Bab 2

10 1 0
                                    

"Akan kujinakkan anda little girl"

"Si brengsek itu beraninya!! memang aku binatang buas yang harus dijinakkan?!"

Alana kembali mengumpat untuk kesekian kalinya. Menghelah nafas kasar sambil menatap kesal danau buatan didepannya. Pertemuannya dengan Adrian kemarin tak pernah Alana lupakan membuat gadis cantik itu semakin benci akan lelaki dewasa tampan itu. Ya memang Alana mengakui ketampanan lelaki itu٫ tapi mengingat bagaimana sifat yang dimilikinya membuat Alana membuang jauh pesona Adrian yang dapat melelehkan perempuan-perempuan di muka bumi ini.

"Sepertinya kau memang butuh penjinak binatang"

Dengan cepat Alana menoleh kesamping saat tiba-tiba suara berat yang sangat ia kenal terdengar tepat disampingnya. Ia menatap pemuda itu yang sekarang sedang tersenyum lebar menghadapnya.

Plak

"Awww....Tuh kan. Sebaiknya aku menawarkan diri untuk menjadi penjinak binatang" Rintih pemuda itu mendapat jitakan kasar dari Alana sambil memegangi kepalanya yang sakit.

"Berhenti bercanda!! kau ingin mati?! Moodku sedang tidak bagus hari ini!"

"kau sedang pms?"

Seketika tatapan tajam Alana membuat pemuda disampingnya hanya dapat tersenyum lebar kemudian mengangkat kedua tangannya.

"baiklah...baiklah...aku hanya bercanda" Lanjut pemuda itu membuat Alana hanya dapat mendengus kembali menatap danau didepannya. Tak ada yang ingin berbicara setelahnya. Mereka hanya diam menatap kedepan tak tau apa yang berada dalam pikiran dari masing-mading pihak. Hanya suara lalu lalang orang serta kendaraan yang terdengar hingga akhirnya sang pemuda memecah keheningan diantara mereka.

"Ada apa?"

Tak ada jawaban dari Alana yang didapat hanyalah gelengan membuat pemuda itu menghelah nafas khawatir akan keadaan gadis disampingnya itu.

"Alana ada apa hm?" sekali lagi pemuda itu bertanya dengan lembut membuat hati Alana bergetar ingin menumpahkan segala sesuatu yang menyakitkan disana.

Namun Alana hanya dapat terdiam menundukkan kepalanya sambil mengepalkan kedua tangannya erat. Sekarang ia sangat benci dirinya yang menjadi lemah٫ cengeng dan tak berguna. Ia merasa ingin menghilang lari dari kenyataan yang menghampirinya.

"Apa masalah universitas? ohiya kemarin malam kau belum menjawab pertanyaanku. Kau tau aku sangat ingin satu kampus denganmu٫ jadi katakan jika ingin mendaftar nanti. sehingga kita bisa daftar dan berjuang bersama"

"kenapa kau ingin satu kampus denganku?"

lirih Alana membuat sang pemuda terdiam sambil menatap dalam ke arah Alana yang masih menunduk. Ia tersenyum singkat kemudian menatap kedepan kembali kearah danau didepannya.

"Karena aku ingin selalu berada disisimu" Dengan mantap pemuda itu menjawab Membuat Alana mendongak menatap sang pemuda yang masih menatap danau. "Aku merasa kosong tanpamu Alana" lanjut pemuda itu.

"Alasannya?"

mendengar pertanyaan yang kembali dilontarkan Alana membuat pemuda itu mengangkat bahu kemudian menoleh kearah Alana sambil tersenyum lebar.

"Entahlah٫ akupun tak tau alasannya sweety" jawab sang pemuda tak lupa panggilan sayang untuk Alana sahabat sejak kecilnya itu. Ya mereka hanya sahabat tak lebih٫ mengingat akan hal itu membuat hati sang pemuda meringis sakit entah mengapa. Menunduk sejenak kembali menatap Alana dan mengusap kepala gadis itu dengan lembut.

"jadi kau ingin lanjut dimana? kau mengajakku kesini untuk itu kan?" Lanjut pemuda itu membuat Alana kembali ke dunia nyatanya. Ia kembali murung٫ Kembali menundukkan kepalanya dan kembali hatinya terasa nyeri. Membuat sang pemuda mengernyit tak mengerti.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 10 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

What Is Love?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang