Kantor

153K 710 19
                                    

Sisi adalah CEO muda wanita di salah satu perusahaan ternama, ia adalah seorang workholic awalnya saat mengetahui bahwa dirinya tengah bunting ia hendak mengugurkannya karena dianggap mengganggu kinerjanya dalam bekerja.

Tapi melihat perkembagan dalam janinnya dan perutnya yang tambah besar ia urungkan niatnya. Apalagi gejolak hangat yng ia rasakan saat mengelus perutnya perlahan.

"Sshhh hangat kau tenang ya baby sebentar lagi mama akan ada rapat."

Sisi sebenarnya sudah mengalami kontraksi ringan sedari tadi pagi, tapi ia hiraukan karena ia harus memenangkan sebuah tender yang sangat besar.

"Siang semuanya." salam sisi pada hadirin rapat dengan ramah.

Suara bisik bisik mulai terdengar bagaimana tidak mereka melihat seorang wanita dengan kemeja putih dan jas ketat yang dibaliknya  terdapat sebuah tonjolan perut yang sangat besar, sudah sangat luruh ke bawah dan sepertinya siap jatuh kapan saja.

Sisi mencoba mengabaikan bisik bisik yang cukup mengganggunya ia hanya ingin fokus pada rapat dan tender tapi ternyata tidak semudah yang ia pikirkan perutnya mulas sewaktu waktu dan mulai mengencang pada bagian bawah yang mana menimbulkan rasa tak nyaman ia menggeliat dalam posisi duduknya sedikit menyingkap rok yang digunakannya ia meraba area sesnsitifnya, basah.

"Hmmhhh shh" sisi tidak dapat menahan rasa ngilu dan sedikit nikmat pada area sensitifnya saat jarinya memegang vaginanya sendiri, tidak memerdulikan tangannya yang bisa saja kotor karenanya.

Ia mulai kehilangan fokusnya karena bermain main dengan area sensitifnya, menikmati bagaiman vagina berkedut kedut nikmat dan mengeluarkan lendir kental secara perlahan.

....

Pada saat  rapat telah usai Sisi cepat cepat pergi dari ruangan rapat tersebut beralasan ingin buang air kecil dan diwakili sang asisten untuk menemani para petinggi usai rapat.

Ia tidak sepenuhnya bohong tentang hasrat ingin buang air kecilnya, air seni dengan tidak sengaja mengalir perlahan karena kantong kemihnya yang ditekan oleh sang bayi diikuti dengan cairan putih bekasnya bermain saat rapat tadi.

Dengan tergopoh gopoh Sisi menahan perut bawahnya sedikit menekannya agar tidak terlalu turun.

Sesampai di ruangannya ia mengunci pintu dan duduk di sofa  yang terletak depan meja kantornya.

Ia lepas jas ketatnya dan mebuka kancing bagian bawah di bagian perutnya agar tidak terasa sesak, dengan perlahan ia mengusap perut bulatnya dengan senyum yang timbul di wajahnya tetapi dengan cepat digantikan oleh ringisan saat terasa mengencang kembali.

Merasa area sensitifnya terasa sesak dan becek ia perlahan melepas celana dalamnya dan membuangnya sembarangan terdapat jejak lendir keruh dan berwarna merah.

Sisi mulai mencari posisi nyaman dalam duduknya ia mengangkang selebar mungkin menunggu terjadinya pembukaan dan pecah ketuban. Menggoda daerah kewanitaannya dengan memainkan klitorisnya.

"Sssh ahhhhh diamlah sayanghhh"

Kontraksi sudah terasa lebih intens, Sisi memilih untuk berdiri lalu berjongkok saat dirasa bayinya ingin keluar menahan rasa mengejan karena ketubannya yang belum pecah, "Nghhhhh ahhh"

"Shhhhhhh ngyahhhhh sebentar sshayanghhh"

Sisi mencoba untuk berdiri lagi, berjalan jalan memutari meja kerjanya sembari menikmati rasa sakit yang berasa pada perut besarnya.

Disaat putarannya yang ke 5 tiba tiba saja  cairan ketubannya mengalir dengan derasnya begitu saja, disusul dengan kontraksi, dengan cepat ia menaiki meja kantornya dan mulai berbaring disana.

"Nghhhhhhhhhhhh hah hah mhhhhhh ayo keluarlahhh baby"

Ia memeriksa bagian vaginanya terasa sebuah rambut halus menyapa tangannya, dan dengan semangat saat kontraksi datang ia mengejan dengan kuat.

"Nghhh"
Disaat bayinya sudah dekat dengan vaginanya Sisi terus berusaha untuk mengejan tidak membuang sia sia kontraksi yang ia rasakan, saat rasa sakit menguasainya tanpa sadar ia membuat meja yang semulanya tertata rapi menjadi berantakan tidak karuan, tanpa sengaja ia meremas berkas berkas untuk mengalihkan rasa sakitnya atau menendang dengan refleks saat bayinya mulai mencari jalan keluarnya.

Plop

Tiba tiba saja bayinya meluncur begitu saja bisa ia lihat ada sebuah tonjolan kecil diantara kaki mungil anaknya.

baby, it's time to go out!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang