"Aku tidak tahu kalau terkadang hati pun bisa bersuara untuk memilih cintanya sendiri."
×÷×÷÷×÷×÷×÷×÷×÷×
SMA ANGGASTA-ARUNA
Tempat Raiel Belianca Zefana atau sering disapa Raiel, mencari banyak pengetahuan dan mencari cinta yang akan ia mulai kisah cinta bersama seseorang. Tahun ini ia baru saja memasuki masa SMA, yang selalu identikan dengan masa seorang remaja yang tumbuh lebih dewasa dalam menyikapi segala hal.
Adapun yang bilang masa dimana kisah cinta yang sesungguhnya dimulai oleh dua orang remaja yang sedang dimabuk asmara. Kata orang, masa SMA itu harus memiliki satu mantan. Ada benarnya nggak sih?
Raiel terkekeh geli setelah mendengar kalimat itu. Karena, ia hanya gadis lugu yang tidak begitu mengerti tentang persoalan cinta.
Ada yang unik dengan sekolahan nya. Walaupun sekolah swasta tetapi ada dua SMA dalam satu area sekolah dan satu kepala sekolah, yaitu SMA Anggasta dan SMA Aruna. Kedua sekolah ini hanya dibatasi oleh tembok setinggi dada orang dewasa. Jadi, tidak heran jika ada beberapa siswa yang nekad melompat ke salah satu SMA tersebut.
"Untuk para murid baru diharapkan berkumpul di lapangan. Yang dari SMA ANGGASTA maupun SMA ARUNA."
Raiel duduk pada barisan ketiga seperti intrupsi yang diberikan kakak seniornya. Karena ini hari terakhir masa pengenalan lingkungan sekolah jadi para senior hanya memberikan games dan menyuruh murid baru untuk menuliskan pesan dan kesan selama acara itu berlangsung 3 hari kebelakang.
"Lo mau nulis pesan dan kesan ke kakel yang mana?"
Tanya teman perempuan disebelah Raiel yang langsung dibalas dengan gelengan kepala. Teman sebelahnya mendekatkan dirinya. Waktu perghibahan pun dimulai.
"Lo tau nggak katanya kedua anak kepala sekolah ini most wanted abis dan mereka terpisah sekolahnya. Yang satu badboy, fakboy rasa softboy soalnya udah banyak cewek dari kedua sekolah ini udah dia pacarin. Dan kalau yang satunya lagi cueknya minta ampun kayak kanebo kering dan belom ada satupun cewek yang mengambil hati dia. Sekalinya, ada cewek yang deketin pasti udah jadi bahan perbincangan murid-murid,"
Raiel mencerna perkataan dari teman yang di sebelahnya. Seperti ada tantangan tersendiri baginya untuk mencari cowok yang cuek itu.
"Siapkan kertas kecil lalu kalian tulis kesan dan pesan nya. Setelah itu kalian boleh memberikannya kepada orangnya. Mengerti?"
"Mengerti, kak." Jawab mereka serentak.
Semua murid baru bangun dari duduknya kemudian mulai berpencar mencari senior yang sudah ditunjuk setiap barisnya. Dan kali ini barisan Raiel kedapatan senior yang bernama Ilo. Ia menelusuri sambil bertanya nama kepada setiap senior laki-laki. Sampai seketika ia tidak sengaja bertemu senior laki-laki yang sedang berjalan sendirian.
"Kak, maaf,"
Raiel berlari mendekati senior yang jalan nya terhenti oleh panggilan Raiel. Seraya tangan senior itu membuka sebuah permen lalu mengunyahnya.
"Iya, ada apa?"
"Kenal sama kak Ilo?" Tidak lupa ia menyodorkan kertas yang sudah ada nama senior yang dimaksud olehnya.
"Ilo disini banyak, dek. Kamu mau cari Ilo yang mana?"
"Nggak tau, kak. Tadi pengarahan nya cuma nama kak Ilo doang tapi nggak dikasih tau kak Ilo yang mana,"
"Coba mana sini kertas lo," katanya. Raiel memberikan kertas itu yang kemudian ditanda tangan olehnya.
"Lho, kak?"
KAMU SEDANG MEMBACA
R A I E L'O
Teen Fiction"Aku tidak tahu kalau terkadang hati pun bisa bersuara untuk memilih cintanya sendiri" -R.