(02) Hope

208 19 1
                                    

-Dua tahun kemudian-

Sakura menghela napas panjang memandang gedung sekolahnya yang menjulang tinggi. Ia menaikkan resleting jaketnya serta membenarkan letak maskernya. Ia menunduk menyusuri jalan menuju kelasnya. Meski begitu, ia dapat merasakan jika saat ini banyak pasang mata yang menatapnya. Sakura  semakin mempercepat langkahnya menuju kelas.

“Lama sekali, hampir saja kau terlambat.” Ucap Sasuke yang sudah dari tadi duduk rapi di bangku sebelahnya, mereka memang duduk sebangku.

Sakura menghela napas lelah “Biasalah..” Sakura mulai membuka masker juga jaketnya karena bel  sudah berbunyi.

“Ini kenapa lagi?!” tanya sasuke dengan suara lebih tinggi, menunjuk lengan Sakura yang lebam serta sudut bibirnya yang pecah. Sakura segeran menarik turun seragamnya untuk menutupi lebam di lengannya.

“Ulah iblis itu lagi?” Sakura hanya mengangguk kecil.

“Ayo ke UKS.” ajak Sasuke, Sakura menggeleng “Sebentar lagi guru akan masuk.” Sasuke mendengkus kesal. “Yasudah, nanti pulang sekolah ikut aku.”

“Tida—”

“Kali ini tidak bisa menolak!” final Sasuke.

***

Disinilah Sasuke dan Sakura sekarang, diatas motor milik Sasuke. Sakura memeluknya erat sambil menyenderkan kepalanya dipunggung kokoh Sasuke. Sungguh nyaman, cuaca dingin karena mendung sepertinya akan turun hujan membuat Sakura semakin mengeratkan pelukannya mencari kehangatan.

“Sasu, kita mau pergi kemana?”

“nanti kau tahu sendiri.” Sakura mengangkat bahunya acuh dan kembali menikmati perjalanan mereka.

“Saku..”

“Hmm?”

“Kenapa kau tidak mau melawan ibu tiri mu? Dia itu sudah sangat keterlaluan. Ibu tiri mu sudah melakukan kekerasan, lapor sajalah ke polisi. Kalau kau takut, aku akan menemanimu.”

“Tidak semudah itu, Sasu.”

“Kenapa?”

“Dia mengancam ku jika melaporkan kelakuannya. Dia akan semakin menyiksa ayah.”

Mengingat ayahnya, sakura menjadi sedih. Enam bulan setelah pernikahan kedua ayahnya itu, tiba-tiba saja ayahnya terkena stroke sehingga menyebabkan pergerakan ayahnya terganggu. Alhasil, saat ini yang mengelola perusahaan ayahnya adalah ibu tirinya itu karena Sakura masih kelas SMA. Sakura hanya takut ibu tirinya tidak mau membiayai pengobatan ayahnya jika dia berani macam-macam.

“Tapi sampai kapan kau mau hidup menderita seperti ini terus?” pertanyaaan Sasuke berhasil membuat Sakura mengingat kehidupan yang sudah dijalaninya selama dua tahun belakangan ini.

-Flashback on-

“Kamu dari mana saja Terumi?!” tanya Kizashi dengan suara yang tentunya tidak jelas karena stroke nya itu. Kizashi sudah berulang kali memergoki Terumi yang baru pulang menjelang dini hari.

Sakura terbangun karena mendengar keributan dilantai bawah dan mengintip mereka dari lantai atas.

“Bukan urusanmu.” jawab Terumi acuh dan berjalan melewati Kizashi begitu saja. Kizashi mencoba untuk menghalangi Terumi menggunakan kursi rodanya. “Kamu mabuk lagi?”

That's Ok, I'm Fine [18+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang