3. Talking

2.3K 144 11
                                    

BxG : JenLisa , SeulRene dan MiHyun

Warning : 18++++ 😁😁

Lang , lang jngan baca cerita ini lang, gak gw sensor lang. Dosa tanggung sendiri yee lang. (^.^)✌🏻

Enjoy and Happy Reading!!

*
*
*
*
*

Cara hidup seorang wanita cukup sederhana. Dalam masalah apapun bila dibawa pergi berbelanja akan membuat pikiran tenang, dan saat ini sedang mereka lakukan, yaitu. Shoping bersama teman.

Setelah acara shoping besrsama, para mama-mama muda itu lalu berakhir dengan singgah di sebuah Cafe yang terletak tak begitu jauh dari Mall.

Gelak tawa mereka mengalun di tempat tenang tersebut, kian meramaikan suasana dengan perkumpulan ini. Tak begitu ramai, hanya ada beberapa orang saja.

Siang hari yang indah, damai dan tentram.

Jennie, Irene dan Mina. Ketiganya adalah teman lama semasa sekolah dan tentunya mereka sudah menjadi Istri dari tiga pria tampan.

Mereka para mama muda, masing-masing punya anak satu dengan gender male semua. Sayang sekali tidak bisa dijodohkan.

Jennie mencicipi secuil kecil cake strawberry pesanannya, ketika itu pula membuatnya jatuh cinta dengan rasa manis dan sedikit kecut yang meletup-letup dalam mulut. Nikmatnya luar biasa.

Manisnya sama dengan ciuman Lisa dan semasam wajah Lisa saat ngambek. Semua berkaitan dengan Suami tercinta Jennie Manoban. Apapun itu rasanya pasti nikmat.

"Umm... Ini lezat sekali."

Irene menatap Jennie dengan pandangan geli. "Kau berlebihan." Ia kurang setuju melihat cara Jennie menikmati cake tersebut. 'Norak' Begitulah pikirnya. Baru kali ini ia melihat orang menikmati makanan dengan wajah mesum.

"Tidak ada yang paling nikmat selain titit Suamiku." Mina tersenyum dengan wajah merona samar, melencengkan arah pembicaraan tanpa sadar. Mulutnya reflek tadi karena tiba-tiba merindukan Dahyun yang seminggu lalu pergi keluar kota untuk berkerja.

Mendengarnya langsung membuat Jennie tersedak. Irene segera memberinya jus. "Kau pikir cuma titit Dahyun yang nikmat." Irene menimpal sebal, 'Mina berlebihan' pikirnya.

"Dan kalian pikir titit Suamiku tidak nikmat." Dengan juteknya Jennie menyindir mereka. Meletakan garpu kecil dalam piring cake, setelah itu ia menarik tisu dan menggunakannya untuk mengusap bibir. "Coba katakan, sekuat apa titit suami kalian."

Para mama-mama muda itu membuat tantangan. Tantangan kali ini bertujuan untuk membanggakan Papa dari Putra mereka.

Sebelum memulai duluan Irene menyempatkan berdehem. "Ukuran titit Seulgi tidak terlalu besar tapi tahan lama." Kini ia tengah membayangkan sosok Seulgi. Mengingat ketika pria tercintanya sedang bertelanjang dihadapannya. "Aku tak pernah mengeluh kalau soal bercinta." Rona di pipinya semakin terlihat. Ah, ia malu sekali tapi diharuskan bercerita kalau ingin unggul.

"Berapa ukurannya?"

Irene menatap Jennie sebelum menjawab. "Diatas rata-rata." Cicitnya kurang percaya diri. Ada saja letak kekurangan manusia, dan kekurangan Seulgi ada pada ukuran kejantanan.

"Kurasa titit Dahyun yang paling imut." Mina terkikik geli karena perkataan sendiri. "Tapi bisa sampai dua ronde loh~" Ketiganya tertawa geli.

Mereka sadar ini obrolan dewasa, namun terlalu menyenangkan untuk dihentikan. Ini hal yang biasa terjadi di kalangan mama-mama rumah tangga ketika sedang merumpi. Tak pernah luput dari obrolan jorok.

OneShoot StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang