PART 2

203 91 31
                                    

21.30
Saat ini Fania sedang duduk, dengan alis mata tertekuk menahan rasa kantuk. Dia menyilangkan kedua tangannya di atas meja, dekat jendela. Rasa kantuk itu hilang seketika, setelah Fania berdiri dan membuka jendela. Matanya tertuju ke arah angkasa untuk melihat semua yang ada di sana.

Cahaya rembulan, beberapa bintang yang berjatuhan dan bahkan, kesejukan angin malam bisa Fania rasakan yang membuatnya sedikit kedinginan.

Fania sangat menyukai suasana seperti ini. Sendiri, menikmati keindahan malam hari dan tanpa ada yang menemani. Malam emang bakalan pergi, tapi dia selalu kembali untuk mengobati siapa yang menanti.

Sebelum itu terjadi, pasti akan ada mentari pagi yang siap menerangi bumi dan juga senja sore hari yang siap menemani. Ya, tepat sekali. Mereka ini saling melengkapi dan datang pergi silih berganti. Begitu juga dengan urusan hati, seharusnya bisa saling melengkapi, saling memberi arti dan saling mengerti. Bukan saling menyakiti, tapi kayanya cewe yang selalu tersakiti.

Siang dan malam itu pasangan. Panas dan hujan juga pasangan, tapi tidak semua yang berpasangan mengartikan bahwa mereka selalu menjalin kebersamaan. Lihatlah mereka memang berpasangan, tapi justru kedatangannya harus bergantian. Ya, begitu juga dengan hubungan. Entah pertemanan, persahabatan bahkan mungkin percintaan. Salah satu di antara mereka kadang harus diam, tenggelam dan membiarkan pasangannya atas kesempatan untuk menampakan. Inilah Fania, dia selalu mendapatkan pikiran pikiran yang tidak ingin ia pikirkan.

Tidak sedikitpun melihat jam, justru dia malah semakin terdiam dengan mata yang terpejam merasakan hembusan angin malam.

Masa laluku bahkan lebih suram mengalahkan gulita malam. Sontak Fania membuka mata dan tidak sengaja menjatuhkan buku yang ada di meja. 

Kalimat yang terlintas dipikiran Fania barusan cukup jelas, dan meski hanya sepintas, hal itu berimbas pada perasaan yang berusaha keras melupakannya hingga kandas tanpa bekas.

Takdir kadang mempertemukan seseorang dengan sesuatu yang tidak diundang. Memberikan apa yang tidak dirancang, hingga membuat orang senang bukan kepalang. Tapi akhirnya semua itu pasti berlalu, dan menghilang.

Setelah beberapa saat pikirannya melayang, dia sadar dan mulai tenang. Fania mencoba melihat jam yang terpajang di antara kepala kijang. Ngantuk, itu yang dia rasakan sekarang.

Fania menutup jendela yang sedari tadi terbuka. Kehadiran malam setelah tenggelam dan terbitnya matahari sebelum tenggelam juga senja yang selalu menampakan keindahan akan selalu kudambakan. Batin Fania mengungkapkan.

Sebelum tidur, dia mencoba mengamalkan apa yang dilakukan Rasulullah ketika akan tidur. Seperti yang terdapat dalam hadist dari Al-Bara' bin 'Azib radhiallahu 'anhu berkata "Rasulullah shalallahu 'alaihi wasalam bersabda: Apabila kamu mendatangi tempat tidur, maka berwudhulah kamu sebagaimana wudhu untuk shalat." [HR. Al-Bukhari, no 6311 dan Muslim, no 2710]

•==========•

Matahari belum menampakan sinarnya dengan sempurna. Ya, masih sebagiannya saja. Fania terbangun, dan setelah membaca doa, entah kenapa dia mendapat beberapa kalimat di pikirannya.

Waktu terus berputar tiada habisnya
Menghipnotis dalam kenangan yang menyiksa
Aku yang bernama cinta datang menyapa
Hadirku yang tak pernah kau anggap ada
Sedangkan kamu adalah sebuah permata
Yang terlalu mahal untuk ku miliki selamanya.

Entahlah, Fania selalu mendapat sesuatu yang dia sendiri tak inging memikirkannya. Dia membiarkan semuanya berlalu tanpa ingin tau apa maksud dari semua itu.

Handphone Fania berbunyi tanda ada pesan WhatsApp. Ternyata dari Prisqilia Syahfarani teman sebangkunya.

____________

Fan besok sekolah yaa, jangan bilang kamu lupa wkwk

Iya ga lupa

Pokonya besok aku mau liat sikapmu berubah titik.

Iya

Jangan hemat kata jangan hemat bicara. Aku ga sukaa hhe

Iya Lia

Iya iya mulu, katanya mau berubah. Udahlah aku mau jalan jalan, bye Faniaa

Iya

Prisqilia yang sering dipanggil Lia adalah orang yang selalu ceria. Berbeda dengan Fania yang selalu diam tanpa kata. Saat keluar dari rumah Fania selalu berubah, apalagi kalo di sekolah.

•==========•

VOMENT
See you!

FaniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang