Dua laki-laki📌

29 5 0
                                    

Part dua sambil nunggu UH onlen:(

Semangat♥️

-





Sehari tidur di dunia manusia biasa rasanya cukup menyenangkan di mana di sini semua serba modern dan instan. Nuvens bangun dengan mata masih terpejam maklum kemarin dia baru saja bertransportasi dari dunianya ke dunia manusia pasti membutuhkan energi yang besar. Nuvens bergegas mandi dan bersiap-siap ke sekolah. Sebelumnya Lema telah memberitahu apa yang harus dia lakukan selama di dunia manusia biasa. Sebenarnya sama saja dunia manusia biasa ini hanya saja semua lebih canggih. Sama seperti sekarang dia memakai seragam sekolah di lengkapi dengan jass dan rok di atas lutut warna hitam. Kalau di dunia Nuvens sekolah tidak memakai rok sependek ini. Dia bisa sekolah hari ini karena kemarin Lema sudah mendaftarkannya setelah bertemu Nuvens. Mungkin ini terlalu cepat tapi mau tak mau harus segera mungkin belajar tentang dunia manusia biasa. Nuvens sepertinya juga harus banyak berfikir karena dia memasuki sekolahan tersebut setelah satu semester terlewati.

Lema mengantarkan Nuvens dengan berjalan kaki dan setelah itu menaiki bus supaya dia dapat mengingat jalan ketika pulang. Sekarang Nuvens telah sampai di sekolah beruntung Lema mengantarkannya hingga masuk ke kelas. Sekolah tersebut besar dan di depan gerbang terdapar tulisan besar bertuliskan Bright of School dan ucapan selamat datang.

Dari tadi Nuvens hanya menunduk tak berani menatap siapapun. Dengan teman sebangkupun dia tak menyapa sedikitpun. Ia terlalu gugup bagaimana tidak dia jarang sekali berinteraksi dengan banyak orang di dunianya.

Selama pelajaran pun dia berusaha keras untuk mengerti sedikit demi sedikit. Susah ternyata mempelajari pelajaran ini. Sangat membosankan. Berpikir keras membuatnya lapar. Dia mecari makanan di kantin, dia mengikuti apa yang dilakukan siswa lain dalam memesan makanan. Untung saja Lema memberinya cukup uang yang bisa membeli makanan enak. Selanjutnya dia mecari tempat duduk yang kosong biar dia bisa menikmati makanannya sediri tanpa memikirkan apapun. Tepat, dia menemukan satu meja kosong segera dia duduk di meja itu. Melahap makanan yang dia tak tahu namanya tapi makanannya cukup enak menurutnya. Ketika sedang makan dia diliputi rasa tak nyaman. Ternyata seorang siswa laki-laki di seberang meja yang tidak terlalu dekat dengannya menatapnya intens. Seperti ingin menyantapnya. Segera Nuvens menghabiskan makanannya, dan secepatnya pergi. Siswa itu mengusik Nuvens tentu saja.

Sekarang sudah waktu jam pulang sekolah. Nuvens berjalan menuju pintu gerbang. Sayangnya dia lupa jalan menuju halte bus. Tak mungkin Nuvens langsung ingat hanya dalam satu kali perjalanan. Terlalu sulit. Tak beberapa lama sekolah mulai sepi. Seorang siswa laki-laki lewat di depan Nuvens. Tanpa berpikir apapun Nuvens mengikutinya barangkali dia juga ingin menuju halte bus. Sesekali dalam perjalanan siswa tersebut menengok ke belakang menatap Nuvens, segera Nuvens mengidari tatapannya. Sesampainya di halte bus mereka harus menunggu beberapa saat.

"Apakah kau mengikutiku?" tanya siswa laki-laki tersebut dengan wajah tak senang.

"Tidak!" Jawab Nuvens spontan yang masih menunduk.

"Apakah kau asing dengan daerah sini?, Sepertinya iya buktinya kau mengikutiku untuk sampai di halte bus lain kali mungkin kau perlu jemputan agar kau tak tersesat beruntung ada aku di sini" jelas Siswa tersebut dengan nada tak suka dan dingin. Nuvens hanya diam apa yang dikatakan siswa tersebut memang benar.

Dia hanya tidak mengingat halte bus bukan tak mengingat di mana pemberhentiannya. Beruntung dia bisa sampai rumah dengan selamat tanpa kesasar berkat siswa tersebut. Tapi siswa tersebut cukup menyebalkan. Ternyata dunia manusia biasa tak seramah yang dipikirkan. Baru seharu saja sudah ada dua siswa laki-laki yang sangat menyebalkan padahal Nuvens tak berbuat jahat sedikitpun. Sesampainya di rumahpun masih sepi, sepertinya Lema belum pulang.

"Apakah hari pertama sekolah menyenangkan?" Suara tiba-tiba Kent mengejutkan Nuvens.

"Apakah tidak bisa kau tidak muncul tiba-tiba" kata Nuvens sedikit kesal.

"Aku tidak muncul tiba-tiba kau saja yang tidak melihat, aku sudah berada di tangga semenjak kau datang" Nuvens berjalan menuju kamarnya dengan muka kesal.

"Kent apakah laki-laki di dunia manusia biasa itu menyebalkan?"

"Kenapa? Habis bertemu seseorang?" Tanya Kent yang sedang duduk di kursi belajar Nuvens.

"Ya, dua kali aku melihat ada laki-laki menatapku begitu aneh menyebalkan seolah-olah diriku mempunyai masalah hidup dengan mereka" ucap Nuvens dengan muka cemberut.

"Mungkin mereka tertarik dengan kau?"

"Yang benar saja dia bahkan menatapku seolah-olah ingin membunuhku" mana mungkin tertarik, Nuvens sudah seperti hidangan yang akan di santap.
"Baru juga sehari, ntahlah aku akan bertahan atau tidak sekolah di sini"

"Harus jika kau ingin kembali?" Kent mengingatkannya suatu hal.

"Apa sebenarnya yang harus ku cari agar aku bisa kembali?"

"Ntahlah sebaiknya kau temukan sendiri sampai ketemu, itu lebih baik" Nuvens kira Kent akan memberinya solusi.

"Ini kotak apa?" Tanya Nuvens melihat sebuah kotak di meja belajarnya. Seperti asing sekali bagi Nuvens. Lalu Nuvens membukannya.

"Lema memberikannya padamu, namanya handphone android" jelas Kent.

"Mahkluk planet mana, sepertinya baru ya?"

"Bukan mahluk ini benda untuk berkomunikasi, kau tinggal menggunakannya semua sudah di setting"

"Coba kau tunjukan kepadaku" suruh Nuvens.

"Bagaimana bisa, beda itu menembus tubuhku bodoh apa kau lupa aku ini bukan lagi manusia"

"Oh maaf, lalu bagaimana?" Tiba-tiba handphone tersebut berbunyi, menandakan sebuah panggilah. Reflek Nuvens melempar handphone tersebut.
"Apa-apaan kenapa dia berbunyi sendiri" Nuvens menjauh.

"Bukan seperti itu, benda itu tidak hidup itu tanda bahwa kau dapat panggilan atau telpon, ambil hpnya lalu kau angkat" Nuvens mengambil hp tersebut dengan hati-hati.

"Lalu bagaimana?"

"Geser ke atas yang berwarna hijau" perintah Kent.

"Hallo Putri?" Sapa seseorang dari hp tersebut.

"Lema? Kau kah itu?" Nuvens mendekatkan telingannya kepada hp tersebut.

"Tentu saja aku, apa kah kau baik-baik saja Putri?" Tanya Lema.

"Aku baik-baik saja"

"Syukurlah aku menelpon hanya untuk memastikan kau sudah berada di rumah, yaudah putri aku harus kembali bekerja" Lema mematikan telponnya setelah berbicara kepada Nuvens.

"Sungguh pintar para manusia biasa ini, bisa membuat benda tipis seperti ini untuk berkomunikasi jarak jauh"

"Memangnya di dunia mu memakai apa untuk berkomunikasi jarak jauh"

"Surat yang harus lama menunggu"

"Sangat jadul" Nuvens mengangguk menyetujui perkataan Kent. Sepertinya hidup di dunia manusia biasa akan lebih menyenangnya. Untuk saat ini.

977

Nuvens Negras: Kekuatan Buku AjaibTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang