti,
‘Hi, calon masa depanku’
Hanya sekelibat terlintas di pikiran Daniel.
Pada saat itulah Daniel langsung mengerti akan mengapa orang sangat menggembor-gemborkan kasih sayang dan semacamnya.
Perasaan nyaman dan menyenangkan ini seolah tak akan pernah meninggalkannya dan mengkhianatinya, sampai pada akhirnya Felysia harus melangkah maju dan meninggalkan Daniel seorang diri. Sang gadis perlu melanjutkan pendidikannya dan inilah apa yang mendasari hati milik Daniel menjadi kantong kosong kembali.
TBC

KAMU SEDANG MEMBACA
herismine
Romance"Katanya, kamu menyukai hujan. Tapi, kenapa kamu masih tetap menggunakan payung?" -Daniel Revano. "Tahun sudah baru, luka masih sama." -Felysia Inez. Kisah romantis sepasang kekasih yang terpisah lama; Daniel Revano dan Felysia Inez.