Awal yang panjang

28 1 0
                                    

"Rin gimana aku pulang deres banget hujan nya"

Malam itu hujan memang sangat deras. Aku terpaksa pulang larut malam karena harus mempersiapkan diri menjelang penampilan drama di kampusku. Tiap semester kampusku memang mengadakan pementasan seni drama atau musik. Acara itu tidak lama lagi, ya sekitar satu minggu lagi jadi aku dan teman-teman harus latihan dengan rutin.

Malam itu aku beristirahat di kos ririn sambil menunggu hujan reda kebetulan kos ririn tak jauh dari kampus. Ririn adalah teman sekelasku yang juga sekaligus team musikalisasi puisi denganku. Dia anak yang lucu dan juga naif. Bayangkan saja orang jawa yang berbahasa Indonesia betapa medoknya dia. Hampir 5 tahun sudah dia berpacaran dengan teman sekolahnya dulu mmm tapi aku lupa siapa nama lelaki itu yang jelas ririn sangat mencintainya. Sayangnya, mereka harus berpacaran jarak jauh (LDR) kata anak zaman sekarang.

"Yaudah tidur di kos aku aja, subuh besok kamu balik bahaya kalau jam segini harus balik". Jawah ririn lembut.

Aku melihat arlojiku. Dan yaaa ternyata sudah semakin larut arlojiku menunjukkan pukul 21.30 wib. Aku terus berpikir bagaimana caranya aku harus pulang. Ibu pasti sudah khawatir dan tidak akan bisa tidur jika aku belum pulang. Aku tau betul ibu bagaimana dia tidak akan bisa tidur jika bayi manjanya ini belum sampai rumah dengan selamat. Aku terus berpikir dan mencari akal untuk segera kembali ke rumah.

Sampai akhirnya...

Ping!!

Ping!!

Aku berusaha menghubungi seseorang. Awalnya aku malu dan gengsi tetapi aku tidak memiliki pilihan lain aku hanya ingin segera pulang :(.

"Ya"

"Maaf bang, masih ingat dengan saya?"

"Ingat yang waktu itu marah-marah dan banting pintu mobil saya kan?".

Jleb!!! Aku mendadak lemas. Jemariku tak berdaya untuk melanjutkan pesan ini. Tapi dengan sekuat tenaga kuberanikan diri untuk meminta bantuan.

"Bang, soal waktu itu saya kan udah minta maaf, dan sekarang saya butuh bantuan abang. "

"Bantuan apa?"

"Anterin saya pulang ya bang hujan nya deras kan saya pakai sepeda motor jadi gak bisa pulang". Jawabku memelas.

"Jam segini? Tapi ini dah malam banget nanti saya balik kesini rugi dong mana ada yang mau naik"

"Iklas kenapa si bang kalau Abang bantu saya nanti Allah bantu abang kan abang udah mempermudah saya" rayuku.

" Iya rumah kamu kan di ujung dunia-_-"

"Iyaudah deh bang kalau engga mau gak apa-apa saya tunggu hujan reda aja". Jawabku kesal.

Lelaki sombong itu tidak membalas pesanku dia hanya membacanya. "Just read? Dasar sombong awas aja aku doain gak dapet penumpang besok". Aku menggerutu dalam hati.

Tak lama kemudian.....

"Mau dijemput di mana?"

What???!!! Ini seriusan dia ngirim pesan ini? Kesambet apa sih ini orang. Tapi yaudahlah daripada gak pulang ibu juga khawatir bodo amat deh.

Aku mengirimkan alamat lengkap kos ririn kepada nya. Aku segera membereskan gitarku di atas kasur ririn.

Tin!!Tin!!!

Terdengar suara kelakson dari depan kos ririn. Aku yakin itu adalah supir online itu. Aku seheran berpamitan dengan ririn. Ririn memperingatkan ku untuk hati-hati karena berdua dengan lelaki yang belum kukenal dalam satu mobil. Aku mengiyakan nasihat ririn dan segera pergi meninggalkannya.

1343 love storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang