Kedua - Hilang

14 5 0
                                    


Kini , dewi fortuna masih memihaknya, sang dosen mata kuliah baru datang tepat ketika Ara sudah duduk di Kelas. Rama mengajak Ara untuk duduk disampingnya, Rama tau betul bahwa Ara mahir dalam mata kuliah ini.

”Sini ra, duduk samping gue”
Ara menerima ajakan  Rama, karena posisi duduknya didepan agar bisa jelas melihat dosen yang menjelaskan, kemudian Ara menghampiri Rama sambil berkata ”Okaiii, gue duduk sini ya.”

Sang dosen mata kuliah Komputer Akuntansi menjelaskan mengenai jurnal umum kemudian memberikan contoh agar mahasiswa nya paham. Tak lama kemudian, beliau memberikan tugas untuk membuat jurnal umum dengan data yang telah beliau persiapkan.

Mata kuliah Komputer Akuntansi itu susah susah gampang butuh ketelitian agar ballance atau seimbang dalam sisi debit dan kredit. Sama seperti hidup Ara tanpa Reyshan bagaikan kredit tanpa debitnya.

Ara mengerjakan tugas tersebut dengan serius dan fokus. Tiba tiba, Niken datang menghampiri Ara dengan membawa selembar kertas.

”Ra, ini gimana sih caranya?” tanya niken dengan wajah penuh kebingungan.
”Ini elo disuruh bikin jurnal umum, tapi data yang harus elo masukin ini dari transaksi yangharus di analisis dulu, masuk ke kredit ataupun debit.”
”Oh ngerti, nah coba ra contohin, kalau transaksi pertama masuk kemana ni?
”Transaksi pertama itu kan setoran perusahaan sebagai  modal awal, nah itu masuk disisi kredit dan kas nya bertambah disisi debit.”
”Oh gitu, makasih ara cantikkkk” jawab Niken  sambil mencubit pipi Ara.
”Ya”

Kemudian Rama menoleh kepada Ara dan bertanya ”Ra, kalau membeli perlengkapan secara tunai masuk kemana?” tanya Rama dengan bingung
”Oh itu, perlengkapan bertambah itu di debet dan kas berkurang itu dalam sisi kredit”
”Okaii maaciw ra”

Akhirnya, tugas yang diberikan dosen selesai dikerjakan tepat ketika jam  mata kuliah Komputer Akuntansi usai. Ara pun langsung memberikan file tugasnya ke ruang dosen.

Ketika selesai mengumpulkan file tugasnya di Ruang Dosen, Ara langsung beranjak keluar ruangan. Tiba-tiba di depan Ruang Dosen sudah ada seseorang laki-laki berbadan tinggi, berkulit putih dan berhidung mancung yang sedang mengamatinya. Nampaknya Ara seperti pernah melihatnya. Seseorang tersebut langsung menghampirinya dan berkata ”Mentari Nararya ya?” Ara terheran, tak banyak orang yang mengetahui dirinya dengan nama lengkap, biasanya orang-orang hanya mengenal dengan nama Ara, lantas Ara menjawab ”Kok lu tau nama gue? Penguntit yaa?! Selidik Ara dengan tatapan yang tajam.

Ranu terbelalak kaget dengan sikap Ara yang jutek dan ketus namun Ranu tetap santai mengulurkan tangan dengan berkata ”Kenalin Nama gue Ranu Arion Ramadhan , anak komunikasi semester empat”

Ara langsung berkata dalam  hati, Ah sial ini pasti yang Chaca maksud. Ara tidak menanggapi uluran tangan Ranu, Ara hanya bergumam dengan wajah kesalnya ”Ok, lu udah tau nama gue kan?” Ara beranjak meninggalkan Ranu yang belum sempat berkata lagi.

Ranu menghelakan  nafas dan berkata dalam hati ”Wow jutek dan cool banget’’ Ranu benar benar tak menyangka bahwa ia jatuh cinta dengan perempuan yang mistery seperti itu.

Ara tak habis pikir dengan Chaca karena selalu menyomblanginya, padahal Ara punya alasan tersendiri untuk menyendiri. Seperti biasanya, selesai mata kuliah,Ara langsung pulang kerumah untuk membantu kedua orang tuanya yang membuka rumah makan yang sangat sederhana.

Ara sudah berjalan meninggalkan Ranu, tanpa Ara ketahui Ranu mengikutinya dari belakang. Ara berbeda dengan mahasiswa lainnya, Ara lebih menyukai berjalan kaki untuk pergi ke kampus, bila ia sedang tidak bersama Chaca, karena Ara tak bisa mengendarai motor dan juga Ara lebih suka bahwa uangnya ditabung daripada untuk naik transportasi umum ataupun ojek online, karena jarak rumah Ara dengan kampus tidak terlalu jauh, dan hanya butuh waktu lima belas menit bila berjalan kaki.

Hari ini langit sangat indah dengan warna birunya, matahari tidak terlalu memancarkan cahayanya, angin sepoi sepoi menemani langkah Ara menuju Rumah.

Di pinggir trotoar, Ara melihat seorang anak kecil itu lagi dengan karung berisi botol-botol yang terlihat keletihan, sedang duduk sambil mengipaskan  topinya. Ara pun teringat bahwa bekal nasi bungkusnya belum tersentuh sama sekali karena Ara belum lapar. Ara pun menghampiri anak kecil itu.

”Hai cantikk” sapa Ara.
”Eh kak Ara dateng lagi, kaka udah pulang kuliah ya?” sahut Ara.
”Udah dongs, nih aku bawain makanan untuk kamu.”
”Tau aja kak, kalau  aku belum makan, terimakasih ya kak” Ara hanya tersenyum dan membalasnya dengan mengelus kepala anak kecil itu.

Putri namanya, seorang anak kecil yang masa mudanya direnggut, yang harusnya bermain bersama teman teman sebayanya, namun Putri harus terpaksa menjadi seorang pemulung untuk membantu Ibunya. Sang ayah telah tiada sejak Putri masih TK,harus menuntut Putri melakukan ini. Sang Ibu hanya bekerja ebagai buruh cuci dan pencari botol kaleng bekas untuk dijual kembali.

Ara berusaha menahan air matanya agar Putri tak melihat bahwa Ara bersedih, hingga akhirnya Ara pamit kepada Putri seorang anak kecil pemulung itu
”Put ini kamu makan dulu ya, nanti kamu sakit loh, aku pulamg dulu ya semoga kita ketemu lagi besok hehe” sambil melambaikan tangan dan memberikan senyuman.
Putri membuka iketan karet kertas nasi yang diberikan sambil berkata  ”Dadahh ka Ara”.

Hidup memang perjuangan, kita sama sama berjuang dengan porsi yang sama, hanya saja dengan cara yang berbeda. Hidup tak melulu baik selalu, adakalanya kita terjatuh, agar kita melihat kebawah. Dengan itu kita bisa bersyukur. Ara perlahan berjalan meninggalkan anak kecil itu, menghela nafas menikmati kesejukan udara, menikmati hidup dengan bersyukur. Ara masih tak menyadari bahwa Ranu menbututinya daritadi.

Ara tiba dirumah, melihat kedua orang tuanya  yang sedang sibuk melayani pembeli, rumah makan yang sangat sederhana itu sedang ramai-ramainya dikunjungi pembeli karena sudah masuk jam istirahat dan  mahasiswa berbondong-bondong untuk membeli makan siang.

”Sini mah, Ara bantuin, Ara yang anterin aja” sambil mencium tangan sang Mama dan Ayahnya.
”Eh anak mama udah pulang, taro tas dulu sana nak, ini dikit lagi udah selesai kok” jawab Mama.
”Gimana tadi kuliahnya?” sahut Ayah
”Alhamdulillah, Cuma satu matakuliah doang kok dan udah selesai tugasnya jadi gaada tugas deh yah”

Mama yang memasak, Ayah yang menyiapkan minuman, dan Ara yang menyiapkan makanan untuk disajikan  lalu mengantar makanan dan minuman yang dipesan pembeli.  Tak terasa waktu terus berputar, dagangan mereka pun sudah habis. Chaca pun datang dengan tergesa gesa.

”Ra, ayo elo udah siap?” tanya chaca dengan terburu buru.
”Kemana?” sahut Ara dengan penuh kebingungan.

[BAGIAN 2 PART 2 DIUPDATE KAMIS INI]
*maaf baru update dikarenakan banyak tugas kuliah :(

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 06, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DifferentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang