Fake Love

981 76 0
                                    

"Lalisa, kau pasti cantik kalau rambutmu lebih panjang."

"Lalisa, lihat! Aku membeli pakaian ini untukmu. Pasti kau terlihat sangat cantik dan lebih feminim."

"Lalisa, cobalah berias. Kau akan terlihat lebih cantik dengan make up yang kubelikan kemarin."

"Lalisa!! Kenapa kau masih menggunakan sepatu butut itu?! Aku sudah banyak membelikanmu sepatu yang lebih layak."

"LALISA!! Beraninya kau mewarnai rambutmu!! Kau hanya boleh berambut hitam! HITAM LALISA, HITAM!!!"

~~~

Kilas balik kejadian setahun terakhir terus berputar berulang kali dalam ingatannya. Yang mana Lalisa dipaksa merubah kebiasaan, sikap, dan penampilannya karena seseorang.

Seorang lelaki yang sudah disukainya 2 tahun belakangan. Yang setahun terakhir berstatus sebagai kekasihnya. Yang selalu berharap Lalisa bisa terlihat seperti orang lain, yang masih diharapkannya sampai sekarang walaupun Lalisa selalu ada disisinya.

Lalisa menghembuskan nafas lelah, saat sang lelaki pujaan hatinya masih membandingkan dirinya dengan seseorang dari masa lalu. Bahkan dirinya sampai tidak menyadari bila matanya sudah mengeluarkan kristal cair miliknya.

Terlalu sesak, dan lelah. Itu yang sedang Lalisa rasakan saat ini. Sampai mulutnya sudah tidak tahan untuk mengucapkan yang tengah dirasakannya.

"Oppa, aku lelah." Tiga kata itu terucap mewakili perasaannya.

Namun, si lawan bicara tak langsung menangkap makna dibalik ucapannya.

"Kau kelelahan? Ingin pulang sekarang? Tapi kita baru berkeliling setengah jam. Biasanya Jennie bi-"

"AKU LALISA OPPA!! BUKAN JENNIE!!!" Lalisa tidak tahan untuk memenggal ucapan sang kekasih yang selalu saja membandingkannya dengan orang lain.

Kim Taehyung hanya bisa membeku mendengar bentakan Lalisa untuk pertama kalinya sejak awal hubungan mereka. Tidak mempedulikan tatapan orang sekitar yang memandang aneh pada mereka.

"Aku bukan Jennie-mu oppa. Aku bukan mantan kekasihmu. Aku Lalisa." Lirihnya sambil mengusap kasar wajahnya sendiri.

"Aku lelah oppa, mari kita akhiri ini. Aku sudah tidak sanggup menjadi Jennie-mu lagi." Ucapnya lagi tanpa memandang wajah blank sang kekasih.

Seakan baru mendapatkan nyawanya kembali, Taehyung mengeraskan rahangnya saat mendengar penuturan Lalisa barusan.

"Apa maksudmu Lalisa? Apa yang kau bicarakan? Kau melantur." Ucapnya disertai kekehan yang terpaksa keluar.

"Aku serius oppa. Aku sudah tidak sanggup sampai rasanya mau mati. Ini teralu menyakitkan untukku. Kau tak pernah memandangku oppa." Jawab Lalisa lirih, yang masih bisa didengar oleh Taehyung karena posisi mereka yang dekat.

Taehyung semakin mengeraskan rahangnya. Tangannya terkepal kuat, wajahnya sudah memerah menahan amarah yang sejak tadi ditahan.

"Tapi kau sudah berjanji padaku Lice. Kau berjanji menggantikan dirinya. Kau berjanji akan tetap bertahan bersamaku." Taehyung menggeram rendah sambil mengucapkan kalimat pembelaannya itu.

Air mata Lalisa bukannya menyurut, tapi malah semakin deras membasahi pipinya. Namun tak ada sedikitpun isakan yang keluar dari belah bibirnya.

"Aku berjanji menemanimu saat itu karena kau bilang akan mencoba melihat kearahku. Aku berjanji menggantikan Jennie, bukan berubah menjadi Jennie. Kau bahkan tak pernah mengucapkan kalau sudah mencintaiku. Yang ada hanya pujian saat aku bisa bersikap atau berpenampilan seperti Jennie. Kau hanya akan memarahiku saat aku menjadi diriku sendiri. Aku berusaha menyenangkan hatimu, melakukan semua yang kau mau. Tapi kau bahkan tak pernah tahu apa mauku oppa. Jebal~ aku lelah oppa. Lepaskan aku, dan kau bisa kembali pada Jennie-mu. Bukankah sekarang dia sudah menyesal dan ingin kau kembali padanya? Jadi kau tak perlu membohongi dirimu sendiri lagi oppa."

Lalisa mengambil ponselnya, berkutat sebentar dengan benda tersebut selama Kim Taehyung diam mencerna semua kalimat yang Lalisa ucapkan. Karena semua  yang diucapkan olehnya adalah fakta yang sedikitpun tak bisa disangkalnya.

Tapi masalahnya, darimana Lalisa tahu kalau Jennie ingin kembali bersamanya?

Tak  bisa dipungkiri bila ia senang saat mengetahui fakta itu beberapa minggu lalu. Tapi ada sesak dan perasaan tak nyaman saat mendengar Lalisa ingin mengakhiri semuanya.

Karena terlalu sibuk dengan fikirannya, Taehyung bahkan tak menyadari kalau Lalisa sudah beranjak dari posisinya. Sampai lamunannya buyar saat suara Lalisa mengipnterupsi pendengarannya.

"Terima kasih untuk satu tahun ini oppa. Walau terasa menyakitkan, aku juga merasakan kebahagiaan dengan bisa menjadi milikmu. Berbahagialah setelah ini oppa."

Setelah mengucapkan kata-kata terakhirnya, Lalisa benar-benar pergi meninggalkan Taehyung yang hanya terdiam. Tak bisa bergerak bahkan walau sekedar mengeluarkan suara untuk meminta Lalisa tetap tinggal. Rasa bersalah dan penyesalan memenuhi setiap rongga dalam dadanya. Menimbulkan sesak dan sakit yang baru kali ini dirasakannya. Bahkan dulu, saat Jennie meninggalkannya rasanya tak semenyakitkan ini.

'Apa aku telah benar- benar jatuh untuknya? Tapi kenapa baru sekarang aku menyadarinya? Semuanya sudah terlambat Kim, kau memang pecundang' Kim Taehyung hanya bisa berucap dalam hati saat melihat punggung seseorang itu semakin menjauh. Hanya air mata yang dapat menggambarkan seberapa besar penyesalannya saat ini.

End

.

.

.

.

.

My first fanfiction out!!!!
Setelah meyakinkan diri sendiri untuk pede aja bikin ginian, akhirnya berani publish juga.

Gak tau ini feelnya dapet atau gak, walaupun w ngetiknya sambil nyesek. Hehe

Salam kenal
~tyo_92~

5 juli 2020

Lalisa FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang