Level 1

4 0 0
                                    

Zzzzz..... Tiba-tiba layar tv di depan kami menyala. Dan tampaklah wajah kotor psikopat itu.

"Selamat datang para players. Saya sangat senang mengundang kalian untuk masuk ke dalam permainan ini. Seperti yang kukatakan, hari ini adalah pertunjukan yang sebenarnya. Ada banyak orang yang menonton secara langsung loohh. Waaah, kalian terkenal yaa. Hmm, sepertinya kalian sudah tidak sabar ingin memulai permainan ini. Baiklah. Jika kalian berhasil memenangkan permainan ini, dan tentu saja masih dalam keadaan hidup, maka kalian akan kubebaskan. Seru kan?! Nah, permainannya cuma ada 5 level loh. Setiap level memiliki tantangan dan tingkat kesulitan yang berbeda-beda. Jika ingin selamat just follow the rules step by step. Terima kasih atas perhatiannya. Selamat berjuang. Permainan dimulai"

Tvnya kembali mati. Dia tidak waras! Permainan apanya?! Siapa dia sebenarnya?. Dia memiliki cctv, ada banyak orang yang menonton kami?, dia juga punya tv, pintu dengan sandi, gas tidur otomatis, ruangan yang besar, bahkan pil yang penuh karbohidrat!. Tiba-tiba saja speaker yang ada diatas menyala.

"Level 1. Keluarlah dari ruangan sebelum waktu habis. Jika kalian kehabisan waktu, pintu tidak akan bisa terbuka dan asam sulfat akan memenuhi ruangan. Untuk sandi pintu, kalian hanya bisa mengakses sebanyak 3 kali percobaan. Jika gagal, pintu tidak akan bisa dibuka dan asam sulfat akan memenuhi ruangan. Waktunya 10 menit. Tiiiitttt..."

Kami terdiam mendengar itu. Tidak tau apa yang harus dilakukan. Kami masih dalam keadaan terikat. Dan waktu pun mulai berjalan.

"Apa ini?! 10 menit? Kita masih terikat dan disuruh untuk keluar dari ruangan? Sandi? Kita bahkan tidak tau apa sandinya. Damn!" Teriak Veno

"Huhuhu. Kita akan mati. Kita akan mati! Huhu" tangis Amanda

"Di..diamlah.. Kita masih bisa.. Masih bisa.. Bertahan. Dia sengaja meninggalkan pisaunya kan? Kita.. Bisa menggunakan itu" kata Rian menahan sakit

Saat ini tangan Rian tidak bisa digerakkan walaupun sudah dalam keadaan tidak terikat. Jadi, aku langsung berusaha melompat dan menjangkau pisau yang ada di meja kecil itu. Ini akan jauh lebih cepat karena pisaunya sangat tajam. Walau penuh darah, tak ada pilihan lain selain ini.

Aku segera memotong tali yang mengikatku. Lalu membantu yang lainnya. Sisa waktu hanya tinggal 6 menit lagi. Dan masalah yang harus kami pecahkan sekarang adalah sandi pintu.

"Apa itu?" Tanya Rian pada Amanda

"Antibiotik"

"Gimana kau tau?" Tanya Rian kembali

"Aku dari jurusan kedokteran. Aku tidak tau kenapa badut itu meninggalkan antibiotik disini. Tapi ini akan berguna untuk mencegah terjadinya infeksi pada lukamu. Kau sangat kuat. Bisa bertahan dari luka separah ini. Tahanlah sebentar, mungkin ini akan sedikit perih"

"Aaakkkkkhhh" teriak Rian kesakitan

"Bertahanlah" ucap Amanda

Buukk!! Pukulan yang keras menghantam wajah Veno

"Jika saja kau tidak bertindak gegabah, Rian tidak akan seperti ini. Dan kita pasti sudah keluar sekarang!" Teriak Kevin

"Kau pikir kita akan bisa keluar ha?! Kau tau sandinya apa? Kenapa kau malah menyalahkanku? Lagian memang idenya kan mau melarikan diri? Tidak akan ada pengaruhnya jika aku pencet tombol sandinya atau tidak. Cepat atau lambat kita akan tertangkap juga kan karena masih terperangkap di ruangan ini. Bukannya itu pantas jika hanya dia yang mendapat hukuman itu?!" Teriak Veno kembali

Buukk!! Sekali lagi. Veno dipukul oleh Kevin begitu keras, hingga dia tersungkur. Melihat itu aku langsung berusaha menenangkan Kevin. Wajar bila Kevin marah pada Veno. Perkataan Veno keterlaluan sekali.

"Hei kau! Jika salah ya minta maaf dengan tulus. Jangan pura-pura tidak tau dan malah menyalahkan orang lain. Kau pikir menahan rasa sakit dengan luka perih separah itu mudah? Aku bukannya berada di satu pihak, tapi karena kau bersalah kau seharusnya malu!. Kau ingin tau pengaruh jika kau memasukkan sandi secara asal atau tidak? Jika saja kau tidak memasukkan sandinya, kita masih bisa keluar lewat ventilasi di atas sana! Kau lihat kan?! Ventilasi itu cukup besar untuk kita semua!" Jelasku kesal

"Hei sudahlah, tidak ada gunanya berdebat. Waktu kita tidak banyak. Lihat! Hanya tersisa 3 menit lagi!" Ucap Amanda melerai

"Oke baiklah, kita punya 3 kesempatan untuk mencoba. Karena Veno sudah pernah mencoba, jadi dia tidak perlu mencoba lagi. Aku akan anggap jawaban kalian berdua (Rian dan Kevin) itu sama, lalu kau Amanda akan mencoba, dan untuk terakhir itu aku. Ingat! Sebelum memasukkan sandinya kita harus sepakat dulu, kau dengar Veno?"

"Hm" kata Veno sambil mengangguk

Jika melihat variasi huruf dan angka yang ada di tombol sandinya, seharusnya ini cukup mudah. Karena tombolnya hanya 9 dengan variasi huruf ada 5 dan angka ada 4, setidaknya memudahkan kami untuk menebak sandinya. Kami butuh 5 variasi huruf ataupun angka untuk membukanya.

"Gimana kalau SOAP6? Tanya Rian

"Ha kenapa?" Tanya Amanda kembali

"Sabun berhubungan dengan kimia kan? Sepertinya dia lumayan paham tentang kimia. Lalu 6 itu menandakan huruf pertama dari kata Farmasi"

"Masuk akal" kataku

Kevin pun mencoba memasukkan sandinya, dan benar saja kata itu salah. Aku mulai bingung apa maksudnya?.

"Kalau PAS24? Badut itu bilang ikuti rules nya kan? Katanya kita punya batas waktu dan batas pengaksesan kata sandi. Jika kita tidak tau, maka asam sulfat akan masuk kan? Kalau orang indonesia biasanya bilang pas jika tidak tahu, sedangkan 2 dan 4 itu terletak diantara angka 3 yang mana bertepatan dengan batas kali kita mencoba" jelas Amanda

"Mungkin bisa" jawab Kevin

Amanda kembali mencoba seperti yang dilakukan Kevin, namun lagi-lagi gagal.

"Hoi biarkan aku yang mencoba!" Teriak Veno

"Nggak boleh!" Jawab Amanda

Aku berpikir sangat lama.

"Vin! Alvin! Cepatlah! Waktu tinggal 30 detik lagi!" Teriak Kevin

Aku tidak mengacuhkan mereka. Semua berteriak padaku. Detik demi detik mulai habis. Aku berpikir sangat dalam. Jika untuk selamat harus mengikuti setiap peraturan. Dia bahkan tidak memberikan peraturan! Yang dia berikan hanyalah petunjuk waktu dan percobaan sandi! Tunggu dulu! Asam sulfat! Dia memberikan petunjuk kami akan mati. Jika memang katanya untuk bisa selamat harus mengikuti peraturan, dan maksud dari si badut peraturan itu adalah petunjuk, maka sandinya mungkin saja..

"Alvin! 8 detik lagi!" Teriak Veno

"Aku tau! Aku tau! Aku tau sandinya!"

Tririring.. Kreeekkkk.. Suara yang daritadi kami tunggu-tunggu akhirnya terdengar. Pintu pun terbuka dan kami langsung bergegas keluar dari ruangan itu. Sesaat kami keluar dari ruangan itu, pintu pun kembali tertutup. Sebenarnya kami tidak keluar dari satu ruangan, melainkan masuk ke ruangan yang lainnya untuk menyelesaikan setiap level.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 16, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Game OverWhere stories live. Discover now