Kecelakaan

26 1 0
                                    

Shit. Hari senin adalah hari termalas semua manusia yang harus memulai kembali kegiatan setelah menikmati waktu 24jam untuk bersantai.

Raina, seharusnya semalam ia tidak begadang, jadi hari ini dia kesiangan dan harus buru-buru kesekolah. Dia berlarian mencari angkot, waktu dia tinggal 15 menit lagi sedangkan jarak kesekolah masih jauh.

Semua tau jika hari senin adalah hari macet terpanjang, dia turun dari angkot dan berlari untuk menuju ke sekolah. Setelah sampai ternyata gerbang sekolah telah dikunci, dan terdengar sedang menyanyikan lagu Indonesia Raya.

Raina akhirnya memilih untuk loncat saja, ia berlari ke belakang sekolah dan memanjat tembok yang cukup tinggi. Setalah berhasil dia segera berlari untuk menuju kelas dan untungnya tidak ada yang melihat aksi-nya itu.

Setelah upacara selesai, semua teman sekelasnya memanda Raina heran. Ara, teman dekat Raina memandang lama Raina sambil berdiri disamping meja Raina.

"Loh, kok lo udah ada disini. Tadi gue cari di lapangan lo gak ada." Ucap Ara heran.

"Ah masa sih?" Jawab Raina santai, padahal jantungnya masih berdegup cepat akibat lari-lari.

"Iya ish serius tadi yang lain juga nyariin lo tapi gak ada." Jawab Ara sambil duduk di sebelah Raina.

"Gue ada kok, cuma kalian gak liat aja." Raina menjawab sambil membuka ponsel nya karena belum ada guru yang masuk.

"Lo jadi hantu dulu gitu?" Ara mulai kesal.

"Lo ngomong gitu nanti ketemu sama yang begituan." Jawab Raina lempeng.

"Males gue ngomong sama lo banyak becanda." Ara pergi ke bangku depan untuk menanyakan tugas matematika minggu lalu.

Rifal, ketua kelas tiba-tiba datang dan teriak, "woy pak bambang hari ini gak masuk." Tibatiba saja satu kelas hening, tak sampai satu detik semua bersorak. 3 jam pelajaran matematika dan gurunya tidak masuk, sungguh berkah dihari senin.

Raina yang tau ada jam kosong langsung saja ke barisan paling belakang, dia bawa tikar yang sudah ada dikelas dan membawa tas temannya dan tidur dikelas. Karena ia merasa jam tidurnya terganggu karena harus buru-buru pergi kesekolah. Sudah tidak aneh jika setiap hari senin pun saat jam pelajaran matematika dia selalu tidur dan dihukum berlari keliling lapangan 20 kali putaran. Tapi kali ini, ia bisa tidur dengan nyenyak tanpa harus berlari keliling lapangan.

***

"Raiiiiiii lo mau istirahat ga? Malah tidur mulu." Teriak Ara.

"Apasih berisik." Raina mendengus sebal jam tidurnya harus diganggu oleh teriakan Ara.

"Lo mau istirahat ga? Cepet keburu masuk."

"3 jam kok ga kerasa ya." Ucap Raina sambil menguap.

Ara terpaksa menarik tangan Raina karena lama sekali, bisa-bisa ia tidak jajan dan harus menahan lapar lagi.

Di kantin sudah penuh sekali, tidak ada tempat duduk yang kosong. Raina dan Ara masih celingukan mencari tempat untuk makan.

"Raiii." Teriak seorang lelaki di pojok kantin.

Raina masih celingukan mencari sumber suara, saat dilihat ternyata Eja.

"Ejaaaaa," teriak Raina lagi.

"Sini duduk bareng gue." Raina dan Ara menghampiri Eja yang sedang makan bersama teman-temannya.

"Untung ada lo, kalo engga gue gajadi jajan." Ucap Raina sambil duduk dan memakan bakso nya.

Akhirnya bel berbunyi, padahal Raina belum selesai makan bakso. Raina mendengus sebal, ia kemudian berdiri dan berjalan meninggalkan teman-temannya tanpa berkata apapun.

"Itu anak maen nyelonong aja." Ucap Eja pada Ara.

"Nyebelin ya?" Tanya Ara.

"Hm." Jawab Eja.

"Tapi lo cinta kan?" Ledek Ara. Eja hanya memicingkan mata dan menatap Ara dingin lalu kemudian berlalu.

***

Akhirnya yang ditunggu-tunggu Raina datang juga, bel pulang sekolah.

"Ra gue duluan ya." Ucap Raina.

"Oke, gue juga mau ke gramedia dulu kok gak langsung pulang" jawab Ara.

"Yaudah gue pulang ya." Raina langsung buru-buru keluar kelas.

Raina berjalan sendiri ke arah parkiran, melewati mading sekolah, ia juga sempat melihat apa saja berita terbaru yang ada di mading.

Ia kemudian kembali berjalan menuju parkiran, namun saat di parkiran tiba-tiba saja,

BRUKKKKKK...

"Aaaaaaa..." Teriak Raina yang di dengar oleh murid lain yang masih ada di wilayah sekolah.

Tiba-tiba saja semua orang menghampiri Raina.

"Shit." Di dalam mobil seorang pria mendengus sambil membuka pintu mobilnya dan menghampiri gadis yang ditabraknya.

Masih banyak kerumunan orang yang bertanya keadaan Raina, namun pria itu masih santai menunggu semuanya lebih tenang.

"Lo tanggung jawab dong bukan malah diem gitu aja." Ucap salah satu murid yang melihat Rai diam saja.

"Makanya semua minggir, gimana gue mau tolongin dia kalo lo semua ngalangin." Ketus Rai.

Semua langsung saja memberi ruang untuk Rai melihat Raina, dan mata mereka bertemu untuk beberapa saat sebelum Raina memarahi Rai.

"Lo gapapa?" Tanya Rai santai.

"Gila lo? Masih nanya gue gapapa?" Jawab Raina kesal.

"Lo gapapa kalo lo masih bisa marah-marah."

"Kalo gabisa bawa mobil mending gausah,"

"Dari sekian banyak murid di sekolah ini, kenapa harus lo yang gue tabrak!"

"Gue gamau tau lo harus tanggung jawab."

"Gamau!"

"Gue bakal bilang satu sekolah dan bakal lapor ke kepala sekolah biar lo di keluarin."

"Loh lo gabisa ngancam gitu dong."

"Kenapa gabisa? Orang ini jelas salah lo ko."

"Yaudah sini gue bantu berdiri." Rai tiba-tiba saja menarik tangan Raina dan Raina pun menjerit.

"Sakit bego."

"Rai ganteng, kaki Raina kayaknya patah coba lo bawa dia ke dokter." Ucap salah satu murid yang ada disitu.

"Kenapa harus patah sih, kan gue jadi repot." Ucap Rai kesal.

"Makanya bawa mobil yang bener, kalo emang belum bisa ya jangan maksain." Rai menatap Raina sebal.

"Terus sekarang gimana?" Tanya Rai

"Gendong gue."

"Gamau lo berat."

"Lebih berat badan gue atau lo dikeluarin dari sekolah?" Ancam Raina.

"Ga asik lu."

"Bodo. Ayo cepetan gendong gue."

Rai kemudian menggendong Raina dengan hati-hati walaupun sangat terpaksa karena memang Raina terlihat seperti sangat kesakitan dan itu ulah dirinya. Ia tidak mau dikeluarkan dari sekolah hanya karena menabrak manusia menyebalkan seperti Raina.

Rai kemudian membawa Raina ke dokter untuk memeriksa apakah benar kaki Raina benar-benar patah atau tidak.

Setelah selesai diperiksa ternyata benar, kaki Raina patah.

"Lo pulangnya gimana?" Tanya Rai santai.

"Ya lo anterin lah bego." Ucap Raina kesal, karena Rai ini seolah tidak punya salah apa-apa.

Rai kemudian hanya mendengus dan kembali menggendong Raina ke dalam mobil dan mengantarnya pulang.
...

Uwuuuuuu aku pindah cerita kesini aja yaaa ❤️ nyaman nyaman disini ya, aku janji bakalan serius disini❤️❤️❤️

TIERRA (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang