"hei bagaimana rasanya kembali bersekolah setelah berbulan bulan kau cuti huh?"
"biasa saja"
"apa?! Kau tidak merasa senang atau terharu kita akhirnya berkumpul lagi? Tidak merasa rindu?"
"tidak, bukankah kalian selalu mengunjungiku?"
"aishhh dasar bodoh! Jadi kau benar benar tidak merindukan kami?"
"tidak" jawab Hanbin atas pertanyaan yang datang bertubi tubi dari mulut Doyoung.
"aahh kau keterlaluannnnnn" lanjut Doyoung. Hanbin menghela napasnya lelah.
"bukankah sudah kubilang? Kalian kan selalu datang menjengukku untuk apa aku rindu kalian?"
Doyoung yang mendengar itu hanya memandang datar Hanbin. "ahh kau menyebalkannnnnn" ujarnya lalu disambut tawa dari teman temannya yaitu Ten dan Junhoe. Sedangkan Hanbin hanya menatap bingung kearah Doyoung yang mulutnya tidak berhenti komat kamit karena kesal.
Tak lama datang seorang yeoja cantik kearah mereka. Dia mendekati Hanbin dengan tatapan lembut dan senyuman tulus.
"apa kau Lee Hanbin?" tanyanya. Hanbin sedikit terkejut dengan kedatangan yeoja itu, karena ini pertama kalinya mereka bertatap muka setelah selama ini Hanbin hanya menatapnya dari jauh.
"aku Kwon Jennie, salam kenal" lanjutnya masih dengan senyuman cantiknya lalu mengulurkan tangannya, Hanbin yang tersadar segera membalas uluran tangan itu.
"iya salam kenal" balasnya. Sedangkan Doyoung, Junhoe dan Ten menatap tak percaya apa yang sedang terjadi sekarang.
"aku tau kau pasti terkejut, tidak apa aku hanya ingin menyambutmu dan juga membawakanmu sesuatu" ujar Jennie sambil memperlihatkan sebuah kotak makan siang di tangannya, Hanbin menatapnya dengan bingung. Bagaimana tidak? Seseorang yang dulunya sangat kau kagumi sekarang berada didepanmu dan menyambut kedatanganmu serta memberimu makan siang. Dia pasti bermimpi.
Merasa tidak ada respon, Jennie tersenyum kembali lalu memegang tangan Hanbin dan memberikan kotak makan siang itu.
"selamat datang kembali di sekolah, Lee Hanbin. Jaga kesehatanmu, terutama 'hati' barumu. Sampai jumpa" ujarnya lalu berbalik dan meninggalkan mereka disana dengan tanda tanya besar yang ada di atas kepala mereka.
"cubit aku, aku pasti bemimpi" ucap Doyoung lalu Junhoepun mencubitnya dengan keras.
"aw aw apa yang kau lakukan?!"
"kau bilang ingin dicubitkan?" balas Junhoe dengan ekspresi polos yang dibuat buatnya. Doyoung kini kembali kesal lalu memukuli Junhoe. Ten yang sedari tadi diam menggelengkan kepalanya lelah akan tingkah kekanak kanakan sahabatnya itu dan mendekati Hanbin yang melamun sambil menatap kotak makan siang pemberian Jennie.
"apa telah terjadi sesuatu di sekolah selama aku tidak ada?" tanya Hanbin, Ten mengangkat sebelah alisnya, "kurasa tidak, kecuali kedua bocah itu yang terus berbuat masalah" balas Ten.
"apa kau tidak berpikir ini aneh?"
"huh? Kupikir kau menyukainya"
"aku memang suka, tapi ini terlalu tiba tiba. Jadi aku pikir ini sungguh aneh"
"kau bicara apa? Bukankah bagus jika sekarang dia melihatmu? Hm?" balas Ten dengan tatapan lembutnya. Hanbin membalas tatapan itu lalu menghela napasnya.
"entahlah, ada yang mengganjal disini" ujarnya sambil menyentuh dadanya tepat dimana 'hati' barunya berada.
"sudahlah ayo ke kelas, kedua bocah itu sudah berlari menuju kelas" ujar Ten sambil merangkul Hanbin.