GUNADHYA (TUJUH BELAS)

558 21 0
                                    

Seorang gadis sudah siap dengan kaos putih polos serta celana jeans hitam miliknya. Rambut yang biasanya ia gerai kali ini ia kuncir satu, tetapi tetap tidak melupakan bandana polkadot biru di kepalanya. Ia mematut dirinya di cermin. Saat sudah dirasa cukup ia langsung menuju ke dapur, mengambil makanan yang sempat ia buat tadi.

"Pasti Guna bakal suka." Ia tersenyum puas saat melihat masakannya sudah tertata rapih di dalam kotak bekal.

"Mama Sheera pamit!" teriaknya. Walau tau Renata bahkan tak peduli ia berada di rumah atau pun pergi.

Sheera berangkat ke sana dengan taksi. Selain lebih mudah, Sheera juga merasa lebih mandiri. Ia tak mau jika Renata merasa ia terbebani oleh Sheera.

Senyum tak lepas dari bibir mungil Sheera. Sungguh ia tak sabar bertemu Guna, Sheera harap Guna juga senang dengan kehadirannya.

Di lain tempat Guna saat ini sedang merasakan benar-benar bosan. Selain teman-temannya belum datang, tak ada yang bisa ia lakukan selain bermain ponsel atau menonton TV. Sungguh hidup yang benar-benar membosankan. Guna merubah dirinya menjadi duduk, menyorot malas siaran di TV tepat di depannya.

"Enggak ada siaran yang lebih bermutu apa?" Dengan kesal ia mematika TV.

"GUNA!" Guna tersentak kaget, menatap seorang gadis yang beberapa tahun ini selalu mengganggunya dengan kesal. Untung saja Guna tak punya riwayat penyakit jantung, jika tidak Guna sudah berada di alam baka saat ini.

"Ngapain lo?" Bukannya menjawab pertanyaan Guna Sheera malah menyengir, dan menaruh bawaannya di nakas sebelah Guna.

"Guna udah makan?" Guna berdecak sebal. Tak bisakah hidupnya tenang sebentar saja. Walau Guna tak bisa bohong jika saat ini dia merasa bosan.

"Belum," jawab Guna ketus. Sheera tak memikirkam nada ketus itu, ia lebih tertarik dengan jawaban Guna.

"Kok belum?"

"Gak enak." Sheera mengangguk mengerti. Makanan rumah sakit memang tak enak.

"Aku bawa makanan untuk Guna," ucap Sheera semangat sambil mengeluarkan makanan masakannya sendiri. Guna melirik sebentar, penasaran apa yang dibawa oleh Sheera.

"Apa itu?"

"Bubur."

"Ogah," balas Guna kesal. Padahal ia sudah berharap Sheera membawa makanan yang enak. Eh, bukan berharap, lebih tepatnya mengira.

"Ih kok gitu," protes Sheera sambil berkacak pinggang. Ia akan marah jika Guna tak mau memakan masakannya, padahalkan Sheera sudah semangat memasak makanan untuk Guna.

"Gue enggak mau makan bubur," tolak Guna masih dengan pendiriannya. Ia yakin yang dimasakan Sheera sama sekali tak ada enaknya.

"Makan dong," pinta Sheera sambil mengerjapkan matanya. Guna berdecih kesal, dasar pemaksa.

"Ayo makan," paksa Sheera sambil menyodorkan sesendok bubur ke arah Guna. Guna menggeleng menolak.

"Makan!" Sheera memasukkan paksa sesendok bubur ke mulut Guna. Mau tak mau Guna memakan makanan dari Sheera.

"Gimana?" Sheera menaik-turunkan alisnya, menunggu respons dari Guna.

"Biasa aja," jawab Guna.

"Enak," batin Guna. Dalam hati Guna memuji Sheera, karena jujur saja ini bubur terenak yang pernah Guna makan.

"Ih masak enggak enak." Karena tak yakin Sheera memasukkan sesendok ke mulutnya, dan hal itu membuat Guna melebarkan matanya tak percaya.

"Enak, kok."

"Lo apa-apaan?!" Sheera terkesiap, menatap Guna tak paham.

"Itu sendok bekas gue!" protes Guna frustrasi. Sungguh menghadapi Sheera membuatnya lelah.

"Emang kenapa?" tanya Sheera polos. Guna mengacak rambutnya, ternyata salah ia berbicara dengan Sheera.

"Secara enggak langsung kita ciuman!"

"Ciuman!" beo Sheera sambil menyentuh bibirnya. Ia menatap Guna meminta penjelasan.

"Ais, lo!" geram Guna kepada Sheera.

"Jadi, bibir Sheera enggak suci lagi?" tanya Sheera lirih. Guna menutup wajahnya, sungguh benar-benar polos.

"Sheera pulang. Jangan lupa abisin Guna. Cepet sembuh." Sheera meraih tasnya yang berada di meja. Berlari keluar dari ruang inap Guna. Sungguh ia benar-benar malu saat ini. Sedangkan guna di dalam terkekeh geli, sungguh wajah kaget Sheera benar-benar lucu. Apa lagi pipinya yang memerah seperti tomat karena malu.

"Lucu," puji Guna sambil tersenyum.

Jangan lupa follow instagram
@Dilla_mckz
@Mckz_stories

Jangan lupa vote dan komen juga
Terima kasih yang sudah baca. See you.

Gunadhya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang