Setelah Patah

251 43 0
                                    

"Jika kita mampu, maka hafalkanlah, jika belum mampu, maka bacalah, jika lemah, maka bergurulah."

Pelampiasanku ketika patah hati, sedih, dan bahagia adalah dengan menulis. Menurutku dengan menulis aku bisa menuliskan hidup yang kuinginkan. Terutama ketika aku dilanda kesedihan berbagai cerita bahagia pasti menumpuk didalam laptopku. Ketika sedih aku ingin hidup yang membuatku bahagia juga ketika bahagia aku tidak boleh melupakan bahwa suatu saat nanti aku pasti menerima kepedihan.

Sudah seminggu aku mengurung diri di kamar kos, selain ke kampus dan membeli makan, sebelumnya aku selalu masak sendiri tapi kondisi hatiku masih belum baik-baik saja. Aku menghabiskan waktuku dengan menulis, menambah hafalan dan juga memposting quotes di akun instagramku.

Alhamdulillah tulisanku mewakili beberapa perasaan anak remaja sekarang, sebenarnya kurang berfaedah karena semua postinganku tentang patah hati. Banyak orang yang membacanya juga mungkin ada juga yang mencontohnya dan itu harus kupertanggung jawabkan kelak di akhirat nanti.

Aku pernah mencoba untuk memposting kata-kata motivsi dan sesuatu yang berbau dakwah namun hanya beberapa minggu berjalan karena aku tidak bisa dan merasa belum pantas jika harus mendakwahi orang lain sedangkan diriku jauh dari kata baik. Aku harus mendakwahi diriku sendiri sebelum orang lain akan tetapi hal itu masih belum bisa kuistiqamahkan.

Otakku mencoba mencerna nama yang baru saja mengikuti akun instagramku. Masih belum percaya jika dia adalah dosen pengganti Pak Radin. Mungkin dia mengikuti akun instagram semua mahasiswa yang diampu olehnya pikirku menepis segala pikiran aneh. Aku tidak ingin terlalu memikirkannya lagian itu tidak penting bagiku. Setelah ku edit aku kini memposting quotes yang baru saja melintas dipikiranku.

@friscaca28

"Dari segala sunyi yang membuatku semakin sendiri aku tak mengerti. Apakah aku yang pergi? Atau kamu yang tak pernah kembali."

Objek dari tulisanku masih belum berganti, dia masih Dirga. Seorang lelaki yang pergi tanpa pamit, seorang lelaki yang tidak pernah bertanggung jawab dengan perkataannya, seorang lelaki yang tidak konsisten, seorang lelaki yang selalu mencari kesempurnaan, juga seorang lelaki yang meski berkali-kali menyakitiku tapi tetap saja hatiku memilihnya. Apakah itu yang namanya cinta sejati? Akupun masih belum bisa menjawabnya.

Selain quotes di instagram aku juga mulai aktif di youtube dengan memposting video narasi. Semuanya kumulai sejak kepergian Dirga. Aby A. Izzuddin seorang penulis buku yang juga ku kagumi karya-karyanya pernah menuliskan sebuah kalimat dalam bukunya yang berjudul Habib & Qalbi dia mengatakan bahwa "Jatuh cinta dan patah hati adalah panennya seorang penulis," aku sangat membenarkan apa yang beliau tulis. Tapi sayangnya aku tidak pernah menulis apapun kala jatuh cinta sebab dia hanya bisa memberiku luka, pilu, pedih dan air mata.

Maafkan aku karena masih mengingatmu.

Maaf juga karena aku masih bermain dengan masa lalu kita.

Aku hanya belum mampu beranjak pergi dan melepas semua yang telah kau rusak.

Ketahuilah!

Tidak ada hati yang penah siap untuk kehilangan, termasuk aku.

Jangan kira aku bisa tertidur, jika tuk mengatupkan mata saja aku tak mampu.

Dan bagaimana mata bisa terpejam setelah didera perpisahan,

sedangkan hati yang merindu pergi mengembara.

Namun jangan khawatir, semesta memberiku patah untukku kembali menata.

(Silahkan diputar videonya)

Seberkas Luka di Yogyakarta (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang