Aisyah Ahmad Fuadi

11 1 0
                                    

Diam seribu kata, tanpa pernah sekali pun mendekatinya dalam bentuk apa pun yang dilarang oleh-Nya. Meski banyak wanita yang menyukainya di luar sana akan tetap kupertahankan rasa cinta yang suci ini. Hari berganti minggu, minggu bertambah menjadi bulan, hingga bulan berlalu tergantikan oleh tahun. Serentang masa yang tidak sebentar, berdiam dalam sebuah keinginan, jarak yang memisahkan. Selagi aku masih bisa bernapas akan kukejar di mana pun engkau, seraya aku memperbaiki diri.

Tak mudah memang, dengan begitu banyaknya godaan yang silih berganti datang. Namun, dia dan pengharapan menjadi sumber ketenangan yang akan selalu menguatkan. Memang rasa tidak bisa ditebak, kapan rasa itu muncul dan kapan rasa itu berakhir. Aku bukan satu-satunya wanita yang menyukainya. Ada banyak wanita di luar sana yang menyukai dan berada dekat dengannya.

Melihatnya dari kejauhan yang tak pasti, menjalani kehidupan dengan cinta yang kumiliki. Selalu percaya bahwa untuk meraih ridho dan keberkahan. Maka jalan yang ditempuh haruslah benar. Alangkah ironisnya ketika kita memohon ridho-Nya. Namun, mencoba dengan cara yang dilarangnya.








Dengan ini aku berhenti menghubunginya demi rasa cinta yang seharusnya, sekarang aku ingin terbiasa dalam sebuah penantian meski sangat menyakitkan. Namun berakhir bahagia.
Sepenggal kisahku dengannya, berawal dari sebuah perkenalan di sebuah grup WhatsApp sampai berakhir dengan rasa suka, awalnya kita saling bercerita atau hanya sekadar berbincang biasa, sampai waktu pun berlalu dengan sendirinya untuk menyadarkan kami dengan cara apa pun. Aku dan dia sudah tidak sedekat dulu, kami memutuskan untuk tidak menghubungi satu sama lain. Namun terkadang rindu, tetapi tidak untuk kali ini, ini yang terbaik.
Jika memang dulu pernah mencoba mencari-cari kesempatan, melintasi jalan pintas yang tidak seharusnya dilewati. Anggaplah semua itu pelajaran yang diberikan oleh Allah SWT untuk menguji iman dan kesadaran kita sebagai seorang hamba.






Toh, jika memang dia yang senantiasa kita sebut dalam doa bukan untuk ditakdirkan bersama, mungkin suatu saat ada seseorang yang akan dipersandingkan dengan orang yang selalu menyebut namamu dalam doanya. Percayalah ....






Atau semua ini adalah ujian yang ingin diberikan untuk kita. Supaya menunggu dengan sabar dan tetap berada dalam kekuasaan cinta-Nya. Aku dan dia yang senantiasa menjaga keutuhan cinta ini dari keberkahan Sang Pencipta cinta.
Berjalan seiring waktu yang terus berjalan, tak terasa sudah lima tahun aku memilih setia dalam taat yang terus aku jaga untuk orang yang saling menanti. Jika jiwa sejauh ini tidak bisa menghapus rasa cintaku padanya maka sungguh luar biasa Rabb-ku membuat cinta ini dengan seindah mungkin.



Berada jauh, untuk menikmati keajaiban cinta-Nya yang berada di seluruh jagat raya. Besok lusa aku kembali ke Indonesia untuk menikmati liburan di sana sembari membayar rasa rinduku terhadap keluarga di sana. Aku pertanyakan tanya, “Apa kabar dia?” Mungkinkah dia masih mengingatku.
Setelah keputusan kami untuk berhenti berhubungan, aku memilih melanjutkan studiku ke luar negeri dan mengganti nomor teleponku, dan dia melanjutkan studinya di Indonesia. Memang kami hanya mengenal melalui WhatsApp, kami pun tidak pernah bertemu sebelumnya. Namun, aku rasa waktu itu hanya sekadar ketertarikan dan rasa kagumku terhadapnya melalui postingan yang ada di akun Instagram-nya.




Hai All, jangan lupa vote yah itu semua mampu membangkitkan semangatku I love you 😘

Cinta menuju syurgaNyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang