#5

36 4 0
                                    

Pulang sekolah, gue langsung pisah sama Eunsang dan buru buru ke ruang osis.

Setelah nanya orang orang random yang belum gue kenal, akhirnya gue sampe. Gue nempelin telinga dipintu, rame banget anjir? Lagi rapat? Terus ada perlu apa sama gue?

"Jeon Nema?"

"Iya kak?" Jawab gue dengan sopan sambil balik badan ke arah sumber suara. "Loh?! Kakak serem?!" shit. kelepasan.

He smirks at me, "kemaren belum sempet gua hukum udah kabur duluan. Pas banget ternyata satu sekolah."

mau nangis, seserem itu.

"Masuk."

Dia ngeduluin gue masuk ke ruang osis. Gue ngikutin dia dari belakang tanpa berani ngeliat siapapun yang ada disana.

"Jangan nunduk." kata salah satu orang.

Gue nelen ludah, beraniin diri buat ngeliat seisi ruangan ini. 5 cowo, 3 cewe. Gue kira ada sekitar 20 orang, rame banget suaranya.

"Duduk." kata kakak serem sambil duduk dikursi tengah.

"Dimana kak?"

"Disitu. Dimana lagi? Do you wanna sit on my lap?"

Seisi ruangan ketawa. Gue gelengin kepala dan langsung duduk di kursi deket gue berdiri.

"Lo tau kan kenapa lo dipanggil kesini?"

Gue sempet ragu mau jawab, akhirnya gue gelengin kepala lagi terus nunduk.

"Gua wakilin nih ya. Salah lo yang pertama, lo masuk ke gahayala tanpa izin. Kedua, lo cantik." Gue ngangkat kepala dan ngeliatin orang yang ngomong barusan. Lagi-lagi dia senyum, iya, Kim Yohan.

"S-saya minta maaf kak. Saya gatau kalau taman itu punya kakak-kakak, soalnya kan tamannya deket rumah sa—" tangan gue refleks nutup mulut gue sendiri. Stupid, ngapain lo buka kartu kalau rumah lo deket taman itu?!

Gue cuma berani natap kak Yohan, dia ketawa tawa aja. "Seberapa deket dari taman?" tanya kak Yohan. "Hah?" jawab gue bingung. Dia ketawa lagi.

Sumpah, dia sengaja ya ngerjain gue?

"Kenapa han? Mau lo apélin?"

"Iya kalo boleh."

"Curang. Nyuri start." kata kak.. Hangyul? Nametag nya kecil banget anjir mata gue sakit liatnya.

"Ssst, diem. Gini gini," potong kakak serem.

"Saran Seungyoun, lo jadi babu kita. Tapi,"

"Masa secantik lo jadi babu? Sayang. Jadi gua mau macarin lo,"

Gue refleks masang ekspresi mau protes, untungnya otak gue masih sadar situasi dan keadaan.

"Yah bang, dari mukanya aja lo udah ditolak duluan." sahut kak— Seungyoun. Oh dia yang namanya Cho Seungyoun.

"Bangsat youn."

"Dengerin gua dulu," lanjut kakak serem.

"Tapi beberapa orang disini mau macarin lo juga." Terus dia ketawa pelan, "gimana kalau kita deketin lo masing-masing seminggu, abis itu baru lo pilih mau sama siapa?"

Detik itu, batin gue perang. Mau nolak, tapi rasanya gue ga di posisi yang tepat buat nolak. Mau terima, tapi gue gasuka diperalat kaya gini.

"Gua anggep lo terima."

Nyawa gue serasa terbang ke awang awang. Abis itu mereka semua keluar nyisain gue sama kak Yohan berdua. "Maaf ya kalau lo ngerasa ga nyaman, gua udah berusaha nolak ide itu tapi bang Seungwoo susah dibujuk."

Gue yang masih shock ga nanggepin kalimat kak Yohan. Dia diem disamping gue, mungkin nungguin nyawa gue balik.

"Gue serasa didaftarin di Biro Jodoh."

Dia ketawa terus ngelepas tas dari tangan gue, "gua anter pulang."

Gue ga ngobrol apa-apa sama kak Yohan selama perjalanan. Begitu sampe, gue ngambil tas dan ngebungkukin badan singkat ke dia.

"Jangan lupa makan." kata dia.

Gue ga noleh dan langsung masuk ke rumah.

Sampe kamar, gue banting diri ke kasur.

Nasib lo gini amat sih. Gue ngomong sama diri sendiri sambil ngacak ngacak rambut.

Tiinnggg

Gue buka notif hp gue, oh kak yohan.

Eh? kak Yohan?

Gue ngelempar asal hp gue

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gue ngelempar asal hp gue. All of this happened in a fuckin day. Gue emang mau pacaran tapi caranya ga gini juga.

Geng Motor | Produce X 101Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang