Senja, di saat irena sang gadis kepala desa di kerajaan besar.Memetik apel di hutan lebat di belakang desa.Irena memetik satu persatu apel dengan tangan yang mungil, lembut dan halus.Keranjang buah mulai memenuh, gadis berumur 19 tahun ini adalah gadis yang pemberani.Hutan di belakang desa yang dikenal dengan hutan lengkara.Suatu hal yang mustahil akan terjadi, Terkadang hutan ini di jadikan upacara untuk dewa yang ada di dalam.Warga desa bilang dia adalah dewa lengkara atau kemustahilan.
Hanya gadis ini yang tidak peduli dengan keberadaan hal yang tak masuk di akalnya.Bagi dia hutan ini hanyalah pensyukuran dari nikmat tuhan yang maha esa.Menghentikan petikannya, gadis ini pulang seperti biasanya. Bagi dia hutan adalah tempat pelamunan, pada saat manusia lain tak satu frekuensi dengannya.DI tengah hutan ada sungai mengalir ke hulu, pohon besar di pinggir sungai, rumput hijau memenuhi tanah dan suasana tenang di iringi segarnya udara.Dia akan duduk bersandar di pohon besar dan meniup suling sesampai dia tertidur.Setiap pulang dia akan memetik apel dan membawanya kerumah.
Berjalan menyusuri hutan, bisikan ular, babi hutan yang berkeliaran dan bunyi jangkrik bergema adalah teman jalan untuk pulang.Sesampai di desanya yang damai dengan tanah yang subur dikarenakan dewa kemustahilan yang bersemayam pada hutan.Rumah kayu, dengan kebun yang berhektar di belakang rumah, suara itik yang meminta makan, suara ayah dari jauh.
Irena dengan membawa keranjang penuh dengan apel.Kepala desa pak wirantono, membawa se rak telur itik, dan memakai pakaian penuh kotoran itik.
''Dari mana lagi kamu irena?"tanya pak wartono sembari berjalan disamping irena.
"Iya ayah, hanya dari hutan, lagi"jawab irena.
"Kamu kesana lagi, udah berapa kali aku tanya, jangan kesana nanti dewa akan marah, jika dia merasa terganggu"Alis pa wirantono mengerucut, menggenggam erat tangan mungil irena.
Irena terdiam tak berkutip mendengar hal yang biasa dia dengar.Hal seperti ini adalah makanan senja irena.Ke esokan harinya sang gadis mungil berselendang merah terlilit di lehernya dengan pakaian berwarna pudar kekuningan dan menggandeng keranjang kecil berisi suling.
Irena merebahkan tubuhnya di teduhan pohon besar, didekat sungai.Suara suling dari tiupan kecil sang gadis cantik putih ini, membuat suasana hutan tenang dengan nada yang ia lanturkan.
Tanpa di undang terserempak laki laki dengan busana hitam, kulitnya sangat putih nyaris transparan, rambut hitam pekat yang menutupi sebelah matanya yang sangat tajam menatap irena, bibir yang seksi merah merona mengarah kebawah, wajah yang sangat tampan dan lelaki ini sangat jangkung.Dalam gayanya yang aneh dia duduk di depan irena.Mereka sekarang telah bersabung mata di tengah hutan yang sepi.
Lelaki tampan ini memberikan kode mata pada seruling irena.Dia ingin irena memainkannya.Irena hanya nurut dengan mengangkat sebelah alisnya dan memainkan suling seperti sebelumnya.Lelaki ini tersenyum mendengar lantunan suling yang ditiupkan irena.Lesung pipi lelaki ini membuat irena terkesima melihatnya.Dia adalah lelaki yang sangat gagah.Irena tidak takut dengan apa yang terjadi saat ini, dia fikir lelaki ini adalah orang yang baik.
Angin sepoi sepoi menambah nyamannya tiupan suling gadis ini.Dia terhenti.
"Namamu siapa?namaku irena, salam kenal"sang gadis mungil ini memberinya senyuman yang menghunuskan pedang memerahkan pipi lelaki ini.
Lelaki ini hanya tersenyum manis dengan lesung pipinya yang telah memerah.Irena hanya terdiam melihat lelaki ini.Durasinya hening tak bersuara, irena yang hanya melihat terdiam lelaki ini dan lelaki asing ini terus memberikan senyum kepada irena.
Dengan tangan yang putih lelaki ini menggenggam tangan mungil irena dan membuatnya berdiri.Irena hanya terdiam melihat tingkahnya yang aneh.Langkahan kaki kedepan membuatnya mendekat ke irena.Irena yang hanya bisa mundur dan terdiam.Sesampai tubuh irena menabrak pohon yang besar itu.Tangan yang kiri lelaki ini masuk di sebelah kepala irena dan tangan kanannya yang menutupi mulut irena.
Irena hanya bisa pasrah dengan menutup matanya.Lelaki ini pun mengecup kening irena.Serentak irena memaksa membuka mata.Sang jangkung ini menghilang di depannya.Mengambil keranjang apel, segera meninggalkan hutan irena melupakan serulingnya yang lepas di genggamannya saat lelaki aneh itu mengecup keningnya.
Tergesanya dia, berlari menuju rumah dan membuang keranjang apel yang tak fikir untuk mengisinya.Irena langsung menuju kekamar, mengunci membiarkan akal fikirannya berjalan.Entah kejadian yang tak disangka sangka akan terjadi.Suara pintu dari ayahnya, dia abaikan.Ketukan pintu itu makin besar, suara ayahna yang memanggil dia untuk keluar membuatnya tambah syok.Sembari dia mengerucutkan bibirnya membuka pintu kamar.
"Kamu kesini sama lelakiyah?"kata ayahnya.
"hah?"
"iya ada yang nunggu di depan"tak banyak fikir gadis mungil ini kedepan rumahnya.
Kerumunan warga melihat wajah yang tampan lelaki ini dan sebagai lelaki yang jangkung.Lelaki ini berdiri tegap memegang seruling di tangan kanannya.Irena sempat kaget dan terdiam melihat lelaki ini.Dia fikir tadi hanyalan khayalan atau perasaannya saja.
YOU ARE READING
Lengkara
Teen FictionIrena adalah gadis yang mungil hebat dan pemberani.takkala dia menemukan kemustahilan di dalam hutan yang iya tempati untuk melamun.Semuanya berubah