• jatuh •

135 27 23
                                    

' aku jatuh hati

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

' aku jatuh hati.


Rakka itu, orang yang mudah untuk tersenyum. Terutama saat ia mendapatkan apa yang diinginkan nya.

Seperti katanya, "Nih ya Sil, senyum saya tuh pemikat cewek-cewek tau."

Yah, memang benar katanya.

Jika boleh aku mendeskripsikan, senyuman Rakka itu menyebabkan kebahagiaan. Berlebihan memang, tapi benar adanya.

Seperti Endorfin. Mengurangi rasa sakit, memicu senang, tenang juga rasa bahagia. Itulah senyuman Rakka.

"Iya pemikat cewek, sampe ibu-ibu yang udah punya tiga anak aja kepincut sama kamu"

"Hm, bentar saya analisis maksud omongan kamu—"

"—cemburu. Benar apa benar?"

Rakka itu penggoda. Tidak-tidak, bukan penggoda seperti yang kalian pikirkan. Maksudku penggoda seperti ini,

"Apa sih, ya enggak lah. Kepedean kamu Ka. Mana mungkin aku cemberu sama beruang gendut yang bisa jalan?"

"Ah masa sih, sini saya cubit pipi kamu, atau mau saya cium pipi gembul kamu?"

Sial.

Akhirnya kita larut dalam gelak tawa yang hangat. Tapi, karena kesalahanku. Semuanya hancur,

"Em, Ka . . Kalau aku bilang lagi jatuh hati, reaksi kamu gimana?"

"Wow, wow, wow, Silo si anak kecil yang labil udah jatuh hati? Sama siapa Sil? Cerita dong, baik gak? Kenalan boleh tuh sama saya"

Aku menggeleng cepat, "Dia Deket kok sama kita"

"Oh ya? Siapa? Si Andhara?"

Lagi-lagi aku menggeleng, "Bukan . . Aku udah kenal dia sepuluh tahun yang lalu."

Rakka terdiam, menatapku dengan tatapan aneh.

"Iya, kamu."

"Bukannya dulu kita bikin kesepakatan ya Sil? Diantara kita gak boleh ada yang saling jatuh hati."

Salah, ini salahku. "Iya . . Maaf Ka, aku udah lancang"

"Gak apa, coba kamu pikirin lagi. Siapa tau, jatuh hati yang kata kamu tadi, cuma perasaan kagum atau apapun. Bukan cinta, maaf ya Sil kalau saya kasar"

Lancang kamu Cielo. Lancang.

"Iya Ka, kalau kamu mau ngejauh, aku gak apa kok. Kita butuh waktu kan?"

"Loh, buat apa Sil? Hahaha, santai aja kali. Hal kayak gini mah, biasa dalam hubungan persahabatan cowok-cewek."

Iya, biasa.

"Aku gak minta kamu buat jadi milik aku Ka, tapi aku masih bolehkan dideket kamu?"

"Tentu, kenapa enggak Sil? Lagian ungkapan hati kamu tadi, gak akan ngehancurin persahabatan kita. Jadi jangan ada canggung-canggungan, oke? Pinky promise dulu dong"

Benar, Rakka tidak akan mungkin menjauhiku. Dia bukan orang seperti itu.

"Oke, promise"
































— aksaradhinara

rembulanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang