Pernah aku bertanya-tanya pada Tuhan, mengapa Dia menciptakan buah bermacam bentuk juga bermacam rasa yang berbeda-beda; ada yang bulat tapi rasanya manis atau asam, ada yang panjang rasanya manis tetapi kadang tawar, dan lain-lain. Sama seperti manusia yang lahir dengan berbagai macam rupa dan bentuk, tinggi atau pendek, kecil atau besar, itu terserah pada pencipta-Nya. Namun ketika pinang dibelah dua, pun seharusnya nggak ada bedanya kan? Hal ini berbeda jauh dengan apa yang terjadi dalam hidupku. Aku dan Naya nggak bisa disamakan dengan pepatah 'Bagai pinang dibelah dua'. Aku dan Naya adalah minyak dan air.
Naya bagai air yang selalu mengalir tanpa hambatan dengan segala kesempurnaan yang dia miliki: wajah cantik, tubuh ramping, dan populer—pokoknya hidupnya sungguh enak. Sementara aku bagai minyak—aku nggak tahu alasan mengapa aku menyamakan diriku dengan minyak—pada intinya aku jauh dari kata 'kesempurnaan' karena aku benci minyak. Dan kalian tahu sendiri jika air dan minyak menjadi satu dalam penggorengan, pasti akan meletup-letup seperti gunung meletus. Itu yang akan terjadi jika kita bersatu. Memang kita satu seperjuangan berbagi dalam rahim ibu, tapi kami berbeda. Dan aku benci—sangat benci memiliki seorang kembar! Selain itu, aku lebih membenci hidupku.
Diary, May 2nd
Yana
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary Si Kembar: Cerita Yana
General FictionKetika pinang dibelah dua, pun seharusnya nggak ada bedanya kan? Hal ini berbeda jauh dengan apa yang terjadi dalam hidupku. Aku dan Naya nggak bisa disamakan dengan pepatah 'Bagai pinang dibelah dua'. Aku dan Naya adalah minyak dan air. Update seti...