Broken heart

58 9 2
                                    

   ig:@silmafbrans__

   ~Tolong, kalau mau pergi. Jangan tiba-tiba dan membuatku terluka seperti ini. Bilanglah sebelumnya, biar aku persiapkan hatiku untuk menerima.~
                       
                          ~~~~~~~~~~~~~~~
From Ibra

Sayang, nanti sehabis pulang sekolah kita ketemu di cafe depan sekolah ya. Aku tunggu.

Sambil membaca novel, Eluna membaca pesan dari Ibra. Eluna sangat senang mengajaknya untuk bertemu. Dengan perasaan bahagia, Eluna langsung membalas pesan dari Ibra itu. Eluna menerima tawaran Ibra.

Jam pelajaran dimulai, semua penghuni kelas Eluna langsung menyiapkan buku pelajaran, begitu juga dengan Eluna. Ia langsung mematikan ponsel dan menutup novelnya.

"Assalamulaikum. Anak-anak, silahkan dibuka bukunya." Ucap Bu Guru

"Iya Bu."

Dua jam pelajaran berlalu, kini waktunya pulang. Bel pulang sudah berbunyi. Semua siswa SMA Madu Karya mulai berhamburan untuk pulang. Eluna langsung cepat-cepat menuju cafe depan sekolahnya untuk menemui Ibra. Eluna perlahan-lahan mulai melangkah meninggalkan sekolah untuk menuju cafe. Di cafe sudah dipenuhi dengan anak-anak SMA-nya Eluna.

Eluna langsung masuk ke cafe itu, saat sudah tiba di dalam cafe. Tiba-tiba ponselnya Eluna berbunyi. Ternyata pesan dari Ibra.

From Ibra

Sayang, kamu tunggu di cafe dulu ya. Tunggu aja di tempat nomor tiga. Aku masih ada urusan di sekolah. Sabar ya.

Setelah membaca pesan dari Ibra, Eluna langsung mencari tempat nomor tiga dan langsung duduk menunggu Ibra. Lima belas menit menunggu, akhirnya Ibra datang dengan membawa jaket kesayanganya.

"Udah nunggu lama disini?". Tanya Ibra sembari duduk di depan Eluna.

"Enggak kok."

"Kok enggak pesan minuman atau makanan?."

"Aku masih kenyang kok."

"Engga apa-apa. Sambil kita ngobrol sambil nyemil."

Ibra pun langsung memesan dua gelas lemon tea dan kentang goreng. Dengan menunggu makanan datang, mereka saling ngobrol-ngobrol. Lima menit kemudian makanannya datang, mereka langsung mencicipi makanan itu. Setelah selesai mencicipi makanan, mereka langsung ngobrol-ngobrol lagi.

"Eh Lun, aku mau ngomong sesuatu sama kamu." Ucap Ibra dengan wajah datar.

"Iya sok gih."

"Tapi ini soal hubungan kita."

"Iya ngomong aja."

"Gini Lun, sekarang aku udah enggak bisa lanjutin hubungan ini lagi. Aku harap kamu bisa ngerti. Cukup sampai sini aja hubungan kita, Lun."

"Haa? Kenapa Ib? Apa aku ada salah sama kamu?." Tanya Eluna dengan tatapan tajam.

"Enggak kok. Cukup sempai sini aja. Maaf. Aku balik dulu. Makananya udah aku bayar." Ucap Ibra dengan perlahan meninggalkan Eluna di Cafe.

"Ib Ib......." ucap Eluna ingin menahan Ibra untuk tidak pergi.

Eluna langsung terduduk lesu dengan mata berkaca-kaca. Ia tidak menyangka jika pertemuannya dengan Ibra kali ini untuk terakhir kalinya ia berpacaran dengan Ibra. Hati Eluna hancur seketika mengetahui Ibra memutuskan hubungan tanpa alasan yang jelas.

Sudah tidak kuat menahan sakit hati, Eluna langsung beranjak pergi dari Cafe itu. Dengan hati yang hancur, Eluna menahan air matanya agar tidak jatuh lagi. Eluna pulang kerumah dengan naik ojek online. Tak kuat menahan tangis, akhirnya air mata Eluna turun membasahi pipinya. Suara isak tangisnya pun tak kuat ia tahan. Sampai-sampai driver ojek online mengetahui kalau Eluna sedang nangis.

"Eh Mbak, kenapa nangis? Apa saya kekencengan naik motornya?." Tanya driver ojek.

"Enggak kok Pak." Jawab Eluna.

"La terus itu ngapain nangis Mbak?."

"Enggak apa-apa kok Pak."

"Cerita aja Mbak, pasti masalah cowo kan?. Saya siap menerima curhatan kok Mbak, selain terima orderan ojek hehehe." Ucap driver ojek menghibur Eluna.

"Hehe. Bisa aja nih Bapak."

Tak terasa, akhirnya Eluna sudah sampai di depan rumahnya. Eluna langsung turun dan masuk ke rumah.  Rumah Eluna sepi, Ayah dan Ibunya belum pulang kerja. Eluna hanya disambut oleh pembantu rumahnya.

"Loh Mbak, tumben baru pulang." Tanya Mbok Kunti pembantu Eluna.

"Iya Mbok." Jawab singkat Eluna.

Eluna langsung menuju kamarnya dan langsung merebahkan tubuh mungilnya itu yang penuh rasa sakit hati. Dengan tidur di kasur dan menatap langit-langit kamarnya. Eluna masih pikiran mengapa Ibra memutuskanya tanpa ada alasan yang jelas.

Eluna mengambil ponselnya dan langsung membersihkan semua foto-foto Ibra yang ada di ponselnya. Chat-chatnya selama pacaran enam bulan pun langsung ia delate semua. Eluna tidak ingin melihat semua tentang Ibra di ponselnya.

Setelah Eluna membersihkan semua foto-foto dan chatnya Ibra. Eluna langsung menghapus nomor Ibra. Namun saat Eluna mau menghapus kontak Ibra, tiba-tiba Ibra mengirim pesan ke Eluna.

From Ibra

Lun, maaf aku tadi pergi cepet-cepet. Soalnya aku ada urusan.

Eluna hanya membaca pesan itu, Eluna tidak membalas apapun. Setelah membaca pesan itu, Eluna langsung menghapus chat dan kontak Ibra.

⏲⏲⏲⏲⏲⏲⏲⏲⏲⏲⏲

Untuk membuang rasa suntuk, Eluna pergi jalan-jalan sore ke sebuah taman di dekat kompleksnya. Dengan menaiki sepeda, Eluna berkeliling sendirian.

Tiba-tiba ada Ibra yang lewat dengan mengendarai motor CB-nya. Ibra langsung menghampiri Eluna, namun Eluna menghindari Ibra. Dengan sekuat tenaga Eluna mengayuh sepedanya. Namun dikalahkan Ibra yang naik montor.

"Berhenti Lun, kenapa kamu berubah gini kalau ketemu aku?." Tanya Ibra dengan tanganya menahan sepeda Eluna.

"Lepasin enggak. Aku mau pulang."

"Jawab pertanyaanku dulu."

"Enggak penting kamu tau." Jawab Eluna dengan ketus.

"Yaudah aku lepasin kamu tapi aku ikut kamu ke rumah." Ucap Ibra.

"Ngapain coba? Rumahku enggak menerima tamu."

"Yaudah jawab. Kenapa kamu menghindari aku."

"Oke oke. Aku enggak mau ya kita berurusan lagi. Kita itu udah enggak ada hubungan. Jadi terserah gua dong mau gimana. Puas?." Ucap Eluna.

"Yaudah lepasin."

Ibra pun langsung melepaskan sepeda Eluna. Eluna langsung pergi ke rumah.

Ibra heran dan geleng-geleng melihat sikap Eluna yang berubah 360°. Ibra pun langsung pergi.

ELUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang