Kesatu - Berjuang Tanpamu

59 12 0
                                    

Semua pertanyaan yang diajukan telah dijawab dengan jelas, presentasi kali ini ditutup dengan standing applouse dari dosen mata kuliah makro yang dikenal sangat pamungkas karena 3sks dan banyak sekali senior yang mengulang, menandakan bahwa kelas hari ini telah usai , mahasiswa kelas 3A Prodi Ekonomi berhamburan meninggalkan ruangan , tak terkecuali mereka ; Ara, Rama dan Niken.

Rama dan Niken adalah teman satu prodi yang paling akrab dengan Ara, yang paling mengerti kabar tentang tugas, dosen yang tidak hadir dan apapun tentang perkuliahan.

"Ra, makasih ya kerjasamanya , berkat lo presentasi kita dipuji dosen." Ungkap Niken dengan penuh senyuman,
"Yoi sama sama cuy" balas ara
"Oiya lu mau langsung balik ra? Ikut kita aja yuk nongkrong sekalian ngerayain karena dipuji dosen matkul ter-pamungkas hehe" sahut Rama.
"Engga , gue mau langsung latihan , nanti lain waktu gue ikut deh ram, ken. sorr.....''

Rama memotong pembicaraan, untuk memastikannya bahwa ara benar benar sudah pulih"Loh bukannya kaki lu masih cedera?"
"Udah mendingan kok lagian juga udah 3bulan gue pemulihannya, eh gue duluan ya , soalnya ojol gue udah nunggu, kalian takecare yaa" Sambil berlari lari kecil menuju lift.
"Yoi semangatt ra"

Mentari Nararya, gadis sederhana yang akrab dipanggil Ara kuliah di jurusan Ekonomi semester 3. Anak semata wayang yang hidup bertiga dengan kedua orangtuanya dengan penuh kesederhanaa sejak perusahaan ayahnya mengalami kebangkrutan, itulah membuat ara menjadi tangguh dan terus berjuang menggapai cita citanya.

Hari ini , cuaca sedang tak bersahabat. Matahari enggan menunjukan dirinya, awan gelap hadir menyelimutinya. Dan rintik hujan mulai turun.

"Neng mau pake jas ujan ga ?"
"Neng???"
"eh iya maaf, gausa gapapa bang , sebentar lagi udah mau sampe kok" sahut ara ketika tersadar dari lamunannya.

Sama halnya dengan langit sore ini, hati ara gelap , gelap karena rindu dengan seseorang. Rindu yang tak tau arah temu. Rindu dengan reyshan , yang sekarang entah tak tau dimana keberadaannya.

Seketika turun dari ojol, ara melihat layar handphonenya menyala , pertanda ada pesan masuk dari sahabatnya, Chaca. Chaca , sahabat Ara satu satunya yang mengetahui kondisi Ara. Berbeda dengan Ara, chaca sudah mengikuti ekskul silat sejak SMP dan sudah sering memenangkan kejuaraan. Selain itu, chaca juga aktif diorganisasi kampus.

"Ra, lo dimana? Latihannya udah mau mulai nih'' Pesan masuk dari chaca lima menit yang lalu.
"Baru sampe depan gerbang" balas ara.

Ara langsung masuk ke Student Center, tampaknya latihan telah dimulai. Ia melihat Ka Febri, sang pelatih yang sangat friendly dan care kepada anak muridnya, sudah berdiri di aula student center. Setelah berganti baju silat , ia langsung menghampiri pelatihnya.

"Assalamualaykum kakfeb, maaf ara telat , soalnya baru selesai matkul" ucap ara sambil menunjukan sikap hormat.
"Waalaykumsalam, gapapa ra baru mulai kok 10menit yang lalu, langsung pemanasan ya bareng Ranu yang baru datang juga." balas sang pelatih.

Tiba tiba seseorang datang menghampiri aradan berkata "Eh ayo pemanasan , tadi kata kakfeb lari dulu tiga puteran" Ucap ranu. Ara langsung menoleh ke sumber suara "oke ayo"

Sudah sekitar tiga bulan , Ara berhenti latihan , dikarenakan kondisi kakinya yang tak bersahabat, cedera engkel yang didapat saat latihan untuk kenaikan sabuk saat itu. Memang sudah tiga bulan , sejak terakhir ia latihan tak pernah lari, hal ini membuat ara sangat keletihan. Seseorang tadi menoleh dan berkata

"Kamu anak baru ya?"
"iya"
"serius?"
"baru versi lama"
"aihhh...."
"gue Cuma baru latihan lagi, kemaren sempet vakum"
"oh pantesan baru liat"

Setelah pemanasan, ara bergabung dengan yang lain yang sudah menunggu. Seperti biasa, pelatih mengintruksikan berpasangan, kali ini dalam memegang dan menendang pecing¹. Ara pun langsung menatap chaca, begitupun sebaliknya, yang menandakan bahwa mereka saling setuju.

DifferentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang