Perlahan dia membuka mata. Kebingungan dengan keadaan. Dunia apa ini. Mereka siapa? Manusia jenis apa mereka. Duduk di atas roda dua yang berjalan. Ada pula yang beroda empat, ada yang kecil dan juga besar. Sebenarnya apa ini. Apa yang terjadi.
Kenapa mereka menatap Nuvens begitu aneh. Apa yang mereka lihat? Apa mereka tidak tahu bahwa Nuvens ini anak seorang Raja dan Ratu terkemuka di negri ini. Oh tidak ini bukanlah kerajaan. Ini bukanlah Wilmar. Ini bukan negrinya ia tinggal. Lalu di mana dia? Nuvens berlari entah kemana, pikirannya masih bertanya-tanya. Orang-orang terus menatapnya aneh. Rasanya ingin menangis. Percuma saja ia terus belari. Hanya membuang tenaga dan tidak ada jalan keluar.
Nuvens berhenti dengan nafas memburu. Entah dia tak tau dia di mana, yang pasti dia berada di sebuah bagunan sedikit kuno dan banyak orang berlalu lalang. Ia sekarang haus. Mana bisa dia minum, koin saja dia tidak membawa. Oh mungkin membawa koin pun pecuma. Di dunia seperti ini mungkin berbeda. Atau mungkin mereka tidak mengerti koin. Sungguh seseorang tolong beri dia seteguk air.
"Apa kau sedang kehausan putri?" Tiba-tiba seseorang bertanya. Siapa dia? Nuvens harus berhati-hati ini bukan negrinya. Tidak hanya bertanya dia menyodorkan sebotol air.
"Siapa kau?" Nuvens bertanya dengan sangat was-was siapa tau dia orang jahat.
"Oh rupanya kita perlu berkenalan, kau bisa memanggilku Lema saja, kalau nama lengkapku Lema Cliver" dia menyodorkan tanganya untuk berkenalan.
"Lalu kau?"Nuvens masih sangat was-was dan menatapnya dengan intens.
"Na...namaku Kella" sedikit bergetar nuvens menjawab lalu menjabat tangan Lema."Oh tua putri, kau sungguh tak mahir dalam berbohong tapi baiklah jika kau mau ku panggil Kella seperti panggilan untuk seekor binatang" Yang benar saja, Nuvens menggunakan nama kucingnya? Sepertinnya kebohongan dia gagal.
"Tidak tidak kau bisa memanggilku Nuvens, Nuvens Kwarti" bagaimana bisa dia tau Nuvens berbohong dan bagaimana bisa dia tau Kella adalah panggilan untuk binatang kucingku. Sepertinya Nuvens harus lebih berhati-hati. Lema sepertinya tau tentang dirinya. Tapi bagai mana bisa? Apa dia seorang peramal. Bahkan dia tidak mengerikan sedikitpun hanya saja mukannya sedikit menjengkelkan. Dia seumuran nenek Nuvens sepertinnya, memiliki keriput mempunyai mata hijau tosca. Dan menggukan rok pas badan sedengkul. Dan jangan lupakan dengan topinya layaknya bangsawan. Lema terbilang glamour secara penampilan.
"Minumlah" Lema kembali memberikan botol minun itu kepada Nuvens. Tetapi Nuvens masih diam dan berpikir aneh-aneh.
"Tidak, ini hanyalah air putih biasa dan tidak ada sedikitpun racun Putri Nuvens"Sial, dia mengetahui apa yang Nuvens pikirkan. Ini lebih rumit dari yang di pikirkan. Tapi bagaimanapun sekarang ia tambah merasa haus, ia butuh air. Nuvens menerima sebotol air yang diberikan Lema. Seteguk dua teguk dia minum. Sedikit lega hausnya telah terobati.
"Baiklah tuan putri, aku harus pergi mungkin lain kali kita bertemu kembali"
"Tunggu!!! Aku tidak tahu....."
"Tentu saja, jika kau mau kau bisa ikut bersamaku kebetulan aku tinggal sendirian" Lema menawarkan bantuan kepada Nuvens. Sepertinya dia orang baik nyatanya Nuvens masih hidup setelah meneguk beberapa air darinya. Tak perlu menjawab Nuvens hanya mengangguk dan mengikuti Lema.
Lema membawa Nuvens ke tempat tinggalnya berada. Rumah dengan bangunan terkesan tua tapi klasik dan tentu bangunan itu cukup besar jika hanya di tinggali Lema seorang.
"Wooww" puji Nuvens tidak sengaja terlontar dari mulutnya. Padahal mereka baru saja masuk dua langkah dari pintu.
"Apakah kau terkesan Putri?" Tanya Lema sembari tersenyum.
"Bangunan ini sungguh indah Lema, inikah istana di dunia ini"
"Bukan, ini hanyalah rumah seorang nenek tua sepertiku"
"Kau benar-benar sendiri tinggal di sini? Apa kau tidak kesepian?" Tanya Nuvens heran. Bagaimana bisa seseorang hidup di rumah sebesar inj sendirian tanpa orang lain. Terkesan mengerikan mungkin akan banyak hantu. Nuvens membayangkan saja sudah bergidik sendiri.
"Rumah ini temanku Putri lalu untuk apa kesepian, lagipula hantu di sini baik semua dan mereka juga yang menemaniku" yang benar saja Lema berteman dengan mahkluk mengerikan itu.
"Sungguh mengerikan, sungguh aku akan berteriak jika melihat mereka" Lema hanya tersenyum menaggapi ucapan Nuvens.
"Aaaaaaaaaaaaaaaa" yang benar saja Nuvens berteriak ketika salah satu teman Lema mencoba menyapa Nuvens dengan menampakkan diri di depan Nuvens. Sampai-sampai bokong Nuvens menyentuh lantai."Kent bisakah kau menyapanya dengan sedikit halus?" Ujar Lema terhadap Kent si hantu jahil yang percaya diri membanggakan bahwa dia adalah hantu tertampan menurut versinya. Kent hanya berwajah tak perduli dan pergi. Lema lalu membawa Nuvens menuju kamar yang telah ia siapkan untuk Nuvens.
"Mengapa kau berteman dengan hantu menyebalkan seperti dia" Nuvens masih kesal dengan hantu itu.
"Dia sudah ku angap seperti anak sendiri Putri" jawab Lema sembari mengantarkan Nuvens ke kamar yang telah dia persiapkan.
"Apakah ini kamar ku?"
"Ya benar, maafkan Putri jika tak semewah di kerajaan" kamar dengan sprei Hello kitty berwarna pink dengan dinding yang kontras juga setrta disain modern jaman sekarang. Dilengkapi dengan meja belajar dan lemari ya selayaknya kamar anak pada umumnya. Hello kitty? Tentu, Nuvens adalah penyuka kucing.
"Tidak ini lebih dari cukup, sebenarnya hidup di kerajaan itu sungguh berlebihan" Lema hanya menggulum senyum.
"Tapi sepertinya kau telah mempersiapkan kamar ini, seperti kau tau bahwa aku akan datang""Sebulan yang lalu aku bertemu seorang peramal, dia memberitahuku dengan ciri-ciri yang sama persis seperti dirimu. Anak seorang raja,penyuka kucing,lugu,cantik, dan takut hantu, awalnya aku tidak mempercayai ramalan itu karena terkadang sering meleset tapi aku berjaga-jaga dan ternyata benar kau datang"
"Lalu aku di mana sekarang?"
"Kau di Riquewihr sebuah kota kecil yang berada di Alsace, Prancis" dan hanya di angguki oleh Nuvens.
"Tapi kenapa aku bisa ke sini?"
"Memang sudah takdirmu Putri, kau hanya perlu berjaga-jaga mungkin ini pertanda buruk atau bisa juga pertanda baik kita hanya perlu menunggu waktu" Nuvens hanya mengangguk dan sedikit bersedih. Dia jauh dari keluarganya sekarang bahkan lebih jauh dari yang di bayangkan. Apakah dia bisa kembali?
"Lema apakah aku bisa kembali?"
"Bisa saja tuan Putri kau hanya perlu mencari tau caranya"
"Bagaimana caranya?"
"Di sini ada sebuah sekolahan yang menampung manusia biasa ataupun manusia dari dunia lain sepertimu, kamu bisa mencari tahunya di sana dengan bersekolah di sana" jelas Lema. Tentu saja sekolah itu berisi berbagai manusia dan manusia biasa pun tahu keberadaan manusia dunia lain. Hanya saja mereka sanggup untuk menutup mulut, manusia biasa yang sekolah di situ juga pilihan karena sekolah itupun sekolah terbaik di dunia manusia biasa.
"Apakah manusia biasa menyeramkan?" Tanya Nuvens khawatir.
"Tentu tidak Putri mereka sama sepertimu ada yang baik dan ada juga yang buruk"
"Dan besok kau mulai bersekolah di sana, tak mungkin kau terus berdiam diri di sini lagipula kau juga harus menemukan jalan untuk kembali"********
KAMU SEDANG MEMBACA
Nuvens Negras: Kekuatan Buku Ajaib
Fantasy"Besok pulang sekolah ku tunggu di perpustakaan, jika kau ingin tau saja" "Habiskan makananmu, agar kau dapat bertahan di dunia manusia biasa ini" kemudian siswa laki-laki itu bangkit dari duduknya lalu pergi meninggalkan Nuvens dengan pikiran yang...