Malam indah dengan bulan yang bersinar terang,
suasana yang pas untuk tidur lebih awal,
tetapi suara bising terus keluar berasal dari ruang tamu,
Aku mencoba dan mencoba tuk memejamkan mata,
semakin lama, semakin aneh teriakan mereka, seperti menjerit minta pertolongan.
Berjalan keluar dari kamar menuju ruang tamu, niat untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi,
"eh?, kenapa lampunya dimatikan?, bukankah mereka tadi sedang teriak-teriak gak jelas?, dan kenapa sekarang terdiam?". batinku dengan perasaan aneh.
ketika perlahan berjalan ke ruang tamu, aku menginjak sesuatu yang aneh, cairan kental dan dingin membasahi kakiku, aku berusaha mencari saklar dengan meraba-raba tembok.
"nah akhirnya ketemu".
Saat aku nyalakan lampunya, tiba-tiba ku melihat semua organ tubuh berserakan, cairan kental dan dingin tadi rupanya darah mereka.
"AAAAARRRGGHHHH....!!!!!".
"Apa yang terjadi di sini?!, bagaimana bisa seseorang tega melakukan ini?"
Aku menangis histeris, entah apa yang kurasakan saat ini, karena walau bagaimanapun mereka tetaplah keluargaku, perasaan senang dan sedih bercampur menjadi satu, perlahan aku mulai tertawa, aku-pun tak tahu apa yang sedang kutertawai, tapi sepertinya aku tidak merasakan kesedihan yang mendalam saat ini.
Saat kupalingkan pandanganku kedepan, aku melihat sosok orang berbaju hitam dengan menggunakan topeng aneh diwajahnya. Sosok itu menatapku, perlahan dia berjalan kemari mendekat ke arahku
Aku melihat sekeliling apakah ada yang bisa digunakan untuk melawan sosok itu, nampak sebuah pisau dapur tergeletak dibawah meja. Aku menghentikan tangisku dan berdiri tegak, mencari cara agar aku bisa meraihnya.
"Bagaimana caraku untuk mengalihkan perhatian orang itu? ". batinku menyusun rencana
Dengan hati-hati aku mengambil handphone disaku, lalu menelpon telepon rumah, sesaat perhatiannya teralihkan dan aku bergegas mengambil pisau itu, dan seketika ku arahkan ke tubuh orang itu.
"Jlebb". Sepertinya tepat sasaran!
"Dasar anak kecil tak tahu diri!!. Berani-beraninya kau menusukku!!". Sosok itu berkata sambil menahan rasa sakit.
"Bukannya itu salahmu sendiri yang terlalu lengah menghadapiku?". Jawabku.
"Hohho, besar juga nyalimu, kalo begitu mari sini akan kutunjukkan seni pembunuhan yang sempurna". Dengan sombong dia berlari mendekatiku.
Aku berlari sejauh mungkin, tanpa kusadari aku sudah berada di dalam hutan, angin yang kencang berhembus, diiring hujan deras.
"Apakah orang itu masih mengejarku?". Dengan nafas terengah-engah aku berhenti berlari.
"Tunggu sebentar, sepertinya aku tahu tempat ini". Rencana jahat mulai muncul di benakku.
5 menit kemudian...
Orang itu akhirnya datang, dia tampak kebingungan mencari diriku, aku menampakkan diri tepat di depannya.
"Apa kau mencariku?". Ujarku percaya diri.
"Bravo, tak kusangka drimu sendiri yang akan menampakkan diri, jadi tidak perlu repot-repot lagi mencarimu". Jawabnya
"Tapi sepertinya pertemuan kita akan berakhir kali ini". Aku memanggil kawanan serigala dan mengepungnya.
"Apa-apaan ini? tidak adil!, jadi ini yang membuatmu begitu percaya diri, huh?!". Dia menghentak.
"Serang Dia!!!". Aku memerintahkan mereka dan dalam sekejap orang itu dicabik-cabik oleh mereka.
Rasa senang yang tiada henti membanjiri perasaanku kali ini, baru pertama kali aku bisa merasa sebahagia ini, matanya yang keluar dari organ tubuhnya menggelinding padaku, kuambil bola mata itu dan perlahan kujilat.
"Hmm...rasanya agak aneh tapi nikmat sekali!!, aku ingin lagi..!!! lagi!! dan lagi!!". Sembari menelannya perlahan.
TO BE CONTINUE...
VOTE, COMMENT, AND SHARE
JANGAN LUPA TINGGALKAN KRITIK DAN SARAN...
TERIMA KASIH DAN SAMPAI JUMPA DI EPISODE SELANJUTNYA...
YOU ARE READING
As The Blood, So Precious
TerrorSemua berawal dari , indahnya makan malam bersama keluarga, akan tetapi aku sendiri dikucilkan di keluarga ini. Karena memang tiada yg spesial dariku, mereka hanya membangga-banggakan kakakku yg selalu mendapat prestasi dan banyak penghargaan diseko...