Bonus

85 6 10
                                    

--Suatu tempat di dunia Roh--

"Temperance, kau sudah menemukan dia?", tanya Diligence.

"Belum, Kak Diligence. Dia punya aura yang tipis sehingga sulit ditemukan.", jawab Temperance.

"Bagaimana denganmu, Greed?", tanya Diligence lagi.

"Negatif.", Greed hanya menjawab singkat.

"Kak Humility, apa yang sebenarnya terjadi?", kata Kindness.

"Dia menggunakan skill terakhirnya, yaitu yang bekerja dengan memulihkan kekuatan kita tapi sebagai gantinya mengurangi spirit gauge-nya secara drastis.", Humility menjelaskan.

"Tunggu, apa itu bukan berarti dia ...mati? Bukankah dia juga berhasil ditangkap oleh Witchcraft dalam wujud kecil.", Envy ikut bicara.

"Aku nggak bisa memastikan kalau dia mati.", Humility masih berharap.

"Huh!", Greed membanting detector miliknya, "Dia itu memang selalu begitu. BODOH. Lebih mengutamakan orang lain dibandingkan dirinya sendiri. Lihat kan, sekarang kita juga yang repot!"

"Kak Greed?", Glutonny melihat mata Greed berkaca-kaca.

"Ngapain kamu malah lihat muka aku? Mendingan bantu cari.", kata Greed kepada Glutonny sambil memalingkan wajah lalu memungut detector-nya.

"Iya, Glutonny. Aneh ya, harusnya aku bisa temuin dia dengan gampang.", kata Lust sambil senyum-senyum sendiri, "Dia itu so hot~ Dia punya body yang buat aku jadi--- aduh!! Chastity, kok pukul aku?", Lust memegang lengannya yang habis ditabok Chastity.

"Jangan berani-berani sama kakakku! Cari yang benar!", Chastity jadi kesal.

"Hei. Memangnya gara-gara siapa semua ini kejadian?", Wrath berkata sinis, "Kalau aja ada nggak kerja sama dengan Witchcraft."

"Apa? Kau sudah tau kan kalau aku cuma dimanfaatkan--", Chastity mulai ngegas.

"Sudah, sudah. Kalian jangan berantem donk, ayo kita bantu cari lagi.", Patience memisahkan Wrath & Chastity.

"Nih, aku aja ikut cari.", tumben Sloth yang biasanya malas mau bantu.

"Kak, gimana kalau ...dia nggak bisa ditemukan.", mata Kindness mulai sembab.

"Kita nggak boleh bilang begitu, Kindness.", kata Pride dalam wujud Rion, "Dia adalah salah satu dari Roh Besar. Kalau dia mati, keseimbangan dunia bisa terganggu. Kita harus memastikan itu nggak terjadi."

"Iya, kau benar, Pride.", kata Humility, "Kita nggak boleh menyerah." Mereka pun melanjutkan pencarian.

















---------------------
Sementara itu, di suatu tempat lain di dunia Roh.

"Salam, Roh Kebajikan Besar Charity.", kata seorang pria tegap berjubah kelabu sambil tersenyum kepada Roh anjing berwarna hijau.







Author's Notes:
Kenapa saya buat cerita kayak gini? Karena inilah ending yang saya harapkan. Saya berpikir positif kalau author kesayangan kita bakal menempatkan Charity di posisi antagonis, seperti Chastity.

Untuk part ini, saya sudah memastikan semua Roh Besar dapat bagian dialog.

Silakan simpulkan sendiri adegan terakhirnya. Terima kasih yang sudah membaca dari prolog sampai sini 🙏🙏🙏

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 07, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Canis virtus <Desime>Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang