Kesepakatan

8 2 0
                                    

Rai baru saja sampai rumah, lelah sekali harus mengantar Raina pulang yang rumahnya kalau dari sekolah ke rumah Rai seolah dari ujung ke ujung.

Fiuhhh...

"Abang kok keliatan cape banget." Ucap Raisa, adik Rai.

"Abang abis nganterin temen dulu." Jawab Rai.

"Cewek?" Tanya Raisa seolah menggoda.

"Jangan mulai deh," Rai menunjukkan wajah kesal dan Raisa hanya cecengesan.

"Eh iya Mama sama Papa udah pulang belum?" Tanya Rai sambil membawa handuk untuk mandi.

"Belum, katanya nanti malem." Jawab Raisa lucu. Raisa ini sudah kelas 2 smp tetapi dia berlaku seperti anak kecil jika bersama Rai.

Rai langsung saja masuk ke kamar mandi, meninggalkan Raisa yang masih terdiam di kamarnya.

Setelah beberapa menit kemudian Rai keluar dari kamar mandi dengan celana dan baju pendek, ia kira adiknya sudah tidak ada di kamarnya ternyata Raisa masih diposisi seperti tadi.

"Rai ngapain sih masih disini." Ucap Rai seperti berbicara pada dirinya sendiri.

"Nungguin abang beres mandi." Jawabnya lugu.

"Kan bisa nunggu di bawah, lagian kenapa ditungguin?" Tanya Rai.

"Soalnya kalo nunggu diluar Abang abis mandi pasti langsung tidur." Jawabnya.

"Iya jadi kenapa nunggu?" Rai bertanya ulang.

"Mau ngajak makan diluar."

"Males ah, Abang lagi pengen dirumah."

"Tak mau!" Bantah Raisa sambil merengek, jika sudah seperti ini ia tidak bisa jika tidak menuruti keinginannya.

"Yaudah iya Rai tunggu diluar, Abang ganti baju dulu."

"Gausah lah lagian makan doang, kalo disuruh nunggu lama lagi." Raisa langsung menarik tangan Rai dan berlari menuruni anak tangga.

Mereka berdua pun pergi ke sebuah restoran yang sering mereka kunjungi dengan keluarga nya. Restoran bintang lima, yang mungkin hanya orang yang banyak uang saja yang makan disitu.

Kedua kakak beradik itu memesan makanannya, setelah menunggu beberapa menit mereka kemudian melahap makanannya. Lama sekali. Karena Rai dan Raisa kalau makan tidak bisa buru-buru. Biar bisa lebih menikmati makanan nya gitu begitulah jawaban Rai dan Raisa jika ditanya kenapa kalau makan selalu lama.

Hampir satu jam mereka baru selesai makan. Mereka kemudian merencakan setelah ini akan kemana. Baru saja Rai selesai minum ponselnya tiba-tiba bergetar. Terlihat ada satu pesan masuk namun ia tidak buru-buru membukanya. Begitulah jika ia sedang bersama Raisa ataupun bersama seseorang siapapun. Ia tidak mau merusak suasana hanya karena ponsel.

"Bang ada chat ya?" Tanya Raisa dan Rai hanya mengangguk sambil memandangi wajah Raisa.

"Kenapa sih liatin gitu." Ucap Raisa.

"Rai makin cantik." Jawab Rai santai.

"Ah masa sih." Ucap Raisa malu.

Raisa merasa ia tidak butuh pacar, karena ia sudah merasa cukup memiliki Rai sebagai kakak yang bahkan perhatiannya melebihi pacar. Ia suka merasa takut jika nanti abangnya ini sudah punya pacar apakah perlakuannya tetap sama atau bahkan akan berbeda. Tapi ia juga merasa kasihan setelah putus dari kak Chintya karena tidak mau menerima sikap kakaknya yang memperlakukan Raisa seperti bukan seorang adik.

"Pulang yuk." Ajak Raisa setelah lama keduanya melamun dengan pikiran masing-masing.

"Kenapa cepet?" Tanya Rai.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 19, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TIERRA (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang