• berbeda •

97 26 4
                                    

' wangimu berlalu,

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

' wangimu berlalu,


Wangi Rakka begitu melekat pada jaketnya, yang ada dalam lemariku, tersimpan rapih. Tanpa ada celah yang hilang, wanginya masih ada. Permen karet kesukaan Rakka pun masih didalam kantung jaketnya.

Entahlah, mungkin setelah Rakka pergi semuanya terasa aneh untukku.

Dimulai dari wajahnya yang tenang itu, tak ada lagi dalam pandanganku. Senyumnya yang menawan juga, sudah tak ada lagi dihadapanku. Bahkan, raganya yang tegap sudah tak ada lagi disisiku.

Setiap harinya aku tak ada henti untuk membiasakan diri tanpa hadirnya Rakka, setiap hari juga aku tak ada henti untuk menangisi kepergian Rakka.

Aku mengambil jaketnya yang ada di dalam lemari, menatapnya lekat, memeluknya erat. Berharap, bahwa sang pemilik tiba-tiba hadir dalam dekapan.

Kenapa tidak menghubungi Rakka?

Sudah, sudah aku coba. Tapi tidak bisa, selalu mendapat jawaban bahwa nomor telepon miliknya tidak lagi aktif.

Menghubungi Ayahnya? Sama saja.

Rasanya siklus hidup ku sekarang ini — menerima — menyesal — menerima lagi — menangis — sedih — lalu menyesal — hingga akhirnya menerima lagi.

Entahlah, sepertinya kehadiran Rakka begitu besar dalam kehidupanku.

Bayangkan saja, lembut sikapnya, hangat senyumnya, tawa manisnya, bahkan mata indahnya. Begitu membekas dalam ingatan.

Dasar, beruang berjalan.

Tanpa disadari, sebuah senyum bertengger tipis pada labium milikku.

"Loh, nduk. Kenapa senyum sambil nangis begitu?"

Terkejut, Ibu tiba-tiba hadir didalam kamarku.

Hanya gelengan kepala saja, untuk menjawab pertanyaan ibu. Rasa-rasanya, tak ada kekuatan untuk sekedar menjawab.

"Ya sudah, ayo makan dulu" lagi-lagi Ibu bersuara, kali ini sambil mengelus surai ku.

"Bu, kira-kira Rakka pulang kapan ya?"

"Do'akan saja agar kunjung datang"

Bulan, cepat kembali. Sang bintang, kali ini teramat merindu.
























— aksaradhinara

rembulanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang