Keramaian sore hari sebuah mobil putih membentang jalanan kota Seoul, melewati sepanjang hiruk pikuk yang menjadi pusat keistimewaan kota tersebut. Seo Joon mengemudikan mobil dengan kecepatan sedang di dampingi Jiwon yang duduk tenang tepat di kursi sebelah. Sudah menjadi rutinitas setiap hari bagi Seo Joon menjemput sang istri setelah selesai bekerja di butik yang sudah di buka satu minggu yang lalu. Seperti rencana awal mereka setelah kembalinya mereka ke Korea, baik Seo Joon ataupun Jiwon sama-sama membuat kesepakatan ingin membuka usaha di bidang yang mereka kuasai.
Seo Joon bekerja sebagai Direktur di salah satu perusahaan terbesar. Sedangkan, Jiwon memilih membuka usaha butik seperti hal yang sudah ia impikan sejak dulu. Meskipun keduanya selalu sibuk dengan pekerjaan masing-masing namun Jiwon tak pernah lupa akan tugasnya sebagai istri yang senantiasa melayani Seo Joon setiap waktu. Begitu pun sebaliknya Seo Joon tak pernah mempermasalahkan kesibukan Jiwon. Ia bersyukur ternyata Jiwon masih sempat-sempatnya meluangkan sisa waktunya untuk menyiapkan bahkan mengurus dirinya di rumah.
"Bagaimana keadaan butik? Apa semuanya baik-baik saja?" Seo Joon bertanya seraya melirik sekilas ke samping.
"Ya, sampai saat ini tidak ada kendala sedikit pun. Aku sudah mengurus semuanya, termasuk barang-barang untuk keperluan butik semuanya sudah terselesaikan."
"Syukurlah. Aku sedikit lega mendengarnya. Semoga kau sukses dengan usahamu." kata Seo Joon. "Ish! Kau ini! Aku bisa sukses berkat suamiku juga eoh! Jangan lupa akan hal itu?!"
"Benarkah? Memang siapa suamimu itu?" tanya Seo Joon lagi mencoba membuat lelucon untuk menggoda Jiwon. Seo Joon menyembunyikan senyumnya ketika Jiwon justru menatapnya sebal. "Jangan coba-coba untuk menggodaku, Seo Joon-ssi. Suamiku itu sangat tampan, bahkan ketampanannya hampir setara dengan aktor Lee Jong Suk."
"Apa?! Ck! Aku jelas lebih tampan dari dia huh?!" pekik Seo Joon tak terima. "Memang kau siapa, tuan? Apa kau suamiku?" Jiwon membalas dengan pertanyaan menjebak yang seketika berhasil membuat Seo Joon mengatupkan bibirnya rapat. Wanita bertubuh mungil itu hanya terkikik geli mendapati wajah Seo Joon yang bersemu malu.
"Kau kalah dariku, tuan. Jadi jangan coba untuk menggodaku lagi." serunya. "Aigo! Aku melupakan hal itu. Kau memang sangat pandai dalam masalah ini." ujar Seo Joon terkekeh dengan gelengan di kepala.
Beberapa menit kemudian suasana menjadi hening, Jiwon terlihat sibuk memainkan ponselnya, Seo Joon sedang mencoba fokus ke jalanan yang ramai. Ekor matanya sesekali mencuri pandang ke samping melihat suasana jalanan yang tengah ia sebrangi saat ini. Tiba-tiba penglihatan Seo Joon tak sengaja mengarah ke luar tepatnya pada seorang pria yang berjalan tergesa dengan posisi membelakanginya. Seo Joon terus menatapnya dengan memelankan laju kecepatan mobil, sampai akhirnya ia menghentikan mobilnya secara mendadak saat tubuh pria tersebut menghilang di persimpangan jalan.
"Ada apa? Kau baik-baik saja, Oppa?" tanya Jiwon khawatir sekaligus bercampur kaget akibat Seo Joon mengerem secara tiba-tiba.
"Pria itu .." wajah Seo Joon berbalik ke belakang memandang dimana pria tersebut menghilang dari pandangannya. "Pria? Siapa pria yang kau maksud, Oppa?" Jiwon bertanya kembali.
Seo Joon mengalihkan matanya ke arah lain berharap ia bisa menemukan pria tersebut. Namun, usahanya ternyata nihil pria tersebut sudah benar-benar menghilang dan ia kehilangan jejak sebelum bisa memastikan sendiri jika pria itu memang seseorang yang selama ini ia cari.
Rasa kecewa harus kembali ia rasakan. Seo Joon menyandarkan punggung dengan helaan napas panjang. Satu tangannya memijat pelan bagian pelipisnya sebagai bentuk kekecewaan.
"Aku tak sengaja melihat seorang pria yang berjalan tergesa, dan aku seperti mengenali pria tersebut. Dari belakang saja aku seperti tidak asing dengan dia."
KAMU SEDANG MEMBACA
Be Loyal With Me
FanfictionCinta tidak memandang dari rendah atau tingginya derajat seseorang. Tetapi, cinta akan datang sendirinya mengisi jiwa yang kosong. Hati yang hampa, di saat jiwa kita tengah terkekang akan kehancuran di masa mendatang.