9. Pada Malam menjelang

28 12 3
                                    

Kau menghubungi ku dan;

Kata-kata darimu

Katamu, dia adalah dia--layak atau tidaknya itu menjadi urusanmu

Katamu, siapapun pilihan ku, kau tak layak menatap mataku dengan pertanyaan

Katamu lagi, Jika tahun demi tahun cepat berlalu, kau menjadi takut akan ketiadaan

Dua, boleh kah aku bertanya; "Apa aku tak layak kau beri tempat, meski tempat itu bagai gudang tak terpakai di rumahmu?",

Bagai petir menggelegar, kau meneriaki aku. Kau siapa!? 

Wajahmu, badanmu, kepribadianmu. Tak pernah menggapai titik dalam standar ku

Lalu kataku, jika ketulusan ku tak pernah bisa menggapai mu. Lalu apa?

di muka bumi, yang sempurna hanya yang tak berwajah.

-Menjelma kata

Cerita pada SemestaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang