Masa Orientasi Siswa yang seharusnya berjalan lancar, pada hari terakhir ini terhalang oleh seorang perempuan yang terluka akibat terjatuh saat kegiatan lari. Kakak kelas perempuan yang mengawasi kegiatan MOS kelas X-4 ipa membantu perempuan itu untuk diantar keruang UKS.
"Kamu nggak apa apa dik?" tanya kakel perempuan itu lembut.
"Nggak apa apa kak, maaf gara gara saya kegiatannya jadi terganggu" adkel itu meminta maaf sambil menundukkan kepala.
"Udah itu biar diurus sama temen kakak yang penting kamu nggak apa apa" ucap kakel itu dengan nada sedikit lega.
Dua perempuan itu berjalan dilorong sepi dengan kakel yang memapah adkelnya. Sesampainya didepan pintu UKS kedatangan mereka diketahui oleh laki laki yang sepertinya terkejut akan kedatangan mereka.
"Kamu ngapain kesini Re?" tanya laki laki itu kepada kakel perempuan.
"Ini Indy, adkel X-4 Ipa jatuh tadi pas kegiatan" perempuan yang dipanggil Re itu mengeser laki laki yang berdiri didepan pintu.
"Yaudah sana diobatin" laki laki itu duduk dikursi penjaga UKS.
"Enak aja ngomongnya, lo yang anak PMR kok gue yang harus ngobatin. Sono lo aja yang obatin, gue mau balik kelapangan" perempuan itu beranjak pergi setelah mendudukkan adkelnya dikasur UKS.
"Ck, Reina" laki laki itu berucap dengan geram.
"Kak?" panggil perempuan itu dengan menatap kakel laki laki itu.
"He'em napa dek?" tanya kakel itu dengan adkel yang tadi dipanggil 'dek'.
"Kak Leon kapan mau ngobati Indy ?" tanya perempuan yang memanggil dirinya sendiri 'Indy'.
"Iya adik ku yang manis" kakel laki laki itu bernama Leon Jaya, kakak kandung Indy.
Leon mengambil kotak P3K dan mulai mengobati kaki adiknya. Hubungan keluarga antar saudara Jaya ini tidak ada yang mengetahui dalam sekolah dan jika ada yang tau mungkin orang orang tertentu.
"Nah udah bersih" ucap Leon menempelkan plester pada luka Indy.
"Makasih kak" Indy tersenyum ceria menampakkan lesung pipinya.
"Baik baik makanya kalau olahraga tuh jangan banyak tingkah" sang 'guru' Leon mulai menceramahi.
"Kalau olahraga nggak banyak tingkah terus apa? berdiri terus kayak patung?" senyum ceria diwajah Indy sekarang berganti menjadi gembungan pipi.
"Yaudah nggak usah ikut aja sekalian" ucap Leon sambil mengacak rambut Indy.
"Ih kakak!" teriak Indy sambil membenarkan rambutnya.
"Hahaha" tawa Leon dan Indy seketika pecah saat mereka menatap satu sama lain.
Keakraban Leon dan Indy sedari tadi diperhatikan seorang perempuan. Perempuan itu meninggalkan UKS dengan wajah marah dan menampakkan kebencian.
'Awas aja lo Ndy' batin perempuan itu setelah melihat keakraban Leon dan Indy.
***
Disisi lain UKS perempuan yang melihat kejadian itu memasuki ruang kelas dengan wajah marah.
"Ngapa muka lo kok ditekuk gitu Re?" tanya perempuan yang duduk samping Reina, perempuan yang benci melihat keakraban Leon dan Indy.
"Si adkel yang gue tolongin itu malah deket deket sama gebetan gue tuh" kesal Reina membanting buku yang dipegang temannya.
"Ma, marah si, sih ma,marah ta,tapi ja,jangan lo ban,banting ju,juga bu,buku gu,gue" perempuan yang duduk didepan Reina berbicara dengan gagap.
"Heh Ya, bicara lo itu bisa diperbaiki nggak sih? Kelamaan tau cuma mau ndengerin lo bicara" kemarahan Reina naik satu tingkat lagi gara gara cara ngomong Aya yang gagap.
"Betul tuh" perempuan geng Reina yang satu juga setuju dengan pendapat Reina.
"Heh Zia, lo cari tau sana hubungan Leon sama Indy" perintah Reina kepada teman sebangkunya.
"Ok, kuy Sia" ajak Zia kepada kemarannya yang duduk samping Aya.
"Ya nggak sekarang juga kali" Reina berbicara sambil membuka buku.
"Bu,buat ap,apa si,sih?" tanya Aya menatap Reina.
"Tanggan gue gatel, dah lama nggak buat bully" ucap Reina tersenyum licik.
"Kita mulai berburu" sambung Zia dengan tersenyum jahat.
***
Manteman jangan lupa vote and komen...
KAMU SEDANG MEMBACA
Me and Them
Teen FictionGadis cantik yang sangat butuh perlindungan ini bernama Wulan Indyra Jaya yang biasa dipanggil Indy. Kehidupannya berbeda dari yang ia harapkan yaitu melewati tiga tahun di SMA Jaya dengan tenang. Sebuah berita yang mengemparkan satu sekolah ini mer...