"ke pantai"

13 2 0
                                    

Hari ini tak seperti biasa, mengapa banyak siswa yang melihat ke arah Nuvens dengan berbisik. Apa dia terlihat aneh dengan libam barunya atau parfumnya terlalu menyengat? Atau mukanya ada yang salah?

"Nuvens!" Panggil Hanna dari arah belakang. Hanna menghampiri Nuvens dan mensejajarkan langkahnya.
"Bukan hari yang menyenangkan benar?" Hanna menebak melalui raut wajah Nuvens.

"Apa yang terjadi?"
"Mengapa mereka menatapku seperti itu?" Tanya Nuvens.
"Apakah aku kelihatan aneh?"

"Tidak, kau cantik hari ini apa kau tidak tau rumornya sudah tersebar"

"Rumor apa?" Tanya Nuvens dengan tidak sabar dan sangat penasaran.

"Bukannya Han dan Pras bertengkar karena merebutkan mu?" Jelas Hanna dengan berbisik.

"Hah? Apa?" Ketika mereka sedang berbincang dari lawan arah berjalan tiga siswa perempuan ke arah Nuvens dan Hanna. Mereka berhenti tepat di depan Nuvens dan Hanna. Helen, Racha, dan Dona geng Pras lovers di sekolah. Helen menatap Nuvens dengan tatapan ingin melahap dan menerkam. Nuvens yang di tatapnya hanya diam saja. Helen semakin maju dan mendorong Nuvens ke arah belakang.

"Cupu gini sok-sokan cari perhatian, lo kira Pras bakal suka sama lo!" Caci Helen kepada Nuvens.
"Anak baru belagu amat" Helen mendorong Nuvens lagi.
"Jauh-jauh lo dari Pras atau gw habisin lo-!" Bisik Helen tepat di telinga Nuvens.
"Ngerti ga!" Nuvens hanya terdiam.
"NGERTI GA GW BILANG" bentak Helen sambil menjambak rambut Nuvens kencang hingga kepala Nuvens menabrak tembok.

"HELEN!!!" teriak suara siswa laki-laki dari arah belakang Nuvens menuju pertengkaran yang sedang terjadi. Ya itu dia Pras. Helen yang mendengar teriakan tersebut langsung melepaskan rambut Nuvens.

"Lo ga kenapa-kenapa?" Tanya Pras kepada Nuvens yang hanya tertunduk dengan sedikit air matan. Hanna yang di sebelahnya juga langsunng menenangkan Nuvens. Pra menatap Helen tajam.

"Dia yang mulai duluan" kata Helen mengelak.

"Dia bahkan ga ngelakuin apa-apa ke lo, dan lo nuduh dia?" Amarah Pras semakin membara. Helen langsung membuat alasan ke Pras dan memohon serta memegang tangan Pras.

"Maafin gue Pras gue salah....gue" Pras langsung melepaskan tangan kasar.

"Jauhin gue dan dia, jangan pernah lo ganggu gue sama dia lagi"
"Asal Lo tau dia pacar gue-!" Ucap Pras penuh penekanan kepada Helen dan Helen hanya bisa diam.

"Lo pergi aja ke kelas, biar Nuvens gue yang urus" ucap Pras kepada Hanna dan mengandeng Nuvens ke suatu tempat.

Di waktu yang sama.

Han adalah darah campuran. Ia keturunan Vampir dan Serigala. Ayahnya seorang serigala dan ibunya seorang vampir. Keadaan itu membuat dirinya berubah. Dia memilih untuk menjadi serigala tetapi dia membenci bangsa serigala. Pernikahan vampir dan serigala adalah larangan besar. Kedua bangsa tersebut tidak pernah akur sejak dahulu hingga siapapun yang melanggarnya akan menerima sanksi yang berat. Walaupun Han telah memutuskan mengabdi menjadi bangsa serigala dia tak pernah di anggap oleh bangsanya bahkan mereka menyerang Han untuk membunuhnya. Han merasa tidak peduli karena dia punya tujuan yang harus di capai. Dia lelah hidup sendiri walaupun dia di kelilingi banyak orang. Serta walaupun dia menjadi seorang serigala dia tetap tidak bisa menjadi serigala seutuhnya karena terdapat darah dan jiwa vampir di tubuhnya berkat ibunya. Dia sekarang sedang menuju sekolah mengendarai mobil milik keluarganya.

"Awh" rintih Han di tengah perjalanan membuatnya mengerem mendadak. Dia merasa sakit di bagian kepalanya. Seperti di tarik kuat oleh seseorang. Untung jalanan yang Han lewati sepi karena sekolah mereka dekat kompleks mewah yang jarang kendaraan.
"Sial kenapa kepalaku tiba-tiba sakit" eluh Han dan kemudian dia melanjutkan perjalanannya dengan kecepatan yang sedikit bertambah agar cepat sampai sekolah. Tak butuh waktu banyak Han telah sampai di sekolah. Memarkirkan mobilnya dan keluar menuju kelas. Ketika Han masih de parkiran menuju kelas dia di klakson oleh mobil yang lewat di pinggirnya tapi Han tak menghiraukan. Kepalanya sudah tak terlalu sakit hanya saya masih terasa sedikit. Dan dia melanjutkan perjalanannya menuju kelas.

###

"Kau tak apa? Apa masih sakit?" ucap Pras yang sedang menyetir sambil mengusap kepala Nuvens. Nuvens hanya menjawab dengan anggukan untuk pertanyaan pertama dan menggeleng untuk pertanyaan kedua. Nuvens mungkin sedikit terkejut dengan perlakuan Helen. Dia tak pernah di perlakukan sekadar Helen selama dia hidup. Bahkan keluarganya sangat menyayanginya dan membesarkan dengan penuh kasih sayang. "Aku pastikan Helen tak akan menyentuhmu lagi, kau bisa tenang sekarang tak usah dipikirkan"

"Menyapa kita pergi, apakah kita tidak masuk sekolah" tanya Nuvens sedikit bingung.

"Untuk apa sekolah dengan suasana tak baik, aku yakin jika kau masih di sekolah akan banyak siswa yang sekarang masih membicarakan kau setelah kejadian dengan Helen"

"Tapi apakah....."

"Tidak apa-apa, kita hanya akan bolos sehari bukannya sekolah di dunia kita ehmm maksudku di dunia mu dan dunia ku itu bukan sekolah seperti ini jadi tak usah terlalu dipikirkan" Nuvens hanya mengangguk dengan kata-kata Pras. Memang benar kata Pras hari ini terlalu buruk untuk sekolah.

"Apakah kau sudah baikan dengan Han?" Tanya Nuvens.

"Oh dengan bocah yang satu itu? Aku tak pernah baikan dengan dia itu sudah menjadi hal bisa jika aku bertengkar dengan dia sepertinya kita memang di takdirkan untuk seperti ini" jawab Pras dengan enteng. Ditakdirkan bertengkar maksud Pras? Takdir macam apa itu berkelahi. Bukankah mereka satu bangsa? Pikir Nuvens.

"Mau pergi ke mana kita?"

"Hmmn jika ke mall ini terlalu pagi, kita ke pantai saja sepertinya kau belum pernah ke sana kan?" Nuvens mengangguk menyetujui.


-12-

Nuvens Negras: Kekuatan Buku AjaibTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang