GUNADHYA (DUA ENAM)

1.3K 54 3
                                    

Tak henti-hentinya Sheera tersenyum saat sampai ke rumahnya. Ia tak akan melupakan momen sejarah ini, di mana Guna tersenyum dan berbicara panjang lebar dengannya. Bahkan sepertinya Guna sudah mulai perhatian. Sheera membenamkan wajahnya ke bantal, sungguh ia sangat gemas dengan Guna.

"Ihh." Sheera menggigit bantalnya saat membayangkan wajah Guna yang sedang tersenyum. Dengan wajah datar saja tampan apa lagi senyum, oh iya jangan lupakan lesung pipi yang telihat jika cowok itu tersenyum.

"Ya Tuhan jodoh Sheera ganteng!" Sheera memukul gemas bantal yang berada di pangkuannya. Sungguh Sheera tak bisa menggambarkan seberapa ia bahagia saat ini, mungkin bagi orang lain ini berlebihan. Namun, tidak bagi Sheera, tidak sama sekali.

***

Sepanjang perjalanan ke kelasnya senyum di bibir Sheera tak pernah pudar. Bukan tanpa alasan, tetapi senyum Guna yang kemarin masih terus terngiang-ngiang di kepalanya. Orang-orang yang berpasan dengannya tak kaget lagi, karena sudah tau penyebab gadis itu tak henti tersenyum pasti seorang Guna. Itu bukan rahasia umum bagi mereka yang mengenal Sheera.

Sheera mendaratkan bokongnya di sebelah Kristal yang saat ini dengan mengerjakan tugas. Kadang Sheera heran, apa gadis itu tak bosan mengerjakan tugas setiap hari. Sheera yang melihatnya saja pusing.

"Sepertinya Tuan Putri kita sedang bahagia?" Sheera mengangguk semangat membenarkan ucapan Kristal.

"Guna?" Kali ini Sheera kembali mengangguk. Kristal mendengkus sebal, dasar bucinnya Guna.

"Emangnya lo diapain sama Guna?" Kristal menopang dagu, kali ini ia tertarik dengan topik pembicaraan yang kali ini Sheera ucapkan.

"Guna senyum sama Sheera." Kristal mengubah kembali wajahnya menjadi datar. Senyum? Cuma karena senyum Guna? Kristal sih tak kaget lagi, karena senyum Guna memang langka.

"Enggak tertarik sama pembahasan lo." Kristal mengibaskan tangannya. Memutuskan kembali mengerjakan urusannya.

Melihat respons Kristal membuat Sheera mengerucuti bibirnya sebal. Tak bisakah Kristal menghargai ceritanya sebentar saja. Jika begini Sheera jadi malas bercerita dengan Kristal.

"Sheera mau ketemu Guna dulu." Sheera melambaikan tangan memutuskan keluar dari kelasnya. Percuma juga tetap berada di kelas, jika Kristal hanya menyuekinya.

Kristal yang melihat Sheera keluar mendengkus kesal. Tidak bisakah makhluk bernama Sheera itu tidak bucin sehari saja, Kristal sebagai jomlokan jadi iri, eh.

"Ah, apa yang gue pikirin!" teriak Kristal mengundang tatapan bertanya dari teman-teman sekelasnya. Ini semua salah Sheera, salah makhluk alien itu.

****

Sheera berlari menuju kelas Guna. Sungguh seharian tak bertemu cowok itu membuat Sheera rindu setengah mati. Ah, Rasanya Sheera lebay sekali.

"Assalamualaikum calon imam!" Sheera menyembulkan kepalanya di balik pintu kelas Guna. Mengintip apakah cowok itu berada di kelas.

"Waalaikumsalam calon istri!" Sheera menegakkan tubuhnya, menatap tak suka seorang cowok yang berada di depannya ini.

"Kok Miko, sih?" Miko menyengir membalas ucapan Sheera. Memang apa salahnya jika Miko yang berada di kelas lagian dia dan Guna sekelas.

"Suami Sheera mana?" Sheera berkacak pinggang menatap Miko galak.

"Lo udah nikah!" beo Guna mengundang tatapan seisi kelas. Salah satunya Guna yang sedari tadi menatap penasaran dua orang yang sedang berdebat di depan kelasnya.

"Miko enggak tau?" Sheera menggeser tubuhnya mendekat ke arah Miko. Miko menggeleng polos menjawab pertanyaan Sheera.

"Miko ketinggalan informasi!" pekik Sheera membuat Miko langsung membekap mulut gadis itu. Dasar tak tau malu, padahalkan banyak yang sedang menatap mereka.

Mata bulat Sheera tak sengaja bertubrukan dengan mata tajam milik Guna. Sheera langsung berbinar senang, langsung mendorong Miko hingga membentur tembok.

"Sialan lo cewek gila!" teriak Miko sambil mengelus kepalanya yang menjadi korban kebar-baran bucinnya Guna.

"Guna apa kabar?" Sheera mengedipkan sebelah matanya, membuat yang melihatnya langsung pura-pura ingin muntah.

"Jijik!" teriak Rans yang sedari tadi fokus dengan ponselnya. Sudah dipastikan cowok itu sedang bermain game.

"Sirik," cibir Sheera memutar bola matanya.

"Kenapa?" Guna yang sedari tadi diam akhirnya angkat suara. Karena sudah jengah dengan perdebatan di depannya ini.

"Guna apa kabar?" Sheera mendaratkan bokongnya di sebelah Guna. Menatap Guna dengan senyum selebar mungkin, tapi tenang Guna tak akan pernah luluh dengan senyum meyebalkan itu.

"Lo buta?!" Sheera berdecak sebal saat mendengar Rans yang membalas pertanyaannya.

"Sheera enggak tanya Rans. Jadi Rans diem aja!" Sheera mendelik kesal. Memang teman-temannya Guna tak ada yang pengertian, tak tau apa jika Sheera benar-benar suka dengan sahabat mereka.

"Sana."

"Hah?" Sheera mengerjapkan matanya tak paham.

"Udah bel," jelas Laskar sambil tersenyum tipis. Ah, Sheera meleleh melihat sang ketua Algar itu.

"Laskar ayo pacaran!" seru Sheera mengundang tatapan tak suka dari para anggota Geng Algar itu, terutama Guna.

"Ayo balik." Guna bangkit, memaksa Sheera untuk bangun. Sheera yang tubuhnya mungil mau tak mau bangkit dan mengikuti langkah Guna kppeluar dari kelas cowok tersebut.

"Ih, kenapa?" Sheera menepis tangan Guna. Menatap cowok itu segalak we, dasar cowok tak bererasaan.

"Balik kelas." Mendengar nada perintah dari Guna membuat Sheera mengentakkan kakinya kesal. Namun,
Tetap menurutin perintah Guna.

Melihat Sheera melangkah pergi membuat Guna berdecak sebal. Ia tak habis pikir dengan Sheera yang seenaknya bicara seperti itu, ia tak tau apa ia merasa tak suka, Guna menggeleng, lagi pula apa urusan dengan dia..

Jangan lupa vote dan komen
Jangan lupa follow instagram
@Dilla_mckz
@Mckz_stories

Gunadhya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang