chapter 5

4.9K 687 60
                                    

Makan malam di Aula Besar malam itu bukanlah pengalaman menyenangkan bagi Harry. Kabar mengenai bertukarnya tubuh diantara ia dan Draco telah berkeliling bahkan lebih cepat. Dia mendengar bisik-bisik disekelilingnya ketika dia duduk makan di antara Ron dan Hermione; yang masih saja terlihat mengendalikan diri atas situasi trans Harry. Hal yang aneh adalah tak seorangpun dari yang berbisik-bisik itu tampak keberatan dia mendengar apa yang sedang mereka katakan mengenai dirinya dan Draco. Sebaliknya, seakan-akan mereka berharap ia akan marah dan mulai berteriak, sehingga mereka bisa mendengar ceritanya dari tangan pertama.

"Harry dan Draco bertukar jiwa ..."

"Menurutmu dia berkata jujur? Maksudku apa itu benar?"

"Hentikan.. Menurutku itu omong kosong."

"Dipikirnya dia sedang bercanda?"

"Mereka berdua gila?"

"Apa yang tak kumengerti," kata Harry melalui gigi-gigi yang digertakkan, sambil meletakkan pisau dan garpunya (tangannya terlalu bergetar untuk memegang dengan mantap), "adalah mengapa mereka semua bergosip di belakangku."

"Masalahnya adalah, Harry, aku tidak yakin mereka percaya," kata Hermione dengan muram. Karena mereka tidak tahu bawa berita ini sampai bocor dan menghebohkan seisi Hogwarts.

"Oh, ayo pergi dari sini."

Dia membanting pisau dan garpunya sendiri; Ron melihat penuh keinginan pada pai apelnya yang setengah habis tetapi ikut juga. Orang-orang memandangi mereka sepanjang jalan keluar dari Aula.

"Kenapa mereka terus bergosip jika mereka tidak tahu yang sebenarnya?" Harry bertanya kepada Hermione ketika mereka mencapai puncak tangga pertama.

"Lihat, kau tidak mengerti seperti apa setelah kejadian itu," kata Hermione dengan pelan.

"Kau tiba kembali di tengah malam sambil meneriaki Malfoy disaat tubuhmu sendiri bukanlah tubuh aslimu, tak seorangpun dari kami melihat apa yang terjadi malam itu... kami hanya mendengar perkataan
Dumbledore yang menjelaskan ini hanya kecelakaan yang menyebabkan tubuh kalian bertukar."

"Yang memang benar!" kata Harry keras-keras.

"Aku tahu itu, Harry. Tapi tidak kah kau ingat bahwa kami juga saat itu tidak percaya dengan ceritamu? Kami juga meragukanmu yang seolah seperti meracau. Seperti itulah mereka, jadi bisakah kau tolong berhenti memarahiku?" kata Hermione dengan letih.

Wajah HarryㅡMalfoy saat marah sangat menyebalkan dan mengerikan. Seperti mereka sedang mengusik putra Malfoy, dan membuat Malfoy muda siap untuk berperang dengan mereka saat itu juga.

Hermione berhenti, lalu menatap Harry. Teringat akan sesuatu yang telrihat menghilang dari pandanganya. Yang dipikirnya tidak ada diantara mereka bertiga.

"Dimana Malfoy?"

Harry mengerjap.

Benar juga, Harry kira Malfoy datang bersamanya saat menuju Aula Besar. Ia merasa Malfoy mengekorinya, tapi ternyata tidak. Pantas saja, tidak ada suara menghina ataupun ejekan selama mereka berjalan. Dan Ia pun tidak melihat rambut hitam acak-acakan nya selama meninggalkan Aula besar. Harry hanya tersulut emosi, jadi tidak menghiraukan keberadaan Malfoy yang sekarang entah berada di mana.

"Dia tadi tepat dibelakangku, tapi Zabini dan Parkinson menyeretnya entah kemana, dan satu lagi seorang pria, Nott? Entah. sepertinya menuju menara Astronomi." ucap Ron yang kini mendapatkan atensi dari keduanya.

"Dan kau tidak menghentikanya?" Hermione tampak akan marah.

"Aku tidak sempat, oke? Kalian terus berjalan dengan cepat dan berdebat sendiri, jadi aku tidak punya kesempatan untuk memberi tahu kalian!"

SWITCHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang