Malam Pertama (Markhyuck)

9.5K 782 22
                                    

Mark POV

Bangsat Na Jaemin! Aku kalah start. Sebaiknya pintu besar ini segera terbuka.

cklek

Mark menutup mulutnya tak percaya, Good job Mark!

Aku menyelinap pelan ke dalam apartemen. Dan..

Wow tempat ini gila

Aku pergi menuju nakas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku pergi menuju nakas. Banyak barang-barang tidak penting; kebanyakan alat-alat kantor dan setumpuk tisu? Sepertinya dewi fortuna sedang berpihak padaku.

"Beberapa lembar sticky notes dan tisu ini tidak berharga kan?" gumamku.

"Unghh.."

Aku membeku dengar rintihan itu. Perlahan kepalaku menoleh pelan ke arah ranjang. Seketika hatiku tenang karena sepertinya lelaki ini tidak terganggu dengan kehadiranku.

Aku memperhatikan wajahnya dengan seksama.

"Cute."

Tanpa sadar kalimat itu keluar dari mulutku. Aku menggeleng pelan untuk mengembalikan ewarasanku. Sebaiknya aku segera pergi.

Mark POV end

Mark melangkahkan kakinya menuju pintu yang terbuka. Seketika langkahnya terhenti, kepalanya menoleh sekali lagi untuk menatap wajah indah tadi.

Bagaimana jika aku melihat wajah ini setiap pagi? Bagaimana jika dia menatapku penuh dengan cinta? Bagaimana jika–

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bagaimana jika aku melihat wajah ini setiap pagi? Bagaimana jika dia menatapku penuh dengan cinta? Bagaimana jika–

Mark geleng-geleng kepalanya. Tidak mungkin mahasiswa sepertinya akan bersama laki-laki manis ini, sudah terlihat dunia mereka berbeda.

"Aku harus segera keluar sebelum si Na sialan menghabiskan saldo tabunganku." kata Mark pelan.

"Goodbye, sweetheart."

Mark melangkah keluar. Melihat Jaemin yang sudah tersenyum congkak.

Sial, Mark kalah cepat.

"Kau kalah cepat, Lee. Yes! Aku bisa menghemat 1 bulan! Besok kita makan di kantin fakultas kedokteran, tidak ada penolakan."

Mark menatap tidak percaya, "Bangsat Na Jaemin! Perjanjiannya cuma traktiran, tidak ada penentuan tempat!"

"Suka-suka pemenang dong! Ayolah~ sekali saja.. ya ya ya? Demi persahabatan kita" mohon Jaemin

Jujur Mark ingin menolak tapu tidak bisa. Memang pada dasarnya dia people pleaser. Jaemin yang tau kelemahannya ini selalu menjadikannya sebagai senjata.

"Ok. Hanya 1 kali dan 1 menu tidak lebih."  Tegas Mark. Jaemin tersenyum senang, memang sahabatnya ini terbaik!

Mark menggulirkan matanya malas, lalu menggeleng malas.

Dasar bocah ini

Tanpa diduga, matanya menangkap sesuatu menempel di langit-langit balkon. Mark menatap lamat benda tersebut, seperti bulatan hitam kecil dan hampir tidak terlihat. Apa mungkin itu kamera?

"Kamera?"

"Huh?"

Tangan Mark menuju benda tersebut. Jaemin mengalihkan pandangannya ke arah benda yang ditunjuk Mark.

"Mungkin itu cuma pendeteksi asap, Lee. Tidak perlu khawatir." Jaemin tersenyum santai.

"Tapi.. untuk apa pendeteksi asap berada di balkon?"

Seketika senyum Jaemin redup. Bibirnya mengerucut dan kedua alisnya menyatu.

Benar juga

Mark bergerak panik.

"Sebaiknya kita segera pergi Na. Jika tertangkap, mereka bisa melacak kita kapan saja!"

"Well.. kali ini aku setuju denganmu Mark. Aku belum merasakan seks dan hidupku masih panjang. Ayo kita pergi." ujar Jaemin santai lalu terjun melompati atap-atap.

"WTF?! kenapa harus seks?!" ujar Mark kaget. Kenapa temannya yang satu itu mulutnya nggak pernah diayak?

Mark bergegas melompati atap-atap menyusul Jaemin.

Disisi lain
Setelah pintu balkon tertutup. Haechan bergegas keluar unit apartemennya dan menghampiri unit sebelahnya.

ting tong
ting tong
ting tong

TOK TOK TOK

"LEE JENO BUKA PINTUNYA!! CEPATLAH!!"

Haechan sedikit takut dengan keberadaan "dia" yang barusan membobol apartemennya.

"Ck! Kubeli unit ini dengan harga fantastis tapi kenapa keamanannya jelek sekali?"

cklek

"Iya sabar kenapa sih?! Ada apa chan?" tanya Jeno dengan alis menyatu.

"Apa unitmu dibobol seseorang juga?" tanya Haechan dengan muka berkeringat.

Jujur Haechan takut jika itu orang suruhan pesaing Worldlinker Corp. Kalau mereka bangkrut, Haechan jadi apa? Gelandangan?

"Ya, unitku juga dibobol chan."

"Benarkah? Apa kau tau siapa mereka? Mereka pesaingmu? Atau hanya pencuri?" tanya Haechan.

"Bukan. Sepertinya hanya orang iseng." jawab Jeno santai.

Plak

"Kau masih bisa santai disaat unitmu dibobol?!"

"Tenanglah chan, aku yakin mereka bukan siapa-siapa. Aku sudah meminta Ten hyung untuk menyelidiki mereka."

Extra

08:00 KST

Ting!

Jeno yang sedang meminum kopi paginya menoleh ke arah ponselnya.

Ten hyumg
"Datanya sudah kukirim via emailmu, mereka bukan siapa-siapa. Tak perlu khawatir"

Lee Jeno
"Ok, thanks hyung. Uangnya sudah kukirim"

Jeno membuka emailnya, membaca dengan seksama data dari orang yang membobol unitnya. Matanya tertuju kepada salah satu pas foto yang dikirimkan.

 Matanya tertuju kepada salah satu pas foto yang dikirimkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Na Jaemin ya? Cantik."

Ting!

Jeno menyeringai melihat notifikasi pesan dari Ten hyung. Jackpot!

.
.
.

Ten hyung
"Kau tau yang lucu? 2 bocah ini melamar magang di perusahaanmu"

tbc.

🔞 Thief or Not? REVISI ON PROGRESS [Markhyuck x Nomin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang