(01) Promise?

388 24 2
                                    

-Sakura POV-

Aku tidak pernah menginginkan hari ini tiba, aku tak pernah ingin melihat mentari terbit pagi ini, aku ingin hidupku stuck sampai disini. Dan tidak melihat hari esok.

Baru dua tahun lalu ibu meninggalkanku dan ayah,tapi dengan kejamnya ayah sudah menemukan wanita penggantinya. Aku marah, aku kecewa, tapi apa yang bisa kulakukan. Meskipun setengah mati aku sudah melarang ayah untuk menikah lagi , dia tetap kekeh untuk menikahi wanita itu. Wanita yang berhasil yang berhasil membuatnya jatuh cinta lagi, padahal usianya bukan lagi usia dimana seharusnya membicarakan cinta.

Tapi bagaimana lagi, ayahku duda kaya yang hanya memiliki satu putri. Siapa yang tidak tertarik, dengan wajah yang semakin matang itu ayah masih mampu menggaet wanita manapun.

Aku tidak suka dengan ibu tiri ku itu. Perawakannya memang cantik tapi entah mengapa aku merasa tak nyaman bila berdekatan dengannya, auranya begitu gelap. Pernah sekali ayah sedang sibuk di kantor dan menyuruhnya untuk menjemput ku pulang sekolah. Dia membentak ku karena aku pulang lebih lama karena hari itu jadwalku ikut ekskul. Bahkan dia meninggalkanku ditengah jalan dan menyuruhku menggunakan taxi karena dia mau nongkrong dengan temannya, namun bilang pada ayah jika dia sudah mengantarkan ku sampai kerumah.

"Saku!" tepukan Sasuke di pundak ku menyadarkan ku dari lamunan, segera saja aku menghapus jejak air mataku saat dia akan duduk di sebelahku.

"Kau menangis lagi?" tanyanya memandang lekat wajahku, aku hanya diam. Pandanganku tertuju pada orang-orang yang sedang sibuk lalu-lalang menikmati acara resepsi pernikahan kecil ini.

Tiba-tiba saja Sasuke menarik tangan kananku dan menggenggamnya erat. Aku menoleh menatapnya bingung.

"Jangan sedih lagi, kau punya aku. Jadi jangan merasa seolah kau sendirian."

Aku menunduk sedih memandangi tangan kami yang bertaut "Sasu.. Aku takut."

"Takut dengan ibu tirimu?" aku mengangguk. "Apa dia jahat?" lagi-lagi aku mengangguk "Dia pernah membentak ku dibelakang ayah. Aku takut jika akan serumah dengannya."

Aku merasakan genggaman tangan Sasuke semakin erat. " Jangan takut ada aku. Kalau dia berani membentak mu lagi, bilang padaku akan ku laporkan dia ke polisi."

"Hei! Jangan bawa-bawa polisi, aku tambah takut." aku memanyunkan bibirku kesal. "Sasu.. Apa aku saya ya yang pindah rumah?"

"Jangan aneh-aneh Saku, kau masih kecil. Minggu depan saja kita baru mau jadi anak SMA jadi jangan sok bisa hidup sendiri."

"Tapi aku takut, suasana rumah jadi seram." rengek ku.

"Saku, dengarkan aku.." Sasuke mengambil sesuatu disaku celananya, ternyata sebuah cincin mainan yang sederhana. Sasuke memasangkannya ke jariku.

"Ini memang cincin mainan, tapi nanti jika kita sudah besar aku akan pasangkan yang asli disaat pernikahan kita. Disaat itu, aku akan membuatkan mu rumah untuk kita tinggal jadi kau tidak lagi serumah dengan ibu tirimu." ucap Sasuke, dia menatap wajahku dengan yakin.

Aku tercenung menatap sasuke. "Sasu, kau tidak bercanda kan? Kamu beneran kan mau bawa aku pergi dari rumah ini?"

Sasuke tersenyum tulus "Tentu saja, tapi nanti kalau aku sudah punya uang banyak dan sukses. Sabar ya."

aku mengangguk semangat, senyumanku kembali terbit. Mulai detik ini, aku menunggu hari itu tiba. Hari dimana Sasuke akan membawaku untuk tinggal dirumah masa depan kami.

-Sakura POV End-

TBC

Hoolaaa gais! Ini cerita Sasusaku pertamaku. Cerita ini mengandung bawang :)
Semoga suka ya.

That's Ok, I'm Fine [18+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang