Part 2. Las Trigas

27 3 0
                                        

Saat aku melihat ponsel ku, aku berada di kota yang tidak pernah kudengar sebelumnya.
Nama kota itu adalah Las Trigas. Sebuah kota yang dipenuhi oleh orang-orang kaya, yang berkelas tinggi.
Bahkan kehidupan di kota ini sangat jauh lebih maju. Mobil listrik sudah menjadi ciri khas dari kota ini.

Mungkin, hanya aku satu-satunya orang yang tidak mempunyai apa-apa ditengah kumpulan orang-orang yang jauh level nya di atas ku.

Aku berjalan ditengah kerumunan orang-orang yang sedang berkumpul untuk membeli makanan. Aku hanya diam di sepanjang jalan karena aku malu untuk bertanya kepada orang-orang karena aku tidak sama seperti mereka.

"Tuhan, aku hanya ingin menemukan apa yang ada di diriku. Aku sangat ingin memiliki cita-cita seperti teman-temanku. Aku sangat ingin sukses, aku melangkah dan berani mengambil resiko ini." Aku berdoa dalam hati.

Aku berjalan dan tak sadar aku meneteskan air mata. "Apakah aku salah? Mengapa orang tua ku tega sekali dengan ku? Apa mereka gak sayang sama aku?" Pertanyaan seperti ini terus muncul di kepalaku.

"Awaaaaaaassss" seseorang berteriak kepadaku.

Aku terus menangis dan tidak mendengar ada orang yang sedang berteriak.
orang tersebut membuka kaca mobil lalu ia berteriak lagi,

"HEYY AWAS..AKU INGIN LEWAT"

Tanpa kusadari mobil orang tersebut sudah sangat dekat. Aku pun tiba-tiba tersadar setelah aku merasakan ada sesuatu yang aneh ingin menuju kearah ku.
Betapa terkejutnya aku saat aku melihat ke belakang, mobil tersebut hampir saja menabrak ku. Beruntungnya, aku secara cepat menghindar ke atas trotoar.

Setelah aku menghindar ke atas trotoar, orang misterius tadi memberhentikan mobilnya dan turun dari mobil, dan berjalan menuju ke arah ku, seolah-olah ia akan memarahi ku karena aku menghalangi jalannya.

"Astaga..mengapa dia kesini? Apakah dia ingin memarahi ku karena aku tadi menghalangi jalannya?" Tanyaku dalam hati.

Orang misterius ini mengenakan pakaian serba hitam, sehingga aku tidak bisa mengenali wajahnya secara jelas.
Aku sangat bingung dan sangat ketakutan, karena dia terlihat seperti pembunuh.

Dia pun perlahan-lahan berjalan dan mendekati ku tanpa mengatakan sepatah kata pun dari mulutnya.

Find YourselfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang